Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Seagrass Watch Melindungi Padang Lamun Indonesia

Konservasi dan restorasi padang lamun (seagrass) menjadi urgensi yang perlu didukung oleh berbagai kebijakan untuk menjaga ekosistem laut.
Oleh Maulina Ulfa
19 Mei 2023
Hamparan padang lamun di lautan.

Foto: Benjamin L. Jones di Unsplash.

Padang lamun (seagrass) merupakan bagian penting dari ekosistem laut Indonesia. Pada 2018, luas area padang lamun di Indonesia mencapai 293.464 Ha. Namun, keberadaan padang lamun kian terancam. Karenanya, perlu ada upaya konservasi dan restorasi agar padang lamun tak semakin punah.

Seagrass Watch, sebuah organisasi nirlaba yang merupakan bagian dari Global Seagrass Observing Network, mendukung upaya konservasi melalui pemantauan padang lamun di berbagai wilayah perairan di Indonesia.

Kondisi Padang Lamun saat Ini

Padang lamun bisa disebut sebagai ekosistem karena di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara lamun sebagai tumbuhan dengan berbagai hewan laut. Beberapa fungsi padang lamun bagi ekosistem laut di antaranya sebagai habitat dan sumber makanan bagi aneka biota laut, tempat berkembang biak ikan, penyerap karbon dan penangkal perubahan iklim, dan penahan arus dan gelombang.

Sayangnya, keberadaan padang lamun di seluruh dunia mulai terancam dan mengalami kerusakan,  dimana aktivitas manusia menjadi penyebab utamanya. Data terbaru menunjukkan bahwa padang lamun adalah salah satu habitat pesisir yang paling tidak dilindungi. Hanya 26 persen padang lamun yang masuk dalam Kawasan Konservasi Laut (KKP). Luas padang lamun juga mengalami penurunan signifikan secara global hingga 5.602 km2 sejak 1880. 

Upaya Perlindungan Padang Lamun

Salah satu upaya perlindungan padang lamun di Indonesia dilakukan melalui pemantauan jangka panjang oleh Seagrass Watch. Seagrass Watch bekerja dengan membangun jaringan situs pemantauan yang memberikan informasi tentang tren temporal status kesehatan padang lamun di suatu wilayah.

Seagrass Watch juga menyediakan alat bagi pengambil keputusan dalam mengadopsi langkah-langkah perlindungan padang lamun. Bekerja sama dengan ilmuwan, Seagrass Watch mendorong masyarakat lokal untuk terlibat dalam pengelolaan dan perlindungan padang lamun. 

Seagrass Watch bekerja di beberapa wilayah perairan di Indonesia dengan luas padang lamun yang signifikan seperti di perairan Sanur, perairan Taman Nasional Komodo, perairan Blongko dan Airbanua (Terremel), serta di perairan Karimunjawa. 

Mendukung Konservasi Padang Lamun

Konservasi dan restorasi padang lamun adalah hal krusial bagi keberlanjutan ekosistem laut. Ini karena lamun merupakan katalis penting bagi keberadaan makhluk laut lainnya. Sebagai contoh, keberadaan lamun penting bagi eksistensi ikan-ikan kecil sebagai tempat berlindung sekaligus sumber ketahanan pangan bagi manusia. Jika tidak dilindungi, padang lamun yang rusak akan membuat biota laut sulit berkembang biak dan berlindung. Dampaknya, sumber pangan dari laut dapat terancam.

Sebagai upaya mendukung konservasi dan restorasi, penting bagi pemangku kepentingan untuk memasukkan ekosistem lamun ke dalam Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global pasca-2020 dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Dalam konteks Indonesia, ekosistem padang lamun juga perlu dimasukkan ke dalam Nationally Determined Contribution (NDC) mengingat kapasitasnya dalam menyerap karbon. Kolaborasi antar-pemangku kepentingan lintas-bidang perlu terus ditingkatkan untuk merumuskan langkah perlindungan lamun yang lebih baik. Kerja-kerja pemantauan seperti yang dilakukan oleh Seagrass Watch perlu didukung melalui kebijakan dan insentif yang memadai agar proses penyelamatan lamun dapat dilakukan dengan maksimal.

Sebab pada akhirnya, melindungi lamun bukan hanya tentang keberlangsungan ekosistem laut, tetapi juga menyangkut upaya menciptakan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Maulina Ulfa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Maulina adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember.

  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Darurat Kebakaran Hutan di Tengah Kemarau Panjang dan Bagaimana Mengatasinya
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Agradaya Berdayakan Petani Rempah di Menoreh
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023

Continue Reading

Sebelumnya: Kerja Sama Pemprov Jabar-Monash University untuk Pulihkan Sungai Citarum
Berikutnya: 5 Upaya Konservasi Satwa Liar di Asia

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.