Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar

Rayakan Kelahiran Anak Perempuan, Desa Piplantri Tanam 111 Pohon

Setiap kelahiran satu orang anak perempuan, warga Desa Piplantri menanam 111 pohon untuknya. Gerakan itu menautkan persaudaraan antara sang anak dengan alam, juga menciptakan perwujudan ekofeminisme yang lebih luas.
Oleh Zia Ul Haq
22 Juni 2021

Para anak perempuan melingkarkan gelang pada "pohon saudara" mereka | Foto: The Plaid Zebra

Pernahkah Anda mendengar tentang anak perempuan yang bersaudara dengan pohon? Di Desa Piplantri, Rajasthan, India, setiap ada satu bayi perempuan lahir, warga bergotong royong menanam 111 pohon untuk menyambutnya. Tak hanya itu, mereka juga mengumpulkan uang sampai Rs31.000 (sekitar Rp6.000.000) yang sepertiganya berasal dari orang tua si bayi, sebagai tabungan si anak hingga kelak usianya mencapai 18 tahun. Tabungan itu akan dapat dicairkan entah untuk keperluan studi lanjutan atau pernikahan si anak.

Dengan demikian, setiap orang tua bayi tersebut berjanji tidak akan menikahkan anak perempuannya hingga berusia 18 tahun dan sudah mendapat pendidikan yang layak. Pohon-pohon yang sudah ditanam juga menjadi tanggung jawab keluarga itu untuk memeliharanya dengan baik. Warga desa bahu membahu menjaga kelestarian pepohonan sebagaimana mereka menjaga anak-anak perempuan mereka sendiri.

Tradisi ini tak lepas dari peran kepemimpinan Kepala Desa Piplantri, Shyam Sunder Paliwal. Pada tahun 2005, Paliwal melihat kenyataan yang menyedihkan. Di dekat desa, ada sebuah pertambangan marmer yang menyebabkan perbukitan gundul, membuat tanah di sekitarnya kering dan pepohonan layu. Alhasil, asupan air pun terus berkurang.

Tahun 2007, Kiran, putri Paliwal yang baru berusia 17 tahun meninggal dunia akibat dehidrasi. Dengan sangat terpukul, Paliwal memutuskan untuk menanam pohon di dekat pintu masuk desa sebagai cara untuk mengenang putrinya. Sebagai kepala desa, ia kemudian mencetuskan ide agar aksinya ini menjadi program desa.

“Kalau kita bisa melakukannya atas nama satu anak perempuan. Kenapa tidak kita lakukan juga atas nama seluruh anak perempuan?” tutur Paliwal, sebagaimana dikutip BBC.

Empat orang perempuan India dewasa mengelilingi sebuah pohon, salah satunya membawa nampan berisi bejana logam dan sabut kelapa, perempuan di sebelahnya menggoreskan cairan pewarna ke pohon.
Perempuan dari Desa Piplantri mengelilingi pohon yang mereka tanam| Foto: Atlas Obscura

Pada saat itu, kelahiran anak perempuan dinilai tidak seberharga kelahiran anak laki-laki, sebab saat mereka dewasa, tenaga anak laki-laki akan lebih berguna untuk bekerja. Paliwal ingin menunjukkan bahwa keberadaan anak perempuan sama pentingnya.

Penduduk desa pun berkenan mengikuti jejaknya. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi gerakan ekofeminisme yang lebih luas. Dengan banyaknya pepohonan yang ditanam setiap tahunnya, kondisi tanah yang rusak berangsur pulih, debit air terlestarikan, menurunnya kadar polusi, dan menyediakan lapangan kerja baru termasuk bagi para perempuan. Kini, lebih dari 350.000 pohon sudah tertanam mengelilingi desa, terdiri  dari berbagai jenis tanaman pangan dan produktif seperti mangga, gooseberry, hingga secang.

Perbaikan lingkungan ini turut meningkatkan kualitas hidup warga desa. Fasilitas warga semakin membaik dengan adanya toilet, listrik, dan angka kriminalitas menurun. Desa ini kemudian menjadi simbol ikatan kuat antara pelestarian lingkungan dengan perubahan sosial. Hal ini tidak hanya menjadi langkah ampuh menjaga bumi, tetapi juga menjadi langkah sosial yang radikal dalam hal pembelaan hak-hak anak perempuan.

“Semakin kita melindungi lingkungan, maka lingkungan pun akan membalasnya. Orang yang mau bekerjasama dengan alam tak perlu khawatir. Alam memberi kami kekuatan, anak-anak perempuan kami memberi kami kekuatan, aksi ini juga memberi kami kekuatan,” ujar Paliwal. Hingga kini, anak-anak perempuan dengan pohon yang dilabeli nama mereka, akan datang setiap perayaan Raksha Bandhan untuk memasangkan gelang pada “pohon adik” mereka, sebagai simbol persaudaraan dan perlindungan yang kekal.

Editor: Inez Kriya

Sumber: Eternal Bhoomi dan USGBC


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Bhutan: Negara Pencinta Alam dengan Kementerian Kebahagiaan
Berikutnya: Mengenang Muhammad Arif Tasrif

Artikel Terkait

Kain putih dikeringkan di tali jemuran Mengarusutamakan Tekstil Ramah Lingkungan untuk Dukung Keberlanjutan Industri Pakaian
  • Kabar
  • Unggulan

Mengarusutamakan Tekstil Ramah Lingkungan untuk Dukung Keberlanjutan Industri Pakaian

Oleh Attiatul Noor
16 Juni 2025
dua botol berisi jamu beras kencur dan kunyit asem serta rempah lainnya di atas talenan kayu Jamu dan Perannya dalam Mendukung Keberlanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

Jamu dan Perannya dalam Mendukung Keberlanjutan

Oleh Kesya Arla
12 Juni 2025
Seorang pedagang sedang memegang pembungkus nasi dan menuangkan lauk makanan. Meningkatkan Wawasan dan Praktik Keberlanjutan di Kalangan Pelaku UMKM
  • Kabar
  • Unggulan

Meningkatkan Wawasan dan Praktik Keberlanjutan di Kalangan Pelaku UMKM

Oleh Andi Batara
11 Juni 2025
kotak untuk donasi makanan Bagaimana Bank Makanan Bantu Atasi Kelaparan dan Limbah Pangan
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Bank Makanan Bantu Atasi Kelaparan dan Limbah Pangan

Oleh Attiatul Noor
9 Juni 2025
beberapa ikat kangkung segar Fitoremediasi sebagai Strategi untuk Remediasi Tanah
  • Kabar
  • Unggulan

Fitoremediasi sebagai Strategi untuk Remediasi Tanah

Oleh Attiatul Noor
4 Juni 2025
foto hitam putih tangan orang dewasa dan bayi bersentuhan Meningkatkan Kebijakan Keluarga untuk Mendukung Kesejahteraan Semua
  • Kabar
  • Unggulan

Meningkatkan Kebijakan Keluarga untuk Mendukung Kesejahteraan Semua

Oleh Kresentia Madina
16 Mei 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.