Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom IS2P
  • Opini

Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan

Pengetahuan yang dapat diterapkan dan kegiatan yang membumi dapat membantu mengarusutamakan praktik-praktik berkelanjutan, dimulai dari diri kita sendiri dan lingkaran kecil kita.
Oleh Yanto Pratiknyo
25 Agustus 2025
buku terbuka

Ilustrasi: Irhan Prabasukma.

Mencapai keberlanjutan adalah perjalanan bersama, dan setiap kontribusi dari semua lapisan masyarakat sangatlah berarti. Pembangunan berkelanjutan sendiri bertumpu pada prinsip tidak meninggalkan seorang pun di belakang. Oleh karena itu, menanamkan konsep keberlanjutan ke seluruh lapisan masyarakat adalah kunci. Yang lebih penting lagi adalah menyampaikan pengetahuan yang dapat diterapkan agar lebih banyak orang bisa dengan mudah berpartisipasi dalam upaya bersama menciptakan dunia yang lebih baik bagi manusia dan planet Bumi, yang dimulai dari diri kita sendiri dan lingkaran kecil kita.

Pengetahuan yang Dapat Diterapkan untuk Perubahan yang Bermakna

Kehidupan masyarakat—terutama dunia usaha—terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Di tengah krisis iklim, penurunan keanekaragaman hayati, dan polusi yang semakin memburuk, urgensi untuk beralih menuju sistem yang berkelanjutan tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karena itu, mempersiapkan diri dan komunitas kita untuk beradaptasi dengan perubahan ini menjadi sangat penting.

Misalnya perihal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di banyak negara berkembang, UMKM adalah tulang punggung perekonomian. Di Asia Tenggara, misalnya, UMKM mencakup 97–99% dari seluruh entitas usaha yang menyediakan lapangan kerja. Maka dari itu, memberdayakan UMKM sebagai aktor pembangunan berkelanjutan adalah salah satu strategi kunci.

Namun, memperkenalkan dan mengimplementasikan konsep keberlanjutan, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), bukanlah perkara mudah. Dalam sebuah kegiatan pelatihan, misalnya, menginspirasi perubahan nyata dan berkelanjutan setelah acara selesai sering kali menjadi tantangan bila peserta tidak tahu harus memulai dari mana. Hal-hal tersebut bisa terasa sulit, bahkan mustahil, untuk dilakukan secara individu—apalagi di tempat kerja atau dalam lingkup yang lebih luas. Lebih jauh, kesulitan juga muncul ketika kita berhadapan dengan pemangku kepentingan di luar kendali kita, seperti isu-isu sosial struktural, politik, dan kondisi lingkungan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari bahwa di luar statistik dan teori, berbagi pengetahuan yang dapat langsung diterapkan serta mengadakan kegiatan yang membumi adalah kebutuhan utama. Langkah pertama adalah mengidentifikasi kegiatan yang memang bisa kita kendalikan sesuai dengan kapasitas kita, lalu memfokuskan diri pada kegiatan-kegiatan tersebut.

Studi Kasus: Kegiatan Pelatihan UMKM

Sebelum Pandemi COVID-19, camilan dan makan siang dalam sebuah kegiatan pelatihan UMKM biasanya disajikan secara prasmanan. Orang-orang mengambil makanan, minuman, piring, cangkir, gelas, garpu, dan sendok masing-masing.

Dalam keadaan normal, peralatan makan akan diletakkan begitu saja tanpa pengawasan setelah makan, karena tidak ada wadah yang tersedia. Orang-orang cukup menaruhnya di meja, di bawah kursi, atau di mana pun yang memungkinkan. Dalam kegiatan pelatihan keberlanjutan, hal-hal semacam ini menjadi kesempatan untuk melakukan pelatihan tentang pengelolaan piring kotor dan sisa makanan. Dengan demikian, kita menyajikan pengetahuan yang dapat dipraktikkan, bukan hanya teori.

Sebagai persiapan, kita perlu mencari area yang relatif luas, seperti meja besar atau lantai. Kemudian, kita siapkan wadah khusus untuk sisa makanan, bisa berupa ember atau kantong plastik hitam. Di sebelahnya, sediakan wadah berlabel jelas untuk piring kotor, peralatan makan, dan minuman. Dengan demikian, setelah peserta makan saat jam istirahat, mereka dapat dan harus mengurus sendiri sisa makanan dan piring kotornya, dengan memilahnya sesuai dengan wadah yang diberi label.

