Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Gerakan Neurodiversitas: Mendorong Penerimaan & Inklusi terhadap Autisme

Setiap tahun, kita memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia pada tanggal 2 April. Lebih dari sekadar kesadaran, gerakan neurodiversitas (keragaman saraf) juga mengarah pada penerimaan dan inklusi terhadap autisme.
Oleh Nazalea Kusuma
31 Maret 2023
potongan kertas berbentuk otak berwana pelangi dengan siluet kepala

Foto: Freepik.

Autisme adalah spektrum kondisi neurologis seumur hidup yang memengaruhi kognisi, komunikasi, dan interaksi seseorang. Setiap tahun, kita memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia pada tanggal 2 April. Sejauh ini, sudah ada pergeseran pendekatan dan kesadaran terhadap autisme. Lebih dari kesadaran, gerakan neurodiversitas (keragaman saraf) juga mengarah pada penerimaan dan inklusi autisme.

Gerakan Neurodiversitas

Neurodiversitas merupakan konsepsi bahwa setiap orang mengalami, memproses, dan berinteraksi dengan dunia dengan cara yang berbeda-beda. Istilah ini pertama kali digunakan oleh sosiolog Judy Singer dan dipopulerkan lebih lanjut oleh jurnalis Harvey Blume pada tahun 90-an. Ide ini kemudian melahirkan gerakan neurodiversitas.

Gerakan neurodiversitas adalah gerakan keadilan sosial yang bertujuan untuk mewujudkan penerimaan dan inklusivitas yang merangkul perbedaan neurologis. Gerakan ini dibangun di atas model sosial disabilitas, di mana disabilitas muncul dari hambatan sistemik dan sosial dalam masyarakat dan bukan dari kecacatan atau perbedaan yang melekat pada seseorang. Hal ini berseberangan dengan paradigma patologis, pandangan biomedis bahwa perbedaan ini – termasuk autisme – adalah sesuatu yang harus dikurangi dan diperbaiki.

Beberapa pembela autisme dalam gerakan neurodiversitas mengusulkan jalan tengah, mengobati sifat, perilaku, atau kondisi yang berbahaya dan merangkul yang tidak berbahaya, dalam hal ini yang adaptif. Singkatnya, gerakan neurodiversitas menyerukan penerimaan alih-alih penyembuhan.

Kesadaran atau Penerimaan?

Hari Kesadaran Autisme Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2008 menyusul resolusi dari PBB. Beberapa aktivis mengusulkan perubahan dari ‘kesadaran’ menjadi ‘penerimaan’ karena dunia semakin merangkul keberagaman saraf. Pada tahun 2023, tema Hari Kesadaran Autisme Sedunia berfokus pada kontribusi orang-orang autis di rumah, di tempat kerja, dalam seni, dan dalam pembuatan kebijakan.

Meskipun tidak ada perubahan nama resmi, pernyataan PBB untuk Hari Kesadaran Autisme Sedunia 2023 menekankan sentimen tersebut. PBB menyatakan, “Kita menjauh dari narasi menyembuhkan atau mengubah orang-orang autis dan sebaliknya fokus untuk menerima, mendukung, dan termasuk orang autis, dan mengadvokasi hak-hak mereka.”

Penerimaan & Inklusi terhadap Autisme

Sebagian besar individu autis masih menghadapi diskriminasi. Berbagai halangan yang membuat mereka sulit menjalani hidup panjang dan bermakna masih sering terjadi. Sebagai kelompok rentan, orang autis masih kerap ditinggalkan dan tidak tertangani dalam sebagian besar rencana dan komitmen aksi iklim. Selain itu, penerimaan dan inklusi terhadap autis di lingkungan pendidikan dan tempat kerja juga masih jauh dari angan-angan.

Menciptakan masa depan yang lebih baik bagi manusia dan planet dengan pembangunan berkelanjutan membutuhkan partisipasi dari semua pihak dengan semangat tidak meninggalkan siapa pun. Oleh karena itu, keterlibatan aktif individu autis sangat penting sebagai kontributor dan kelompok yang dilindungi. Peneliti, profesional kesehatan, pendidik, bisnis, pembuat kebijakan, masyarakat, dan orang-orang terdekat dapat dan harus mengambil peran dalam mengusung keberagaman, kesetaraan, dan inklusi.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan
Berikutnya: Mengakhiri Perundungan Online terhadap Anak dengan Swipe Safe

Artikel Terkait

sebuah tangan dengan latar gelap Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Oleh Abul Muamar
17 Juli 2025
sekelompok anak-anak dengan peralatan belajar di atas perahu Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim

Oleh Attiatul Noor
17 Juli 2025
Lima kincir angin yang berjejer di tengah bukit Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Andi Batara
16 Juli 2025
piring berwarna merah dengan garpu dan pisau UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Oleh Kresentia Madina
16 Juli 2025
foto udara kawasan dengan lahan yang ditambang, dengan beberapa truk Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Juli 2025
seorang nenek berbaju hitam berjalan di antara orang-orang Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia
  • Kabar
  • Unggulan

Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia

Oleh Sukma Prasanthi
15 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.