Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Perihal Ketimpangan Kesempatan dan Bagaimana Mengatasinya

Ketimpangan kesempatan dapat menghambat seseorang dalam mencapai kehidupan yang lebih baik dan mengganggu pertumbuhan ekonomi serta pembangunan berkelanjutan
Oleh Kresentia Madina
22 Mei 2024
empat pion putih dan satu pion merah yang diungkit di bagian bawah

Foto: Freepik.

Dalam hidup ini, kita mungkin mendambakan banyak hal. Masuk sekolah yang bagus, mendapat pekerjaan bergaji tinggi, tinggal di tempat yang bagus, dan banyak hal lainnya. Namun, keadaan di luar kendali kita telah menjadi penghalang untuk mencapai impian-impian itu, seperti kemiskinan, terbatasnya akses terhadap pendidikan berkualitas, dan kurangnya sistem layanan kesehatan yang terjangkau. Hal ini menunjukkan bagaimana ketimpangan kesempatan (inequality of opportunity) masih menjadi permasalahan di seluruh dunia.

Dunia yang Terkotak-kotak

Ada banyak ketimpangan di dunia ini. Yang paling mencolok adalah kesenjangan ekonomi, dimana 700 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem dengan penghasilan $2,15 per hari, sementara 10% kekayaan dunia hanya dimiliki oleh 10% penduduk.

Pada saat yang sama, kita semua pernah mendengar—bahkan sebagian orang meyakini—narasi bahwa kerja keras menentukan kesuksesan dan kekayaan. Namun, “kredo” semacam ini mengabaikan aspek-aspek penting lainnya. Akses terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan, dan makanan bergizi sejak lahir hingga dewasa juga dapat meningkatkan peluang seseorang secara signifikan untuk mencapai kesejahteraan dalam hidup. Sayangnya, sebagian besar penduduk dunia masih kekurangan akan hal-hal tersebut.

Sebagai contoh, 30% dari total 250 juta anak di seluruh dunia yang tidak bersekolah berasal dari Afrika Sub-Sahara yang miskin; sementara penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 menyatakan bahwa 8 juta orang meninggal setiap tahunnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah karena kualitas layanan kesehatan yang buruk. Ringkasnya, ketidakmampuan mengakses kebutuhan paling mendasar sekalipun untuk bertahan hidup dapat menutup peluang bagi mereka yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan mobilitas ekonomi.

Ketimpangan Kesempatan

Dalam laporan mengenai ketimpangan di Asia-Pasifik, UNESCAP mendefinisikan ketimpangan kesempatan sebagai “ketimpangan dalam akses terhadap peluang yang bergantung pada keadaan di luar kendali seseorang.” Ketimpangan ini umumnya berupa tempat kelahiran dan pendidikan orang tua hingga kurangnya akses pekerjaan yang layak, pendidikan, dan sanitasi.

Kerja keras barangkali memang dapat membawa seseorang lebih maju dalam kehidupannya, namun ketimpangan kesempatan tetap menunjukkan bahwa tidak semua orang memulai dari jalur yang sama. Beberapa aspek di luar kendali dapat menjadi faktor yang menentukan kesempatan seseorang dalam hidup.

Ketimpangan kesempatan merupakan masalah serius karena dapat menghambat seseorang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Hal ini juga dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, baik dalam skala nasional maupun global. Penasihat Senior Bank Dunia Francisco Ferreira mengatakan, “Jika banyak calon ilmuwan, insinyur, dan seniman tidak dapat mengakses pendidikan yang layak atau layanan kesehatan dasar sejak dini karena kondisi kelahiran mereka, hal ini pada akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi semua orang dalam hal kehilangan sumber daya manusia dan potensi ekonomi.”

Mengatasi Ketimpangan Kesempatan

Mengurangi ketimpangan sangat penting dalam pembangunan berkelanjutan. Secara khusus, Target 10.3 menyerukan untuk memastikan kesempatan yang sama bagi semua orang dan mengurangi kesenjangan dalam hasil, termasuk menghilangkan undang-undang, kebijakan, dan praktik diskriminatif serta mendorong undang-undang, kebijakan, dan tindakan yang tepat. Pada akhirnya, kita tidak dapat mencapai pembangunan berkelanjutan jika kita menghalangi masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Oleh karena itu, mengatasi ketimpangan kesempatan sangatlah penting. Pemerintah, pembuat kebijakan, peneliti, dan organisasi harus bekerja sama untuk menjembatani kesenjangan data dan menerapkan intervensi sistemik di bidang-bidang penting seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan. Mengurangi kesenjangan di semua lapisan masyarakat dapat menjadi cara kita mencapai dunia yang lebih baik di mana tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Editor: Nazalea Kusuma 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Continue Reading

Sebelumnya: Upaya Genau Indonesia Menjaga Hutan Petungkriyono dengan Pariwisata Berkelanjutan
Berikutnya: Menjaga Keanekaragaman Ikan Air Tawar dengan Teknologi Fishway

Artikel Terkait

gedung tinggi dengan pepohonan dan rumput hijau di sekelilingnya Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia

Oleh Abul Muamar
18 Juli 2025
sebuah tangan dengan latar gelap Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Oleh Abul Muamar
17 Juli 2025
sekelompok anak-anak dengan peralatan belajar di atas perahu Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim

Oleh Attiatul Noor
17 Juli 2025
Lima kincir angin yang berjejer di tengah bukit Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Andi Batara
16 Juli 2025
piring berwarna merah dengan garpu dan pisau UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Oleh Kresentia Madina
16 Juli 2025
foto udara kawasan dengan lahan yang ditambang, dengan beberapa truk Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.