Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Yang mengkhawatirkan, selama satu dekade terakhir, rata-rata keterampilan literasi orang dewasa di seluruh dunia mengalami keajekan, bahkan penurunan.
Oleh Nazalea Kusuma
18 Februari 2025
seorang perempuan memalingkan wajah dengan koran di depannya

Foto: Ron Lach di Pexels.

Segala hal dalam hidup ini berubah dengan begitu cepat. Dengan kemajuan teknologi dan peralihan menuju nol emisi, kemampuan beradaptasi menjadi sangat penting. Seiring waktu, kita memerlukan keterampilan dasar yang kuat untuk bertahan hidup. Namun kenyataan  berkata lain: rata-rata kemampuan literasi orang dewasa di seluruh dunia sedang menurun.

Pentingnya Literasi

Hidup terus mengalami perubahan: perubahan iklim, penuaan populasi, kehadiran AI, digitalisasi, hingga munculnya ‘pekerjaan hijau’ (green jobs). Namun, keterampilan membaca, berhitung, dan memecahkan masalah tetap menjadi kebutuhan mendasar untuk menavigasi dunia.

Sebagai contoh, kini semakin banyak orang yang menggunakan internet dan mengenal dunia digital. Dalam hal ini, literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk “mengakses, memahami, mengevaluasi dan merefleksikan teks tertulis”. Keterampilan tersebut memengaruhi konten yang diakses seseorang, cara menyaring dan memproses informasi yang diterima, serta keamanan orang tersebut.

Selain itu, keterampilan literasi yang baik, serta keterampilan berhitung, dapat memberikan kesehatan dan kepuasan hidup yang lebih baik. Keterampilan tersebut juga membantu orang-orang, sebagai warga negara, terhubung dan terlibat dalam demokrasi, aktivisme, dan politik.

Menurunnya Keterampilan Literasi

Yang mengkhawatirkan, Survei Keterampilan Orang Dewasa OECD mengungkapkan bahwa keterampilan literasi sebagian besar ajek atau bahkan menurun dalam dekade terakhir. Hal ini didasarkan pada survei pada tahun 2011/2012 dan 2022/2023 yang melibatkan sekitar 160.000 orang dewasa berusia 16–65 tahun dari 31 negara (kebanyakan anggota OECD).

Menurut survei tahun 2023, rata-rata kemahiran literasi global adalah 260 poin dari 500 poin. Hanya 1,1% orang dewasa yang dapat mencari, menganalisis, dan mengintegrasikan informasi dari berbagai teks padat yang panjang dengan tema abstrak dan asing. Kemungkinan, mereka kemudian dapat mensintesis ide, argumen, dan sudut pandang yang kontras. Mereka juga seharusnya mampu mengevaluasi sumber, tidak hanya dari segi relevansi tetapi juga keandalannya.

Sebaliknya, 8,9% orang dewasa hanya bisa membaca teks pendek, seperti judul atau kepala paragraf. Mereka dapat menemukan informasi berdasarkan satu kata atau angka dari pertanyaan sederhana.

Semua negara di dunia mengalami stagnasi atau penurunan keterampilan literasi, kecuali Denmark dan Finlandia. Korea, Lituania, Selandia Baru, dan Polandia menunjukkan penurunan terbesar. Penurunan serupa juga terjadi di berbagai demografi, termasuk orang dewasa muda dan orang dewasa dengan pendidikan tinggi.

Selain itu, kesenjangan keterampilan di berbagai negara mencerminkan meningkatnya kesenjangan di dunia saat ini. Faktornya bermacam-macam, antara lain kendala bahasa, tingkat pendidikan, tingkat pendidikan orang tua, sistem pendidikan yang ada, dan lain-lain. Namun di sisi lain, perempuan kini menunjukkan kemampuan literasi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Pendidikan Sepanjang Hayat

Dunia yang berubah dengan cepat menghadirkan tantangan yang terus berkembang bagi kita semua. Di tengah misinformasi dan disinformasi yang merajalela, penyalahgunaan AI, kampanye politik digital, dan pasar kerja yang kejam, keterampilan literasi adalah sesuatu yang tidak bisa kita tinggalkan. Oleh karena itu, pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, dan akademisi harus terlibat dan bekerja sama untuk meningkatkan keterampilan dasar di seluruh dunia.

Untuk memastikan pembangunan dunia tidak meninggalkan seorang pun di belakang, akses terhadap pendidikan dan pelatihan berkualitas harus bersifat sepanjang hayat, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang. Pelatihan-pelatihan dan kursus online dapat menjadi salah satu cara untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Pada akhirnya, mengevaluasi pendekatan terhadap pendidikan dan ketenagakerjaan sangatlah penting untuk menciptakan tata kelola yang kuat yang memungkinkan pendidikan untuk semua.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Grassroots to Greatness: Pentingnya Memberdayakan Komunitas Akar Rumput dalam Pembangunan

Continue Reading

Sebelumnya: Sejauh Mana Implementasi Sistem Peringatan Dini Multi-Bahaya secara Global?
Berikutnya: Degradasi Ekosistem Gambut: Bagaimana Mengatasinya?

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.