Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Ekosistem Bumi sedang menuju kehancuran akibat krisis ekologi yang tak terbendung. Di tengah krisis yang sedang terjadi, rewilding menawarkan peluang untuk memulihkan keadaan.
Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju

Foto: Ming Chen di Unsplash.

Ekosistem Bumi sedang menuju kehancuran akibat krisis ekologis yang tak terbendung. Mulai dari serangga kecil hingga predator puncak, populasi hewan terus menyusut akibat hilangnya habitat, polusi, dan berbagai penyebab antropogenik lainnya. Di tengah krisis yang sedang berlangsung, rewilding menawarkan harapan untuk memulihkan keadaan.

Penurunan Keanekaragaman Hayati dan Potensi Rewilding untuk Memulihkannya

Ekosistem dibangun di atas interaksi antara organisme hidup dan lingkungan. Namun, interaksi ini runtuh pada tingkat yang mengkhawatirkan akibat krisis ekologi. World Wildlife Fund menyatakan bahwa jumlah populasi satwa liar telah menurun sebesar 73% antara tahun 1970 hingga 2020 karena berbagai faktor, mulai dari hilangnya habitat hingga pemanasan global terutama akibat ulah manusia.

Di tengah melemahnya ekosistem, rewilding menawarkan peluang untuk memulihkan keadaan. Praktik ini dapat membantu memulihkan ekosistem alami ke kondisi yang sedekat mungkin dengan kondisi semula. Menghilangkan spesies invasif dan memperkenalkan kembali spesies kunci ke dalam ekosistem termasuk di antara berbagai pendekatan rewilding.

Praktik rewilding juga menekankan penciptaan ekosistem yang tangguh dan mandiri serta meminimalkan campur tangan manusia. Namun, campur tangan manusia juga tidak sepenuhnya absen dalam praktik ini. Rewilding juga membutuhkan penanganan berbagai aktivitas manusia yang mengancam ekosistem, termasuk eksploitasi berlebihan, alih fungsi lahan, dan polusi. Dengan demikian, rewilding pada dasarnya adalah pemulihan lingkungan yang membiarkan alam bekerja dengan sendirinya, sementara manusia hanya membantu.

Pedoman Rewilding dari IUCN

Meski berpotensi besar, rewilding yang dikelola secara buruk justru dapat menimbulkan risiko serius bagi keanekaragaman hayati dan komunitas lokal. Untuk itu, pemanfaatan potensinya secara penuh memerlukan strategi yang berfokus pada kepentingan dan kesejahteraan keanekaragaman hayati.

Pada Oktober 2025, IUCN menerbitkan pedoman untuk pelaksanaan rewilding. Pedoman tersebut disusun melalui kolaborasi dengan 60 organisasi di seluruh dunia, dengan tujuan menyediakan prinsip-prinsip dasar dalam mengimplementasikan proyek rewilding serta mengintegrasikannya ke dalam upaya konservasi yang lebih luas.

Secara garis besar, pedoman tersebut memuat lima prinsip yang diadaptasi dari karya Steve Carver dkk. (2021). Salah satu poin pentingnya adalah perlunya perencanaan berskala besar yang mencerminkan dinamika serta keterhubungan sistem alam, serta pentingnya membangun sistem yang adaptif dan saling terhubung—yang menjembatani pengetahuan ekologis dengan kerangka politik, budaya, sosial, dan ekonomi.

Meningkatkan Konservasi Ekosistem

Konservasi ekosistem merupakan agenda global yang mendesak, sebagaimana tercermin dalam Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal. Oleh karena itu, mendukung praktik rewilding menjadi bagian integral dari upaya meningkatkan konservasi ekosistem di seluruh dunia.

“Dengan mengintegrasikan rewilding ke dalam praktik dan kebijakan konservasi, kita tidak hanya memulihkan integritas ekologis tetapi juga menata kembali hubungan kita dengan lingkungan. Rewilding merupakan langkah yang penuh harapan dan penting dalam mewujudkan lingkungan yang sehat di mana manusia dan alam tumbuh bersama,” kata Dr. Ian Convery, salah satu penulis pedoman tersebut.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Continue Reading

Sebelumnya: Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
Berikutnya: Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Lihat Konten GNA Lainnya

Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia