Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput

Perempuan juga dapat berperan dalam gerakan pemberdayaan perempuan.
Oleh Abul Muamar
28 Desember 2022
empat perempuan saling menyatukan tangan membentuk tanda cinta di tengah hamparan sawah.

Foto oleh Melissa Askew di Unsplash.

Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu topik penting dalam pembahasan mengenai pembangunan berkelanjutan. Saat ini, semakin banyak pihak yang menyadari pentingnya peran perempuan di masyarakat, termasuk dalam upaya pelestarian lingkungan, meningkatkan perekonomian, dan menentukan kebijakan.

Akan tetapi, ide atau gagasan cemerlang mengenai bagaimana sebaiknya memberdayakan perempuan dan menegakkan kesetaraan gender terkadang masih sulit dieksplorasi dan diterapkan. Beberapa pihak menyatakan niat dan komitmen untuk memberdayakan perempuan, namun implementasinya belum optimal atau berdampak.

Berikut tiga inisiatif pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh perempuan di komunitas akar rumput dari berbagai penjuru Indonesia. Apa yang mereka lakukan mungkin dapat menjadi inspirasi, yang dapat ditingkatkan atau diadaptasi.

  1. Melibatkan Perempuan dalam Transisi Energi

Selama ini, memberdayakan perempuan nyaris identik dengan melibatkan mereka dalam hal-hal yang berkaitan dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Potret perempuan yang sedang menggarap kerajinan tangan atau makanan menjadi gambaran yang paling sering ditemui.

Padahal, pemberdayaan perempuan memiliki banyak aspek, termasuk menyangkut teknologi dan transisi energi. GAWIREA, sebuah komunitas perempuan yang berfokus pada pendidikan energi terbarukan, mengerti akan hal itu. Komunitas ini memberdayakan perempuan dan anak-anak perempuan melalui pendidikan non-formal untuk menggunakan energi terbarukan sebagai sumber pendapatan.

GAWIREA, yang digagas oleh perempuan asal Kalimantan Tengah bernama Andi Rosita Dewi, memegang prinsip bahwa pemberdayaan perempuan di pelosok desa tidak boleh terhambat oleh infrastruktur yang tidak memadai atau ketiadaan akses listrik yang disediakan pemerintah.

“Bagaimana transisi energi disampaikan lewat pendidikan di akar rumput, itu yang terpenting. Contoh simpelnya dari apa yang sudah kami lakukan, ibu-ibu di desa jadi paham mengenai sistem kerja solar panel yang terpasang di rumah mereka. Dan anak-anak perempuannya juga mendapatkan partisipasi yang layak dalam sektor energi,” kata Andi Rosita.

  1. Pendidikan Keberlanjutan melalui Makanan

Sustainability Scool menggali peran-peran perempuan dan makanan dalam isu keberlanjutan. Wirausaha sosial ini didirikan oleh Ines Puspita Setiawan.

Sustainability Scool mengusung 10 konsep permasalahan global: air, energi, makanan, limbah, keanekaragaman hayati, perubahan iklim dan pemanasan global, kemiskinan, keuangan, kesehatan, dan perdamaian. Namun, fokus Sustainability Scool adalah perempuan dan makanan, dengan mengadakan workshop-workshop tentang keberlanjutan.

Beberapa workshop Sustainability Scool berfokus tentang pengawetan dan penambahan nilai untuk produk-produk segar. “Ketika para ibu berubah, dia berbelanja dengan berbeda dan mulai membuat perubahan-perubahan baru. Sedikit banyak, ayah dan anak-anak akan mengikuti,” kata Ines.

  1. Mencegah Pernikahan Anak Perempuan

Memberdayakan perempuan juga dapat dilakukan dengan menyelamatkan mereka dari pernikahan dini. Di Lombok, ada satu tradisi dari suku asli setempat yang membolehkan laki-laki membawa lari perempuan untuk dinikahi. Tradisi yang mirip dengan kawin lari ini disebut Merariq.

Seiring waktu berjalan, tradisi ini sering disalahpahami oleh masyarakat setempat sehingga melanggengkan praktik perkawinan anak di bawah umur–fenomena yang kemudian disebut Merariq Kodeq.

Perempuan dan anak-anak perempuan masih kerap dipandang sebagai warga kelas dua. Ketika seorang anak perempuan keluar rumah bersama laki-laki dan tidak pulang hingga pukul 10 malam, maka dia akan dinikahkan. Akibatnya, banyak ibu-ibu berusia anak di daerah tersebut. Mereka menggantungkan hidup pada suami dan tidak berdaya secara ekonomi.

Permasalahan itu direspons oleh komunitas Senyum Puan yang digagas oleh Ade Lativa Fitri. Selain kekerasan seksual, komunitas ini fokus dan berupaya untuk menggagalkan pernikahan anak. Ke depan, komunitas ini juga akan memberdayakan anak-anak perempuan yang telah terlanjur menikah dengan melibatkan mereka dalam sektor UMKM.

Saat pembahasan dan gerakan semakin ramai, kita perlu mengingat bahwa pemberdayaan perempuan adalah tentang bagaimana membangun kesadaran tentang kesetaraan gender, untuk memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan dalam memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Artikel ini diterbitkan dengan penjadwalan per 23 Desember 2022. Saat ini, seluruh tim Green Network sedang libur akhir tahun bersama sampai 02 Januari 2023.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Industri Nikel di Teluk Weda
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Sekolah Lansia dan Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mendukung Kesejahteraan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kerusakan Lahan Gambut yang Terus Berlanjut di Kalimantan Tengah

Continue Reading

Sebelumnya: 4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai
Berikutnya: 8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

Artikel Terkait

sekelompok siswa sd mengenakan seragam merah putih sedang berbaris sambil mengepalkan tangan ke atas Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas

Oleh Seftyana Khairunisa
17 Juni 2025
a photo of Umea town landscape Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan

Oleh Ayu Nabilah dan Kresentia Madina
17 Juni 2025
lanskap lautan dengan kawasan industri di daratan Mengulik Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Industri Nikel di Teluk Weda
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mengulik Dampak Lingkungan dan Kesehatan dari Industri Nikel di Teluk Weda

Oleh Abul Muamar
16 Juni 2025
Kain putih dikeringkan di tali jemuran Mengarusutamakan Tekstil Ramah Lingkungan untuk Dukung Keberlanjutan Industri Pakaian
  • Kabar
  • Unggulan

Mengarusutamakan Tekstil Ramah Lingkungan untuk Dukung Keberlanjutan Industri Pakaian

Oleh Attiatul Noor
16 Juni 2025
dua tangan mendekatkan puzzle Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial

Oleh Abul Muamar
13 Juni 2025
a bunch of dumped circuit boards Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki

Oleh Dinda Rahmania
13 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.