Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Gandum Al-Barakeh untuk Kedaulatan dan Warisan Pangan Yordania

Di Yordania, program Gandum Al-Barakeh mengembalikan kekuatan dan keterhubungan rakyat dengan tanah dan warisan mereka yang telah lama hilang lewat menanam gandum.
Oleh Nazalea Kusuma
14 Juni 2022
Rakyat Yordania memanen gandum di ladang dengan latar belakang gedung-gedung

Salah satu ladang Al-Barakeh Wheat | Foto oleh Al-Barakeh Wheat Facebook

Pangan adalah hal pokok dalam kehidupan kita. Melebihi bahan bakar, pangan juga merupakan hal yang sangat penting bagi begitu banyak budaya dan warisan di seluruh penjuru dunia. Di Yordania, program Gandum Al-Barakeh mengembalikan kekuatan dan keterhubungan rakyat yang telah lama hilang dengan tanah dan warisan mereka dengan menanam gandum.

Bagaimana Gandum Al-Barakeh Dimulai

Gandum Al-Barakeh merupakan inisiatif akar rumput yang mempromosikan pertanian kolektif dan bertujuan untuk mencapai kedaulatan pangan dengan menanam gandum varietas khas Yordania yang telah berusia ribuan tahun. Proyek ini dimulai pada akhir 2019 diprakarsai oleh Lama Khatieb dan Rabee Zureikat.

Khatieb dan Zureikat berhasil menanam satu setengah ton gandum dan memanggang sendiri roti mereka selama masa pembatasan akibat pandemi COVID-19 yang paling ketat diberlakukan di Yordania. Setelah itu, mereka mulai menemukan lahan yang tak tergarap di Amman dan mengajak warga Yordania lainnya untuk bergabung dengan mereka dalam memprakarsai pertanian gotong-royong.

Hilangnya Gandum Yordania dan Memperkenalkannya Kembali

Yordania merupakan rumah bagi roti tertua di dunia sejak 14,400 tahun lalu, dan gandum jenis durum keras dari kawasan ini merupakan bagian penting dalam sejarah bermulanya budaya bercocok tanam. Namun, Yordania saat ini justru mengimpor lebih dari 97% serealnya.

Gelombang urbanisasi pada 1960-an menyebabkan Yordania mengubah lahan pertanian dengan bangunan. Pemerintah Yordania mulai mengimpor gandum dan mensubsidi gandum impor untuk menurunkan harga roti. Akibatnya, para petani gandum pun menjual tanah mereka kepada pihak pengembang atau beralih menanam buah-buahan dan sayur-mayur.

Lalu, datanglah kenyataan memukul mereka. Pandemi COVID-19 menyingkapkan kerentanan negara ini karena harus mengimpor sebagian besar bahan makanan pokok. Berdasarkan laporan FAO, 53% rakyat Yordania sangat rentan terhadap kerawanan pangan.

La Via Campesina mengartikan kedaulatan pangan sebagai “hak masyarakat atas pangan yang sehat dan sesuai dengan budaya, yang diproduksi melalui cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta hak mereka untuk menentukan sistem pangan dan pertanian mereka sendiri.” Pendek kata, kedaulatan pangan adalah sistem pangan yang menempatkan rakyat yang menghasilkan, membagikan, dan mengkonsumsi pangan sebagai pihak yang mengendalikan produksi maupun distribusi. Inilah cita-cita program  Gandum Al-Barakeh.

Pangan untuk Masyarakat

Selain merebut kembali kedaulatan pangan, Khatieb dan Zureikat berharap proyek ini dapat menjalin kembali hubungan rakyat Yordania dengan tanah air dan pangan khas mereka. Sejauh ini, ratusan orang Yordania telah bergabung dengan prakarsa Gandum Al-Barakeh ini.

“Keluarga dan individu yang terlibat belajar bagaimana menanam gandum selama musim penuh, mulai dari menyemai benih, dengan bimbingan para petani yang berpengalaman,” ujar Khatieb.

Kemudian, hasil panen dibagikan kepada seluruh peserta, sehingga mereka mencapai swasembada pangan bagi kebutuhan gandum mereka selama setahun. Sejumlah tokoh roti setempat menjual setidaknya 700 kantong roti yang terbuat dari gandum lokal tersebut kendati harganya lebih mahal daripada roti putih biasa.  

Khatieb mengungkapkan bahwa 10% dari hasil panen dialokasikan untuk mendukung keluarga yang membutuhkan. Inilah roh dari barakeh yang berarti berkah. Zureikat menambahkan, “Ketika kita menanam makanan kita, kita memikirkan tetangga dan hewan di sekitar kita. Kita adalah bagian dari keseluruhan; kita tidak melakukannya untuk kepentingan maupun keuntungan pribadi.”

Editor: Abul Muamar

Penerjemah: Gayatri W.M

Baca juga versi artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Mengoptimalkan Potensi Laut Vietnam dengan Skenario Ekonomi Biru
Berikutnya: Laporan ESG Grab 2021: Tinjauan Kinerja dan Komitmen Keberlanjutan Baru

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.