Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Foto: Pawel Czerwinski di Unsplash.
Kekeringan merupakan bagian alami dari siklus cuaca, namun perubahan iklim dan kelangkaan air akibat aktivitas manusia telah memperburuk keadaan. Konsekuensi dari kekeringan yang tidak diatasi sangat luas dan dapat sangat memengaruhi pertanian dan sektor penting lainnya, yang berdampak pada kehidupan jutaan orang. Oleh karena itu, pemantauan kekeringan menjadi alat penting untuk melacak dan menilai dampak kekeringan di lapangan demi mitigasi yang lebih baik.
Memahami Kekeringan
Kekeringan kini semakin sering terjadi. Dalam rentang tahun 2000 hingga 2022, jumlah dan durasi kekeringan telah meningkat 29%. Kasus kekeringan ekstrem juga dilaporkan di hampir setiap benua antara tahun 2022 dan 2024, menurut laporan dari Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD).
Biaya kekeringan sangat besar karena bahayanya secara sistemik memengaruhi aspek terpenting dalam kehidupan kita, termasuk ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Ketiadaan curah hujan dalam jangka waktu yang lama dapat memicu atau memperparah kelangkaan air, yang pada gilirannya akan memengaruhi pertanian, sanitasi, dan sektor penting lainnya.
Di Namibia, misalnya, pemerintah setempat bahkan melakukan pemusnahan satwa liar untuk mengatasi kerawanan pangan akibat keadaan darurat kekeringan. Kasus ini menunjukkan bahwa dampak kekeringan meluas ke keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Praktik Pemantauan Kekeringan
Kompleksitas dampak kekeringan menekankan pentingnya pemantauan kekeringan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik serta merumuskan tindakan untuk memitigasinya. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menerbitkan laporan “Pemantauan Dampak Kekeringan: Tinjauan Dasar Praktik” sebagai bagian dari upaya untuk membangun ketahanan global terhadap kekeringan dan peristiwa cuaca ekstrem.
Laporan tersebut menyoroti perlunya memahami pengetahuan lokal dan kontekstual dalam pemantauan kekeringan. Pengetahuan ini dapat dikumpulkan dari para ahli dan masyarakat setempat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak nyata yang dialami di lapangan, baik dalam bentuk angka maupun narasi.
Selain itu, laporan tersebut juga mengingatkan pentingnya mengajukan pertanyaan yang tepat sebelum memulai pengumpulan data dalam pemantauan kekeringan, seperti dampak apa yang diteliti dan untuk siapa pengumpulan data ini akan bermanfaat. Melatih ilmuwan warga dan membina kolaborasi dengan lembaga dan organisasi penelitian, membina kerja sama lintas batas, dan membangun pengumpulan data terpusat juga penting dalam meningkatkan pemantauan kekeringan.
Memperkuat Tanggap Bencana
Tindakan untuk mengatasi dampak kekeringan dimulai dengan data yang komprehensif dan relevan, dan itulah mengapa pemantauan kekeringan sangat penting untuk membantu mengurangi kerentanan terhadap bencana alam. Mengembangkan sistem pemantauan kekeringan yang efektif memerlukan partisipasi dari pemerintah, peneliti, dan masyarakat lokal. Pada skala global, kerja sama internasional harus dibina untuk secara kolektif meminimalkan biaya bencana yang sangat besar, demi kesejahteraan semua orang.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.