Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya Restorasi Ekosistem Laut Aral yang Kering

Laut Aral adalah contoh degradasi lingkungan yang parah akibat eksploitasi berlebihan. Lantas, apakah restorasi dapat dilakukan?
Oleh Kresentia Madina
26 Desember 2024
foto udara Laut Aral, perairan yang cukup besar di tengah gurun, terhubung ke sungai yang panjang

Foto: Patrick Schneider di Unsplash.

Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dapat mengubah sebuah ekosistem hingga mencapai titik kehancuran. Di Asia Tengah, keringnya Laut Aral merupakan contoh degradasi lingkungan yang parah, yang berdampak pada kehidupan banyak orang. Kabar baiknya, proses rehabilitasi sedang berlangsung.

Danau yang Mengering

Laut Aral pernah menjadi perairan kontinental terbesar keempat di dunia. Terletak di antara Kazakhstan dan Uzbekistan, danau air tawar ini awalnya memiliki luas 68.000 km persegi dan kedalaman 40 meter.

Kerusakan dimulai pada tahun 1960-an akibat pemanenan berlebihan sungai-sungai yang mengaliri danau untuk irigasi skala besar, khususnya produksi kapas. Akibatnya, Laut Aral mengalami penyusutan yang cepat dan peningkatan salinitas hingga mengering pada tahun 2010-an. Yang tersisa hanyalah tanah tandus, tanpa air yang mengalir, dan tanaman pun sulit tumbuh.

Masyarakat di sekitar danau sangat terdampak oleh kurangnya sumber air. Baik Kazakhstan maupun Uzbekistan adalah negara yang terkurung daratan, sehingga akses terhadap air bisa menjadi tantangan yang sangat besar. Selain itu, lahan kering melepaskan 80-100 juta ton debu setiap tahunnya, menyebabkan penyakit pernapasan dan masalah kesehatan masyarakat lainnya bagi masyarakat sekitar. 

Upaya Restorasi Laut Aral

Untungnya, tidak semua harapan sirna. Banyak pihak yang berupaya menyelamatkan Laut Aral secara bertahap, mulai dari pemerintah hingga organisasi.

Salah satu contohnya adalah penanaman jenis vegetasi tertentu untuk menangkal penggurunan. Di bawah Proyek Lingkungan Laut Aral di Kazakhstan, tim ahli ekologi telah menanam pohon saxaul hitam di wilayah Laut Aral Utara untuk membantu menahan debu dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Pohon-pohon ini mampu bertahan di lingkungan yang relatif keras, dan akarnya mampu menampung hingga 4.000 kilogram pasir.

Langkah serupa juga telah diterapkan oleh para peneliti dari UNDP sekaligus pengamatan terhadap vegetasi lain yang ada dan dapat tumbuh subur di lingkungan tersebut, seperti juzgun, akasia pasir, buckthorn laut, dan berbagai spesies pohon willow. Selain memperkenalkan vegetasi baru, UNDP juga menemukan bahwa sumber air terdapat di bawah area yang kering, hingga kedalaman 490 meter di bawah tanah. Meski begitu, air tersebut harus melalui proses desalinasi sebelum dikonsumsi. 

Restorasi dan Tanggung Jawab

Lingkungan alam memberi kita sumber daya yang diperlukan untuk hidup. Kemajuan rehabilitasi Laut Aral menandakan bahwa proyek restorasi ekosistem dapat dilakukan, dan diperlukan lebih banyak dukungan untuk menciptakan dampak yang lebih luas.

Pada akhirnya, seiring pertumbuhan populasi global dan permintaan akan berbagai barang, yang lebih penting lagi adalah kita jangan mengorbankan keanekaragaman hayati dan ekosistem untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut. Menjaga hak alam untuk hidup dan berkembang adalah cara kita menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Program Penghapusan Kendaraan di China

Continue Reading

Sebelumnya: Memperkuat Aksi Mitigasi Iklim melalui Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau
Berikutnya: Memperluas Desalinasi Air Laut untuk Dukung Ketersediaan Air Tawar di Wilayah Pesisir

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.