Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Sail Tidore 2022: Mengembalikan Kejayaan Jalur Rempah Nusantara

Sail Tidore 2022 menjadi momentum untuk mewujudkan tekad mengembalikan kejayaan Jalur Rempah Nusantara.
Oleh Abul Muamar
24 November 2022
rempah-rempah terdiri dari cengkih, adas bintang, jinten, kayu manis di atas meja.

Foto oleh Timothy Newman di Unsplash.

Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 30.000 jenis tumbuhan dunia. Sebagian di antaranya merupakan tumbuhan rempah-rempah. Cengkih, pala, dan cendana adalah beberapa jenis “rempah raja” Nusantara yang telah mendunia. Berkah itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu jalur rempah dunia.

Namun, seiring waktu, jalur rempah nusantara seakan lenyap ditelan zaman. Karenanya, sejak beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia bertekad mengembalikan kejayaan Jalur Rempah nusantara. Tekad itu kembali disampaikan dalam agenda Sail Tidore 2022 yang digelar di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, pada 24-29 November 2022.

Sail Tidore 2022

Sail Tidore 2022 merupakan Sail Indonesia yang ke-12. Acara tahunan yang digelar sejak 2009 ini merupakan kegiatan pelayaran internasional di perairan Indonesia yang dihadiri oleh pelayar-pelayar internasional. Sail Indonesia bertujuan untuk mendorong perekonomian berkelanjutan, khususnya pada sektor pariwisata dan UMKM, di daerah yang menjadi tempat perhelatannya. 

Sail Tidore 2022 mengambil tema “Tidore: Kota Warisan Dunia, Perekat Bangsa-Bangsa”. Ajang ini diproyeksikan sebagai momentum untuk menumbuhkan ekonomi di tengah krisis global pascapandemi COVID-19. Di samping itu, kegiatan ini juga menjadi sarana promosi wisata bahari dan pengembangan ekonomi pesisir laut yang berkelanjutan, terutama menyangkut rempah-rempah.

Tidore dan pulau-pulau lain di Maluku merupakan pusat emporium rempah-rempah yang ditemukan oleh Tim Ekspedisi Magellan pada abad ke-16, dan berkembang menjadi salah satu jalur rempah dunia. Kota Tidore Kepulauan saat ini menjadi anggota organisasi Jaringan Global Kota Magellan (Global Network of Magellan Cities).

“Sail Tidore diharapkan mampu mendorong kembali kejayaan Indonesia sebagai jalur rempah nusantara,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.  

Program Jalur Rempah

Misi yang disampaikan dalam Sail Tidore 2022 ini sejalan dengan Program Jalur Rempah yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program Jalur Rempah memiliki tiga tujuan, yakni:

  • Menghidupkan kembali narasi sejarah dengan memperlihatkan peran masyarakat Nusantara dalam pembentukan Jalur Rempah. 
  • Mendokumentasikan peran mereka yang berada di berbagai wilayah perdagangan rempah.
  • Merekonstruksi serangkaian benang merah dalam satu bangunan sejarah.

Pemerintah Indonesia akan mendaftarkan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO pada 2024. Pada 1 Juni hingga 2 Juli 2022, Kemendikbudristek menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah untuk merekonstruksi Jalur Rempah. Muhibah Budaya Jalur Rempah diikuti oleh 149 pemuda-pemudi dari 34 provinsi yang disebut sebagai Laskar Rempah. 

“Program Jalur Rempah merupakan upaya untuk menegaskan kembali kedaulatan Indonesia yang terbangun oleh ragam budaya yang dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah,” kata Mendikbudristek Nadiem Makarim. 

Tidak hanya di Nusantara, Jalur Rempah membentang mulai dari Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Afrika timur, hingga Eropa. Saat ini, Jalur Rempah mesti diwujudkan secara kolektif dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Jalur Rempah bisa menjadi pintu masuk untuk meningkatkan upaya menghadapi tantangan kontemporer, seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, kesetaraan, dan berbagai tantangan lainnya.

Untuk mempromosikan Program Jalur Rempah, Kemendikbudristek menyediakan situs Jalur Rempah yang memuat konten-konten tentang seluk-beluk dan sejarah rempah-rempah Nusantara.

“Jalur Rempah bukan hanya soal perdagangan rempah semata, tetapi juga pertukaran budaya. Kami berharap dapat menghidupkan kembali pertukaran dan pergaulan budaya seperti yang terjadi ribuan tahun lalu melalui jalur rempah,” ujar Nadiem.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Industri Nikel di Teluk Weda
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Sekolah Lansia dan Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mendukung Kesejahteraan Lansia

Continue Reading

Sebelumnya: Pemijahan Karang di Pulau Fitzroy: Harapan bagi Great Barrier Reef
Berikutnya: Agus Yusuf, Guru Lukis Difabel yang Mengajar dengan Bahagia dalam Keterbatasan

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.