Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Menanti Pembangkit Listrik Bioenergi 600 MW pada 2030

Kehadiran pembangkit listrik bioenergi penting untuk mendukung realisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan dan menggantikan pembangkit listrik konvensional berbahan bakar fosil yang menimbulkan polusi serta merusak lingkungan.
Oleh Abul Muamar
3 Februari 2022

Foto oleh Adolfo Félix dari Unsplash

Pemerintah Indonesia berencana menambah pembangkit listrik bioenergi hingga 600 megawatt (MW) dalam kurun waktu sembilan tahun ke depan. Kehadiran pembangkit listrik bioenergi ini penting untuk mendukung realisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan dan menggantikan pembangkit listrik konvensional berbahan bakar fosil yang merusak lingkungan. 

Berdasarkan laporan Greenpeace yang merujuk pada Riset Dampak PLTU Batubara oleh Tim Peneliti Universitas Harvard, pembangkit listrik tenaga Batubara yang saat ini beroperasi menyebabkan sekitar 6.500 kematian dini di Indonesia setiap tahunnya. Dari waktu ke waktu PLTU-PLTU tersebut mengotori udara  sekitar dengan polutan beracun, termasuk merkuri, timbal, arsenik, kadmiun dan partikel beracun, yang menyusup ke dalam paru-paru warga masyarakat.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga bioenergi mempunyai potensi besar untuk dikembangkan secara massal.

“Indonesia merupakan negara berbasis pertanian dengan tanah yang subur, sehingga bioenergi bisa dikembangkan menjadi pembangkit beban dasar yang bisa menghasilkan listrik secara terus menerus atau base load,” ujar Dadan, dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Menurut Dadan, pembangkit listrik bioenergi bisa dikembangkan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang listrik bioenergi di Indonesia mencapai 1.920 MW pada 2021. Sementara untuk pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), hingga pertengahan tahun 2021, kapasitas pembangkit listrik berbasis energi bersih naik hingga 217 MW.

Chief Executive Asosiasi Biogas Dunia (WBA) Charlotte Morton mengatakan, optimalisasi bioenergi melalui biogas di Indonesia berpotensi menggantikan 68 persen permintaan gas alam dan menurunkan emisi karbon sebesar 12,1 persen. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan penurunan emisi karbon pada sektor energi mencapai 314 juta ton CO2e hingga 398 juta ton CO2e pada 2030.

Selain itu, pengembangan biogas dari limbah organik juga akan berdampak baik terhadap perekonomian dalam negeri dengan membuka setidaknya 160.000 peluang kerja.

“Limbah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sebuah masalah global. Sebaliknya, jika dikelola dengan optimal, limbah organik memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” kata Charlotte.

Setrum bioenergi menduduki peringkat ketiga terbesar dalam daftar energi terbarukan di Indonesia setelah air dan panas bumi yang kapasitasnya masing-masing sebesar 6.601 MW dan 2.276 MW. 

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam, dan Keamanan Nuklir Pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) GmbH telah menyusun strategi untuk memfasilitasi pengembangan bioenergi, terutama dari limbah industri agro dan pengolahan kayu (agroindustri).

Editor: Marlis Afridah

Sumber: Antara


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Industri Nikel di Teluk Weda
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Sekolah Lansia dan Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mendukung Kesejahteraan Lansia

Continue Reading

Sebelumnya: Bisnis Sebagai Kekuatan Untuk Kebaikan Dengan Sertifikasi B Corp
Berikutnya: TikTok & “Green Influencers”: Mampukah Mereka Membuat Perubahan?

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.