Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

SukkhaCitta Dorong Industri Fesyen Berkelanjutan melalui Produksi Kapas Organik dan Berdayakan Petani Perempuan

SukkhaCitta mendorong terwujudnya fesyen berkelanjutan dengan mengembangkan pertanian dan produksi kapas organik yang ramah lingkungan serta memberdayakan petani perempuan di dalam prosesnya.
Oleh Maulina Ulfa
2 Februari 2023
Petani kapas organik binaan SukkhaCitta di Jawa Timur dan Jawa Tengah

Foto oleh SukkhaCitta.

Sebagian besar pakaian yang tergantung di lemari kita terbuat dari kapas. Namun, penanaman kapas yang berlebihan untuk bahan baku tekstil dapat menguras dan merusak tanah akibat penggunaan air dalam jumlah besar. Belum lagi penggunaan pestisida yang berdampak buruk bagi ekosistem.

Menurut laporan WWF, untuk menghasilkan 1 kilogram kapas dibutuhkan 20.000 liter air. Ironisnya, kapas banyak dihasilkan oleh negara-negara yang menghadapi kelangkaan air. Sebagai contoh di India, lebih dari 160 juta orang tidak dapat mengakses air bersih saat negara itu menghasilkan lebih dari 6,4 juta metrik ton kapas di akhir musim panen.

Selama beberapa tahun terakhir, dampak negatif yang dihasilkan dari industri fesyen telah meningkat pesat. Sebanyak 92 juta ton produk tekstil berakhir di tempat pembuangan sampah.  Secara keseluruhan, industri ini diperkirakan menyumbang 10% emisi karbon secara global.

SukkhaCitta, sebuah wirausaha sosial yang bergerak di industri fesyen, mencoba mengatasi persoalan tersebut melalui pengembangan pertanian dan produksi kapas organik dengan metode yang lebih ramah lingkungan serta memberdayakan petani perempuan di dalam prosesnya.

Pemberdayaan Petani Kapas Organik

Langkah keberlanjutan SukkhaCitta di bidang fesyen dimulai dengan meminimalisir emisi karbon yang mungkin timbul dari proses produksinya. Salah satunya adalah menanam pohon kapas secara organik. 

Satu ton kapas organik memproduksi karbon dioksida 46 persen lebih rendah dibandingkan kapas non-organik. Menurut Peter Melchett, Direktur The Soil Association seperti dikutip Huffington Post, kapas organik terbukti lebih ramah lingkungan dan juga lebih aman karena tidak menggunakan pestisida.

SukkhaCitta memberdayakan petani kapas, khususnya para perempuan di Desa Gaji, Tuban, Jawa Timur, dan di Desa Jlamprang, Batang, Jawa Tengah. Sejak tahun 2020, para petani perempuan ini diberdayakan untuk menanam kapas menggunakan sistem tumpang sari. Para ibu di dua desa ini didukung untuk menanam kapas organik di halaman belakang rumahnya, di mana kotoran sapi lokal digunakan sebagai pupuk alami.

“Dari kebun ke karya atau farm to closet, kita akan mengeksplorasi proses dan dampak dari apa yang kita pakai. Mengajak publik untuk mengingat kembali tumpang sari, cara bertanam yang mengembalikan hubungan timbal balik kita dengan tanah. Berfokus pada solusi krisis iklim dimana kita berpijak, dan apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi,” kata CEO SukkhaCitta, Denica Riadini.

Metode ini terbukti lebih ramah terhadap tanah, membuat tanah lebih sehat dan tahan terhadap perubahan iklim serta meningkatkan kadar karbon dalam tanah hingga 50 persen. Dengan menanam beragam tanaman di satu lahan perkebunan dan  menghindari penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis, kondisi tanah yang telah rusak dapat pulih. Sistem tumpang sari juga menahan air hujan 25 persen lebih banyak dan menyerap lebih banyak karbon dioksida dari atmosfer.

Perlunya Dukungan

Merujuk laporan South East Asia Fashion Sustainability 2021, kawasan Asia Tenggara memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan masa depan industri fesyen yang lebih memperhatikan aspek lingkungan serta sosial. Sebagai upaya mewujudkannya, SukkhaCitta berani mengambil peran dalam kampanye ini.

Dengan dukungan dana hibah dari DBS Foundation Grant Programme (DBSFGrant), SukkhaCitta telah melakukan berbagai inisiatif keberlanjutan selama tujuh tahun berdiri. Beberapa di antaranya adalah meningkatkan pendapatan para perempuan hingga 60 persen dan membantu lebih dari 1.400 anggota keluarga untuk memiliki kehidupan yang lebih layak. 

Dukungan finansial seperti dana hibah DBS sangat berarti bagi pengembangan bisnis fesyen berkelanjutan berskala UMKM seperti yang dilakukan SukkhaCitta. Selain itu, dalam cakupan yang lebih luas, mewujudkan industri fesyen yang berkelanjutan juga memerlukan dukungan regulasi dan komitmen dari semua pihak agar dampaknya benar-benar dapat dirasakan oleh semua.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Maulina Ulfa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Maulina adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember.

  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Darurat Kebakaran Hutan di Tengah Kemarau Panjang dan Bagaimana Mengatasinya
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Agradaya Berdayakan Petani Rempah di Menoreh
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023

Continue Reading

Sebelumnya: Krisis Pendidikan di Lebanon Tidak Kunjung Membaik
Berikutnya: Bisakah Bioteknologi Mendukung Ketahanan Pangan dan Transisi Energi?

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.