Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Perihal Masalah Laut dan Upaya Mitigasi yang Perlu Kita Tingkatkan

Tak bisa dipungkiri, laut sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Lalu, seperti apa masalah laut dan bagaimana upaya mitigasi yang ada saat ini?
Oleh Kresentia Madina
8 Juni 2023
seekor penyu berenang di bawah permukaan laut

Photo: TJ Fitzsimmons di Unsplash.

Ketika berbicara tentang laut, hal yang pertama melintas di kepala kita mungkin adalah luasnya. Ya, lautan mencakup 70% permukaan Bumi. Ribuan keanekaragaman hayati hidup di laut dan berkontribusi pada keseimbangan keseluruhan ekosistem planet ini. Orang-orang mencari nafkah di laut; ada yang dengan perahu besar, ada yang dengan perahu kecil. Tak bisa dipungkiri bahwa laut sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Namun, bagaimana kondisi laut kita saat ini? Apa masalah laut kita hari ini dan bagaimana upaya mitigasinya?

Seberapa parah kerusakan laut dalam beberapa dekade terakhir barangkali merupakan hal kedua yang melintas di benak kita ketika ingat tentang laut. Laut sangat penting tetapi juga salah satu bagian Bumi yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan berbagai krisis dunia lainnya. Karena kebutuhan untuk merawat Bumi semakin mendesak, mari kita simak bagaimana masalah laut kita, upaya mitigasinya, serta kondisinya secara keseluruhan.

Polusi dan Pembersihan

Polusi adalah salah satu masalah yang paling serius bagi laut. Polusi hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya polusi plastik yang paling mengotori laut. Laporan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) tahun 2022 mengungkap bahwa timbulan sampah plastik global mencapai 353 juta ton, dan hanya 9% yang didaur ulang dengan benar. Diperkirakan 30 metrik ton sampah plastik mengambang di laut dan samudra. Selain plastik, polusi laut juga berasal dari aktivitas pelayaran dan tumpahan minyak, yang juga merugikan kesehatan dan penghuni laut.

Banyak upaya, baik besar dan kecil, yang telah dilakukan untuk mengurangi pencemaran laut. Inisiatif seperti yang dilakukan The Ocean Cleanup, misalnya, bertujuan untuk mengangkut sampah plastik dari laut menggunakan teknologi berskala besar. Di sisi lain, kegiatan tanggung jawab perusahaan skala kecil juga dilakukan di seluruh dunia untuk pembersihan pantai. Sejumlah inovasi baru juga muncul, seperti penggunaan rambut manusia untuk membersihkan minyak di saluran air.

Penurunan Keanekaragaman Hayati dan Konservasi

Pemanasan dan pengasaman laut merupakan salah satu dampak perubahan iklim. Yang paling merasakan dampaknya adalah keanekaragaman hayati laut yang mengalami dampak langsung dari polusi dan ancaman laut lainnya. Tidak hanya makhluk besar seperti paus dan ikan, organisme kecil di dasar laut juga terkena dampak. 

Laut yang menghangat tidak dapat ditinggali oleh beberapa keanekaragaman hayati. Laut yang menghangat juga mengubah pola migrasi paus dan mengganggu pertumbuhan padang lamun, yang semuanya memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem laut yang seimbang. Dalam kasus lain, pengasaman laut membuat tanaman tertentu mekar tak terkendali dan mengancam ekosistem pesisir. Dan pada gilirannya, pemanasan dan pengasaman laut juga akan berdampak pada kehidupan di darat.

Seiring upaya pengurangan emisi gas rumah kaca yang sedang berlangsung di seluruh dunia, upaya konservasi keanekaragaman hayati laut juga tak kalah pentingnya. Di Abu Dhabi, pemerintah, masyarakat, dan konservasionis bekerja sama untuk memulihkan wilayah darat dan laut pada tahun 2030. Great Barrier Reef di Australia juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada tahun 2022, dengan pemijahan karang untuk pertama kalinya di penangkaran sebelum musim reproduksi tahunan.

Ekonomi Biru dan Pemanfaatan Laut Berkelanjutan

Ekonomi juga merupakan hal yang tidak bisa diabaikan ketika berbicara tentang laut. Laut memiliki potensi besar yang dapat meningkatkan perekonomian dunia jika dimanfaatkan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Ekonomi biru muncul sebagai cara untuk memastikan pemanfaatan laut yang berkelanjutan seraya tetap menguntungkan secara ekonomi. Ekonomi biru meliputi perikanan dan akuakultur, pariwisata, energi terbarukan, dan transportasi.

Laut sangatlah luas dan menghubungkan berbagai negara. Oleh karena itu, memanfaatkan potensi laut secara bertanggung jawab membutuhkan kemitraan, kesepakatan, dan kerangka kerja internasional untuk menciptakan kemajuan yang bermakna. Negara-negara dengan sumber daya laut yang besar, seperti Vietnam, telah mulai memanfaatkan potensi ekonomi biru untuk meningkatkan PDB mereka. Peningkatan ekonomi masyarakat pesisir juga dapat berjalan seiring dengan pemulihan lingkungan.

Gotong Royong Atasi Masalah Laut

Hari Laut Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Juni. Momentum ini merupakan pengingat bagi kita untuk menyadari masalah laut dan bagaimana kita semua dapat berperan untuk memperbaikinya. Upaya untuk melestarikan dan melindungi laut harus selalu dilakukan sepanjang tahun karena ancaman masih terus berlanjut. Memperbaiki kondisi laut membutuhkan partisipasi skala besar dari semua pemangku kepentingan terkait, termasuk organisasi internasional, pemerintah, masyarakat, dan peneliti. Mengingat semua kehidupan di Bumi ini saling terhubung, segala upaya dan perkembangannya harus dilakukan dan dicapai tanpa meninggalkan siapapun di belakang.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan

Continue Reading

Sebelumnya: #TarusJagaRumah: Kampanye Digital Pemuda Ambon untuk Dukung Pelestarian Lingkungan
Berikutnya: Green Network Asia dan Waste4Change Gelar Workshop Virtual untuk Pengembangan Kapasitas Kreator Digital

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.