Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Gambaran Umum HIV & AIDS Global Saat Ini

HIV & AIDS masih dianggap sebagai masalah utama kesehatan masyarakat. Laporan terbaru UNAIDS memberikan gambaran umum mengenai kondisi HIV & AIDS global saat ini.
Oleh Kresentia Madina
27 Juli 2023
tangan memegang pita merah dengan figur kertas berbentuk keluarga di sampingnya

Foto: jcomp di Freepik.

Setiap orang berhak untuk hidup sehat. Untuk menjadi sehat, kita memerlukan sistem kesehatan yang inklusif, di samping usaha sendiri seperti makan dengan sehat dan berolahraga. Sistem ini sangat penting untuk mengatasi berbagai penyakit kronis, termasuk HIV & AIDS. Laporan terbaru dari UNAIDS memberikan gambaran tentang kondisi HIV & AIDS global saat ini, termasuk perkembangan, tantangan, dan langkah ke depan yang diperlukan.

HIV & AIDS

HIV (Human immunodeficiency virus) adalah penyakit yang menyerang sel darah putih tubuh dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Virus ini membuat orang lebih rentan terhadap penyakit menular seperti tuberkulosis dan kanker. HIV menyebar melalui cairan tubuh, termasuk darah, ASI, air mani, dan cairan vagina. Pada stadium paling lanjut, penyakit ini disebut AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome).

WHO masih menganggap HIV sebagai masalah utama kesehatan masyarakat global. Meskipun saat ini belum ada obat untuk infeksi HIV, akses ke pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan dapat membantu pengidapnya untuk menjaga kesehatan mereka dan menjalani hidup lebih lama. Terapi antiretroviral (ART) adalah salah satunya.

Laporan Perkembangan AIDS Global UNAIDS 2023 menyebut bahwa kondisi HIV & AIDS global telah menunjukkan perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, jumlah kematian terkait AIDS telah berkurang 69% sejak puncaknya pada tahun 2004. Pada tahun 2022, perkiraan jumlah infeksi HIV baru mencapai 1,3 juta, angka terkecil dalam beberapa dekade. Terdapat penurunan kasus sebesar 50% untuk perempuan dan 44% untuk laki-laki berusia 15-24 tahun yang tertular HIV sejak tahun 2010. Secara global, 71% orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2022 telah menekan jumlah virus dalam darah mereka.

Kondisi HIV & AIDS Global

Laporan tersebut menyatakan bahwa negara-negara yang memiliki terobosan paling signifikan dalam respons dan tindakan HIV adalah negara-negara dengan komitmen politik yang kuat untuk memprioritaskan manusia dan berinvestasi dalam strategi yang telah terbukti. Negara-negara tersebut mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memprioritaskan pendekatan inklusif yang menghormati hak asasi manusia dan terlibat dengan komunitas yang terkena dampak HIV. Menghapus kriminalisasi, stigma, dan ketimpangan yang menghambat orang dalam mencari pengobatan sangat penting untuk mendorong kemajuan.

Beberapa negara di Asia telah berhasil mencapai kemajuan dalam program HIV mereka. Di Kamboja, infeksi HIV baru dan kematian terkait AIDS telah berkurang sebesar 91% melalui kebijakan berbasis bukti dan respons yang ditingkatkan. Di Nepal, program pencegahan terfokus berhasil menurunkan 77% infeksi HIV baru.

Sementara itu, Thailand sedang dalam proses mencapai target 95–95–95. Negara itu mengintegrasikan langkah-langkah untuk mengatasi stigma dan diskriminasi ke dalam respons HIV nasional. Target 95-95-95 mengacu pada komitmen untuk mendiagnosis 95% dari semua orang HIV-positif, memberikan terapi antiretroviral (ART) untuk 95% dari mereka yang didiagnosis, dan mencapai penekanan virus untuk 95% dari mereka yang diobati.

Kemajuan dalam penanggulangan HIV & AIDS global sangat penting untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selain memperkuat sistem kesehatan masyarakat, program HIV dapat mengarah pada pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, stabilitas keuangan, dan penurunan angka kematian.

Tantangan & Langkah ke Depan

ilustrasi seorang pria bersama seorang anak perempuan
Foto: UNAIDS.

Meskipun terdapat kemajuan signifikan, tantangan dalam upaya pencegahan, pengobatan, dan perawatan HIV & AIDS global tetap ada. Menurut laporan tersebut, sekitar 9,2 juta orang dengan HIV belum menerima pengobatan pada tahun 2022. Selain itu, sekitar 2,1 juta orang mendapatkan pengobatan tetapi tidak mengalami penekanan jumlah virus. Hampir seperempat infeksi HIV baru (23%) terjadi di Asia dan Pasifik, di mana infeksi HIV baru meningkat secara mengkhawatirkan di beberapa negara.

Kriminalisasi, stigma, dan diskriminasi tetap menjadi hambatan signifikan bagi kelompok marjinal dalam mengakses pengobatan HIV. Kesenjangan pendanaan masih terjadi, dengan USD 29,3 miliar dibutuhkan untuk mencapai target 2025. Pendanaan yang cukup dan penggunaan yang efisien menjadi sangat penting, karena analisis laporan menemukan hubungan antara peningkatan pendanaan pencegahan HIV dengan penurunan jumlah infeksi HIV.

Secara keseluruhan, laporan tersebut meyakini bahwa ada jalan terang untuk mengakhiri AIDS. Kepemimpinan politik yang kuat, sumber daya yang memadai, upaya berbasis bukti, dan pendekatan inklusif dan berbasis hak sangat penting untuk menciptakan kemajuan dalam program HIV global. Menempatkan manusia sebagai pusat dalam setiap upaya dan berinvestasi dalam tindakan yang terbukti efektif, negara-negara di seluruh dunia dapat mengambil langkah maju bersama dalam memberantas AIDS dan memperkuat kesehatan masyarakat global.

Baca laporan selengkapnya di sini.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan

Continue Reading

Sebelumnya: Merebaknya Pengangguran Kaum Muda, Bagaimana Mengatasinya?
Berikutnya: Memperkuat Upaya Penghapusan Perdagangan Orang di Indonesia

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.