Setelah pandemi COVID-19 melanda, penyajian makanan mungkin mengalami perubahan, yang mempengaruhi situasi dalam kegiatan pelatihan keberlanjutan. Namun, camilan dan makanan dalam kotak dapat menjadi kesempatan belajar. Para trainer dapat menyiapkan tempat sampah yang berbeda untuk berbagai kategori: sisa makanan organik, sampah kertas untuk kotak dan tisu, dan sampah plastik untuk peralatan makan dan gelas.

Hal-hal semacam ini dapat dilakukan setiap hari, sehingga menciptakan kebiasaan baru. Yang lebih penting, kegiatan-kegiatan ini harus memantik diskusi tentang sampah makanan, pemilahan sampah, dan pola konsumsi. Dalam sebuah pelatihan, peserta secara bertahap didorong untuk mempraktikkan kebiasaan makan yang teratur agar terhindar dari pemborosan. Mereka juga harus belajar cara mengelompokkan barang dengan benar untuk mendukung pengelolaan sampah. Hal ini dapat mendorong praktik langsung, bukan sekadar instruksi konseptual. Meskipun hanya diterapkan secara sampingan, hal-hal seperti ini berperan sebagai pengetahuan yang dapat diterapkan dan ditularkan oleh para peserta ke komunitas mereka.

Pengembangan Pelatihan Keberlanjutan

Pada akhirnya, pengetahuan yang dapat diterapkan dan kegiatan yang kreatif, terkendali, dan langsung perlu dieksplorasi lebih lanjut dalam kegiatan pelatihan keberlanjutan. Misalnya, apakah tempat pelatihan menyediakan dispenser air jika kita membawa tumbler? Apakah pencahayaan memadai untuk peserta dari segala usia? Bisakah kertas yang dipakai dalam pelatihan menjadi topik diskusi tentang produk ramah lingkungan atau berkelanjutan?

Kadangkala, diperlukan pertimbangan, mitigasi, dan antisipasi lebih lanjut untuk melaksanakan kegiatan yang tidak biasa dan memastikan inklusivitas dalam pengembangan kapasitas. Bagaimanapun, adalah tanggung jawab instruktur dan penyelenggara pelatihan untuk memfasilitasi pembelajaran bagi semua orang dan menginspirasi perubahan nyata di semua lapisan masyarakat, mulai dari UMKM hingga peserta level manajerial dan eksekutif yang lebih tinggi.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Tentang Kolom IS2P:

Kolom IS2P merupakan platform konten terdedikasi kolaborasi Indonesian Society of Sustainability Professionals (IS2P) bersama Green Network Asia. Kolom IS2P memberikan wadah dan dukungan editorial kepada anggota IS2P untuk menyebarluaskan wawasan, pengalaman, dan kebijaksanaan praktikal mereka dengan tujuan mempromosikan pendidikan keberlanjutan di tengah masyarakat.

Bermitra dengan Green Network Asia:

Luncurkan platform konten “Kolom” terdedikasi atas nama organisasi Anda dan berikan manfaat kepada tim kepemimpinan & manajemen, karyawan, dan anggota komunitas Anda dengan kredit publikasi dan dukungan editorial dari Green Network Asia, termasuk layanan kurasi, penyuntingan, desain visual, publikasi, dan diseminasi. Kolaborasi ini akan menciptakan nilai untuk organisasi Anda berupa komunitas yang lebih terlibat, thought leadership yang lebih kuat, kredibilitas yang meningkat, dan visibilitas yang lebih luas.

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Yanto Pratiknyo
+ postsBio

Yanto adalah trainer dan pakar dalam Kewirausahaan serta Integritas & Anti-Korupsi di GIZ. Ia meraih gelar sarjana Teknik Elektro dari Universitas Gadjah Mada dan gelar Magister Kewirausahaan dari Ohio State University, AS.

    This author does not have any more posts.

Continue Reading

Sebelumnya: Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
Berikutnya: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia