Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Proklim: Penanganan Perubahan Iklim Partisipatif di Tingkat Tapak

Program Komunitas untuk Iklim (Proklim) mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan pelibatan aktif masyarakat di tingkat tapak.
Oleh Seftyana Khairunisa
17 Mei 2024
seseorang sedang berjongkong menanam pohon pada siang hari

Foto: Dmitri Dreyer di Unsplash.

Perubahan iklim telah menyebabkan berbagai bencana yang mempengaruhi kehidupan manusia dan kondisi lingkungan. Sayangnya, pihak-pihak yang paling minim kontribusinya seringkali menjadi pihak yang paling merasakan dampaknya, terutama kelompok masyarakat akar rumput. Terkait hal ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan Program Komunitas untuk Iklim yang melibatkan partisipasi masyarakat di tingkat tapak dalam upaya penanganan perubahan iklim.

Dampak Perubahan Iklim di Tingkat Tapak

Jika ada pihak yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim, itu adalah masyarakat di tingkat tapak, terutama kelompok-kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, difabel, dan lansia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), setidaknya sudah terjadi 634 bencana alam terkait iklim hingga pertengahan Mei 2024 yang didominasi oleh banjir dan tanah longsor. Tidak hanya itu, Indonesia juga mencatat rekor temperatur terpanas kedua sepanjang sejarah pada tahun 2023 yang berdampak pada kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. 

Rentetan kejadian bencana ini mengancam masyarakat di tingkat tapak dengan kondisi sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang seringkali tidak memadai. Selain keselamatan dan kesehatan masyarakat, bencana iklim juga mengancam keberlangsungan hidup para pekerja di berbagai sektor yang sangat bergantung pada kondisi alam. Akibatnya, perubahan iklim membuat masyarakat semakin rentan terjerembab ke dalam jurang kemiskinan.

Program Komunitas untuk Iklim (Proklim)

Proklim adalah program nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya mengurangi emisi dan menangani dampak perubahan iklim. Semula, Proklim adalah akronim dari Program Kampung Iklim yang diluncurkan pada tahun 2011. Pada Oktober 2023, program ini diubah menjadi Program Komunitas untuk Iklim dengan akronim yang sama. Perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, atau organisasi masyarakat untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi di tingkat tapak. Dengan perubahan ini, Proklim tidak lagi hanya mencakup aksi pengendalian perubahan iklim berbasis wilayah administrasi, tetapi juga mencakup berbagai aksi yang dilakukan berbagai komunitas.

Pelaksanaan Proklim didasarkan pada Peraturan Menteri LHK yang memuat tiga komponen penting, yaitu:

  • Upaya adaptasi seperti aktivitas pengendalian bencana, peningkatan ketahanan pangan, dan pengendalian penyakit terkait iklim. 
  • Upaya mitigasi seperti penggunaan energi terbarukan, pencegahan kebakaran hutan, serta upaya-upaya pengurangan emisi lainnya.
  • Aspek pendukung keberlanjutan seperti keberadaan kelompok masyarakat penanggung jawab, dukungan kebijakan, dan juga dukungan pihak eksternal.   

Praktik di Daerah

Pada tahun 2023, terdapat 2.940 lokasi Proklim yang teregistrasi dalam Sistem Registri Nasional (SRN) Pengendalian Perubahan Iklim. Sebanyak 598 di antaranya telah diverifikasi oleh KLHK dan berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca hingga lebih dari 300 ribu ton CO2eq. 

Lokasi Proklim tersebar di berbagai provinsi dengan kegiatan yang disesuaikan dengan permasalahan atau potensi masing-masing daerah. Misalnya, Desa Banyuroto, Kabupaten Magelang, memiliki aksi adaptasi iklim untuk memanfaatkan sumber daya air secara lestari. Desa ini memanen air hujan dengan penampung, membuat ratusan biopori, dan menanam vegetasi di sekitar mata air sehingga sumber air tidak kering saat musim kemarau. Warga Desa Banyuroto juga menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dengan pola tumpang sari dan penganekaragaman tanaman pangan yang mampu meningkatkan ketahanan pangan. Masih di Magelang, warga Desa Sambak mampu mengurangi penggunaan energi fosil seperti LPG untuk keperluan sehari-hari karena telah beralih ke biogas yang diolah dari limbah pabrik tahu dengan dukungan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Magelang. 

Dukungan dari perusahaan di lokasi Proklim misalnya ditunjukkan oleh APP Sinar Mas melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) untuk memberdayakan masyarakat sekaligus melakukan konservasi hutan. Salah satu desa binaan APP Sinar Mas di Desa Dataran Kempas, Jambi memproduksi kompos dari limbah sawit dan kotoran hewan, hortikultura, hingga daur ulang sampah. Peran yang sama juga ditunjukkan oleh PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk yang desa binaannya, Desa Manggihan di Kabupaten Semarang, membuat pupuk kompos, bank sampah, dan juga penghijauan. 

Memastikan Keberlanjutan

Proklim dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya pengurangan emisi untuk mengendalikan perubahan iklim apabila dilaksanakan secara efektif, luas, dan merata di setiap daerah. Oleh karena itu, pemerintah harus memantau dan mengevaluasi program ini secara berkala untuk memastikan efektivitasnya, termasuk memastikan partisipasi yang bermakna dari komunitas yang menjadi sasaran program. Dan akhirnya, dukungan pendanaan dari lembaga keuangan, investasi swasta, dan mekanisme pendanaan inovatif merupakan hal krusial dalam penanganan perubahan iklim yang berkelanjutan.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Seftyana Khairunisa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Nisa adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada. Ia memiliki minat di bidang penelitian, jurnalisme, dan isu-isu seputar hak asasi manusia.

  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Maju-Mundur Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan dalam RUPTL 2025-2034
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Mengkaji Ulang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper)
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Pelanggaran HAM dalam Proyek Rempang Eco-City

Continue Reading

Sebelumnya: Food Rescue Warrior: Mendorong Tanggung Jawab Perusahaan atas Limbah Pangan
Berikutnya: Meningkatkan Sistem Pertanian dengan Teknologi Drone

Artikel Terkait

layar hitam menunjukkan angka-angka OJK Luncurkan Panduan Pengembangan dan Penerapan AI dalam Perbankan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

OJK Luncurkan Panduan Pengembangan dan Penerapan AI dalam Perbankan

Oleh Abul Muamar
23 Juni 2025
foto dekat bibit tanaman yang tumbuh di pot Menengok Bagaimana Kebijakan Agroforestri di India dalam Mengatasi Degradasi Lahan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Bagaimana Kebijakan Agroforestri di India dalam Mengatasi Degradasi Lahan

Oleh Attiatul Noor
23 Juni 2025
seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.