Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Link Women: Kolaborasi untuk Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Dunia Kerja

UN Women dan LinkedIn, berkolaborasi dengan Markoding, menginisiasi program Link Women untuk mendorong pemberdayaan perempuan Indonesia dan menjembatani kesenjangan gender di dunia kerja. Seperti apa?
Oleh Kesya Arla dan Abul Muamar
19 Mei 2025
perempuan sedang bekerja dengan laptop di meja

Foto: Nugroho Wahyu di Pexels.

Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Namun, kenyataannya perempuan sering kali menghadapi banyak tantangan yang membatasi mereka untuk mengakses peluang kerja dan pengembangan karier. Terkait hal ini, UN Women dan LinkedIn berkolaborasi dengan Markoding menginisiasi program Link Women untuk mendorong pemberdayaan perempuan Indonesia dan menjembatani kesenjangan gender di dunia kerja. Bagaimana program ini dapat mewujudkan tujuan tersebut?

Kesenjangan Gender dalam Dunia kerja

Sampai hari ini, kesenjangan gender di dunia kerja masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Masalah ini salah satunya ditandai oleh tingkat partisipasi pekerja perempuan yang jauh lebih rendah dibanding pekerja laki-laki. Data BPS dalam publikasi Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2024 menunjukkan bahwa dari total 69,15 juta pekerja, hanya ada 33% pekerja perempuan. Ketimpangan ini cukup signifikan mengingat jumlah populasi penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia relatif seimbang.

Rendahnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari keterbatasan akses pelatihan dan pengembangan keterampilan, diskriminasi di lingkungan kerja, hingga norma-norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam ruang publik seperti harus mengemban tanggung jawab untuk menjalankan peran pengasuhan dan kerja-kerja perawatan. Jeda karier karena pernikahan dan melahirkan juga menjadi tantangan besar bagi perempuan untuk kembali melanjutkan karier. Selain itu, kesenjangan upah, terbatasnya peluang promosi, dan kekerasan terhadap perempuan turut memperburuk ketimpangan gender di dunia kerja.

Link Women untuk Pemberdayaan Perempuan

Link Women bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perempuan di Indonesia dan menjembatani kesenjangan gender di dunia kerja. Selain itu,  program ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender di tempat kerja, memberdayakan perempuan untuk mengenali dan menghadapi bias gender yang mungkin mereka temui, serta membuka akses ke peluang kerja yang berkualitas.

Program ini akan menjangkau 2.000 perempuan, baik yang baru memasuki dunia kerja maupun yang kembali melanjutkan karier. Berkolaborasi dengan Markoding, Link Women akan membekali para perempuan Indonesia dengan berbagai materi pelatihan sebagai berikut:

  • Peningkatan akses terhadap kesempatan kerja melalui pelatihan kerja dan jaringan profesional.
  • Peningkatan keterampilan digital, khususnya literasi AI dan keterampilan pemasaran digital. 
  • Pertukaran informasi antara sesama peserta, saling berbagi keterampilan, kesempatan mendapatkan bimbingan dalam pengembangan karier, pelatihan kepemimpinan, dan sosialisasi mengenai kesetaraan gender.

Melalui program ini, UN Women akan menghubungkan para pencari kerja perempuan dengan jejaring perusahaan dan asosiasi bisnis yang mendukung Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs), guna membuka kesempatan belajar dan pengembangan karier secara inklusif. Semantara itu, LinkedIn akan memanfaatkan keunggulan platformnya, seperti jaringan profesional yang luas serta data industri, untuk membantu perempuan Indonesia mengembangkan profil profesional, menunjukan keterampilan, membangun koneksi, dan meningkatkan kesiapan kerja.

“Kami percaya, di tengah besarnya pengaruh teknologi digital terhadap dunia kerja saat ini dan di masa depan, meningkatkan partisipasi perempuan di sektor ketenagakerjaan berarti memastikan pemberdayaan perempuan dengan literasi teknologi dan soft skill, seperti kepemimpinan yang adaptif, sehingga mereka dapat bersaing di dunia kerja,” ujar Ulziisuren Jamsran, Perwakilan UN Women untuk Indonesia dan Liaison ASEAN.

Dari Isu di Sektor Informal hingga STEM

Pada akhirnya, pemberdayaan perempuan dan segala upaya untuk mengatasi kesenjangan gender dalam dunia kerja harus mempertimbangkan berbagai isu, termasuk tantangan yang dihadapi oleh mereka yang selama ini bekerja di sektor informal. Menurut BPS, terdapat sekitar 64 persen pekerja perempuan yang bekerja di sektor informal, yang seringkali bekerja dalam keadaan tidak layak–tidak memiliki perlindungan sosial, dibayar dengan upah rendah, serta lebih rentan terhadap berbagai bentuk eksploitasi dan kekerasan. Selain itu, kesenjangan gender juga masih tinggi di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), di mana representasi perempuan masih sangat rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya komprehensif pada level sistemik untuk mengatasi semua isu tersebut.

“Permasalahannya bukan hanya dari sisi tidak adanya support system (lingkungan yang mendukung), tetapi juga masalah sistematik yang harus diatasi dari akarnya dan tidak bisa hanya diatasi oleh diri perempuan itu sendiri,” kata Xaviera Putri, UN Indonesia Champion for Women and Girls in Science, dalam acara peluncuran Link Women yang dilangsungkan secara daring pada 15 Mei 2025.

Continue Reading

Sebelumnya: Memahami Prinsip Bisnis dan HAM (BHR) untuk Keseimbangan HAM dan Keuntungan
Berikutnya: Pentingnya Cuti Ayah dalam Membentuk Generasi Masa Depan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia