Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

BIOMIRU Solusi Energi Terbarukan Level Rumahan

Sejak 2012, Yayasan Rumah Energi sudah berupaya memberikan akses masyarakat Indonesia kepada energi bersih dan ketahanan pangan, salah satunya adalah dengan program BIOMIRU.
Oleh Zia Ul Haq
8 November 2021

Petugas memasang tabung BIOMIRU. | Sumber: Yayasan Rumah Energi

Volume sampah di Indonesia pada tahun 2020, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, telah mencapai 67,8 juta ton. Sebanyak 37,3% berasal dari sampah rumah tangga, yang sebagian besar adalah sampah organik. Mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos memang pilihan bagus, namun itu saja tidak cukup. Sampah organik yang tidak terolah dapat mengotori atau menyumbat saluran air, juga melepaskan emisi karbon yang menyumbang pemanasan global. Oleh karena itu, ada pilihan lain yang bisa dilakukan, yakni dengan mengolah sampah organik rumah tangga menjadi energi bersih sebagai biogas.

Untuk itulah Yayasan Rumah Energi menginisiasi program Biogas Mini Rumahan atau BIOMIRU. Sejak 2012, Yayasan Rumah Energi sudah berupaya memberikan akses masyarakat Indonesia kepada energi bersih dan ketahanan pangan, sebagai langkah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan, pengurangan resiko bencana, serta upaya mitigasi dan adaptasi krisis iklim. Termasuk salah satunya adalah dengan program BIOMIRU.

Spesifikasi energi BIOMIRU. | Sumber: BIRU

Tidak hanya berupaya mengurangi resiko limbah organik, program ini juga menawarkan teknologi rumahan energi terbarukan yang terjangkau, baik secara akses maupun biaya. Biasanya, perangkat pengolahan biogas identik dengan lahan yang luas, pembangunan fixed-dome (kubah beton) yang besar, instalasi reaktor yang rumit, hingga bahan baku berupa kotoran ternak yang banyak. Namun dengan perangkat BIOMIRU, Yayasan Rumah Energi menawarkan perangkat pengolahan biogas yang jauh lebih sederhana dan efisien untuk ukuran rumah tangga.

Pertama, BIOMIRU tidak membutuhkan area yang luas, cukup dengan lahan seluas 2 sampai 6 meter persegi saja, perangkat sudah dapat dipasang. Kedua, bahan baku pengolahan cukup dari limbah dapur organik, sehingga energi yang dihasilkan akan dikembalikan lagi ke dapur. Memang, target spesifik BIOMIRU adalah rumah-rumah yang membutuhkan strategi berhemat atau memangkas kebutuhan energi sehari-hari. Dalam menjalankan program BIOMIRU ini, Yayasan Rumah Energi telah bekerja sama dengan 55 koperasi dan tiga institusi micro-finance (Rabobank Foundation, KIVA, dan Bank Syariah Mandiri).

Konstruksi, cara kerja, dan perawatan BIOMIRU pada dasarnya mirip dengan fixed-dome. Perbedaannya hanya pada bahan, ukuran, dan kapasitasnya saja. Jika fixed-dome terbuat dari beton, BIOMIRU dibangun berbahan polyethylene dan pipa PVC dengan kapasitas digester antara 650-2.000 liter. Untuk digester berkapasitas 650 liter, butuh waktu pemrosesan sekitar 30 menit untuk menghasilkan 200 liter biogas.

Perangkat BIOMIRU yang ditanam dalam tanah. | Sumber: BIRU

Selain BIOMIRU, Yayasan Rumah Energi juga menawarkan program Fixed-Dome, Bio-Slurry, dan Smart Biogas. Fixed-Dome diperuntukkan bagi pengolahan biogas dalam skala besar; Bio-Slurry adalah ampas dari hasil pengolahan biogas yang digunakan untuk pupuk; sedangkan Smart Biogas adalah sistem sensor atau pengawasan dan koleksi data secara real-time terhadap instalasi biogas.

Semua teknologi terapan biogas Yayasan Rumah Energi itu sudah dimanfaatkan oleh banyak kalangan masyarakat di 14 provinsi, terutama para pelaku usaha kreatif seperti petani, peternak, dan produsen makanan ringan. Melalui program-program ini, Yayasan Rumah Energi berupaya memasyarakatkan energi terbarukan agar bisa diakses oleh semua lapisan, menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi karbon, sekaligus menunjang geliat ekonomi masyarakat secara holistik dan berkelanjutan.

Editor: Inez Kriya

Sumber: Yayasan Rumah Energi, Biogas Rumahan, dan Facebook Rumah Energi.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Mengalirkan Air Bersih di NTT Bersama Plan Indonesia dan Jelajah Timur
Berikutnya: Youthtopia Ekosistem Pembelajaran Generasi Muda dan Penyelenggara Younite 2021

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.