Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Program Sekolah Lapang Iklim yang diinisiasi oleh BMKG telah membantu para petani Kalimantan Barat menjaga hasil panen mereka dari dampak perubahan iklim. Seperti apa?
Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang

Foto: Asep Rendi di Unsplash.

Selama ribuan tahun, pertanian telah menjadi penopang utama sumber pangan kita. Namun kini, pertanian telah dan semakin terancam oleh dampak perubahan iklim yang semakin memburuk. Selain mengancam pasokan makanan yang dibutuhkan oleh banyak orang, dampak perubahan iklim paling dirasakan oleh para petani kecil, yang selama ini menjadi garda terdepan dalam produksi hasil pertanian. Terkait hal ini, program Sekolah Lapang Iklim yang diinisiasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah membantu para petani di Mempawah, Kalimantan Barat, menjaga hasil panen mereka dari dampak perubahan iklim.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian

Perubahan Iklim telah menimbulkan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, dan pertanian menjadi salah satu sektor yang paling rentan. Perubahan pola cuaca dan ketidakpastian curah hujan mengganggu seluruh proses rantai produksi pertanian, mulai dari tahap penanaman hingga panen. Padi, misalnya, yang membutuhkan air dengan volume yang stabil, akan sulit ditanam ketika terjadi kekeringan berkepanjangan. Sebaliknya, para petani juga terancam gagal panen ketika intensitas dan curah hujan terlalu tinggi, menyebabkan tanaman mereka terendam banjir.

Dampak tersebut juga dirasakan oleh para petani di Kalimantan Barat, termasuk di Mempawah yang mayoritas perempuan. Selama puluhan tahun, para petani di wilayah tersebut mengelola lahan pertanian tanpa pemahaman yang cukup tentang dampak perubahan iklim. Akibatnya, mereka sering mengalami kerugian berlapis akibat dampak perubahan iklim.

Pada tahun 2024, misalnya, hujan deras yang tak terduga menyebabkan sawah mereka yang siap panen terendam banjir. “Dua tahun terakhir kami sering dilanda banjir yang menyebabkan gagal panen. Kami juga menghadapi serangan hama seperti keong dan tikus. Banyak sekali tantangannya,” kata Meilani, salah satu petani perempuan di Mempawah.

Sekolah Lapang Iklim

Untuk membantu mengatasi dampak perubahan iklim terhadap pertanian, BMKG telah meluncurkan program Sekolah Lapang Iklim (SLI) di berbagai daerah sejak tahun 2010, termasuk di Kalimantan Barat. Berjalan atas kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, Pemerintah Australia, World Food Programme (WFP), dan organisasi masyarakat sipil, SLI merupakan program literasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan dalam rangka adaptasi perubahan iklim. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani dan petugas penyuluh pertanian terhadap data dan informasi iklim yang dapat langsung diterapkan dalam aktivitas pertanian.

Program ini dirancang dengan kurikulum yang komprehensif dan disesuaikan dengan tantangan pertanian lokal, sehingga petani dapat belajar beradaptasi dengan variabilitas iklim. Di luar pelatihan kelas, program ini memberikan dukungan melalui penyuluh pertanian dan memanfaatkan WhatsApp untuk menyampaikan informasi cuaca dan saran pertanian secara real-time. Setelah berjalan selama beberapa tahun, para petani yang menjadi sasaran dari program ini mengaku telah lebih memahami tentang perubahan iklim yang terjadi, termasuk dalam membaca prakiraan cuaca dan menyesuaikan teknik bertani mereka.

“Sekarang saya bisa memprediksi banjir dan pasang, makanya tahun ini tidak ada gagal panen,” kata Meilani.

Solusi Berbasis Kebutuhan Lokal

Seiring berjalannya waktu, kurikulum SLI terus diperbarui melalui konsultasi publik yang melibatkan kementerian terkait, akademisi, dan para ahli, serta didukung oleh Flood Modelling for Agriculture Area yang dikembangkan oleh Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat. Kurikulum yang telah diperbarui kini mencakup perspektif gender dan modul baru tentang aksi antisipatif serta advokasi untuk mencegah gagal panen dan memastikan bahwa solusi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas petani lokal.

Pada akhirnya, membekali masyarakat dan petani lokal dengan pengetahuan tentang pola iklim dan sistem peringatan dini adalah langkah krusial dalam upaya adaptasi perubahan iklim, yang bertujuan untuk mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Namun, langkah ini juga perlu dibarengi dengan meningkatkan solusi berbasis alam, termasuk dengan mengarusutamakan praktik pertanian yang berkelanjutan, sebagai bentuk mitigasi perubahan iklim.

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Demokrasi yang Cacat di Indonesia: Kebebasan Berpendapat di Bawah Ancaman Kekerasan Aparat
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ketimpangan, Pengangguran, hingga Korupsi yang Merajalela: 6 Isu Sosial yang Mendesak untuk Diatasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi

Continue Reading

Sebelumnya: Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
Berikutnya: Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia