Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar

Beli Produk Lokal, Dukung Produsen Lokal, dan Konsumsi Secara Kritis

Kini, membeli sepatu bot kulit Italia dan makanan ringan Jepang menjadi sangat mudah dilakukan dari rumah yang nyaman dan aman, di manapun kita berada.
Oleh Nazalea Kusuma
3 September 2021
Seorang perempuan membeli produk lokal dari pedagang di pasar tradisional.

Foto: Yazid Nasuha dari Pixabay

Globalisasi adalah bukti bahwa kecerdasan manusia telah memungkinkan kita untuk mengonsumsi apa saja dari seluruh dunia. Hal tersebut sangat membantu, tetapi kemudahan itu datang dengan sejumlah “harga lingkungan” yang harus dibayar. Harga ini berupa timbulnya eksploitasi untuk memenuhi permintaan global yang besar, emisi karbon yang substansial dari pengiriman internasional, dan berton-ton limbah kemasan.

Kita tahu bahwa kemasan plastik, termasuk bubble wrap, masih digunakan dengan sangat leluasa. Namun, kemasan kertas/karton juga memiliki banyak kelemahan. Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) mengungkapkan bahwa 1,14 juta ton sampah kertas/karton dihasilkan pada tahun 2020, dan angka tersebut meningkat 13% dari tahun sebelumnya. Canopy mengatakan, “Setiap tahun, sekitar tiga miliar pohon ditebang untuk menghasilkan kemasan berbahan kertas. Banyak di antaranya berasal dari hutan-hutan dengan nilai karbon yang tinggi, dari habitat spesies yang terancam punah, atau sumber kontroversial lainnya.”

Untungnya, dorongan untuk membeli produk lokal dan mendukung bisnis lokal karena alasan ekonomi maupun kelestarian lingkungan semakin besar setiap harinya. Sekarang, membeli produk lokal disambut dengan tagar dan kebanggaan tertentu, dengan manfaat yang lebih nyata.

Membeli secara lokal sangat baik bagi masyarakat dan lingkungan.

Membeli produk dan mendukung bisnis lokal adalah cara yang baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Ketika kita membeli barang-barang lokal, bisnis yang produknya kita beli juga akan menghabiskan sebagian besar uang mereka secara lokal. Menurut Sustainable Connections, untuk setiap $100 yang dibelanjakan, $68 disirkulasikan kembali dan tetap dalam perekonomian lokal kita.

Bisnis lokal juga menciptakan lapangan kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar, sehingga membantu menurunkan tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Selain itu, bisnis lokal juga membayar pajak untuk mendanai pertumbuhan dan pembangunan di sektor lain secara regional.

Secara lingkungan, membeli produk lokal berarti mengurangi jejak karbon jika dibandingkan dengan membeli produk impor yang membutuhkan pesawat dan menggunakan kemasan yang rumit untuk sampai di depan pintu kita. Pertumbuhan bisnis lokal juga dapat berarti sedikitnya keterlibatan industri dalam pertanian dan peternakan. Kemakmuran pertanian lokal juga dapat mendorong pemerintah ke arah perencanaan penggunaan lahan yang lebih baik.

Kualitas produk lokal juga lebih baik bagi konsumen, terutama untuk produk segar. Membeli secara lokal menawarkan sistem penelusuran yang lebih ringkas untuk melihat bagaimana proses produk yang ingin kita beli. Dengan demikian, kita juga dapat berusaha memastikan apa yang bisa kita lakukan dalam pembangunan berkelanjutan.

Beli secara lokal, kritis, dan bertanggung jawab.

Bagi sebagian orang, membeli secara lokal masih mengacu pada istilah mendukung usaha kecil skala lokal atau nasional. Namun, kita harus ingat bahwa tidak semua bisnis lokal diciptakan sama. Bisnis lokal tidak selalu berarti mereka bersumber dari produsen lokal.

Misalnya saja, ada sebuah kafe yang membuka lapangan kerja baru, mempekerjakan penduduk sekitar, membelanjakan uang mereka secara lokal, membayar pajak untuk wilayahnya, serta menghindari emisi karbon dari perjalanan, pengiriman, dan pengemasan. Namun, itu tidak selalu berarti mereka mendapatkan bahan dan peralatan produksi lokal. Kemungkinan besar, bahan-bahan dan peralatan itu diperoleh secara impor.

Banyak toko lokal yang menjual produk impor eksklusif seperti daging wagyu, makanan laut untuk sashimi, “makanan super”, kain, furnitur, dan lain-lain. Penggunaan produk impor memang tidak bisa dihindari saat ini, namun kita masih bisa berusaha lebih baik lagi dalam penggunaannya. Tentu saja, tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat konsumsi kita secara besar-besaran. Tetapi, kita juga perlu mengkonsumsi secara kritis dan membatasi jejak karbon kita sebaik mungkin.

Sulit memang, tapi tidak mustahil.

Vox menyebutkan bahwa pada Juni 2020, Amazon India berhasil beralih dari plastik sekali pakai dalam pengemasan produknya. Di Indonesia, sebuah startup bernama Papel menawarkan alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk plastik bubble wrap. Merek kemasan berkelanjutan lainnya di seluruh dunia juga mulai bermunculan. Namun, itu masih belum cukup.

Untuk mewujudkan kemajuan menuju bumi hijau, semua orang harus bergerak bersama. Konsumen dan usaha kecil tidak bisa berjalan sendiri. Peraturan pemerintah, kebijakan publik, investasi bisnis, kampanye, dan perilaku konsumen harus bersinergi untuk mendorong pola pikir “membeli secara lokal” dan mengurangi jejak karbon yang terjadi dalam proses ekspor dan impor.

Penerjemah: Aliyah Assegaf

Versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris dapat dibaca di sini.

Jika Anda melihat konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia

Langganan Anda akan memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, sekaligus mendukung kapasitas finansial GNA untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Continue Reading

Sebelumnya: Lena Dominelli, Tentang Keadilan Lingkungan dan “Green Social Work”
Berikutnya: Keterampilan Kerja Masa Depan di Bidang Pembangunan Berkelanjutan

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

dua perempuan mengenakan pakaian tradisional Peru duduk di dekat dinding batu Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat

Oleh Kresentia Madina
12 Agustus 2025
tangan ibu dan bayi di atas keyboard laptop Menciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah Ibu Menyusui
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah Ibu Menyusui

Oleh Abul Muamar
5 Agustus 2025
beberapa orang yang beragam melakukan aktivitas fisik di taman kota yang dikelilingi pepohonan di Penang, Malaysia. Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua

Oleh Nazalea Kusuma
29 Juli 2025
tempat tidur di ruang perawatan medis dengan sofa di sampingnya Pendekatan Sistemik untuk Hapus Kekerasan Seksual di Fasilitas Kesehatan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pendekatan Sistemik untuk Hapus Kekerasan Seksual di Fasilitas Kesehatan

Oleh Abul Muamar
23 Juli 2025
getah dari batang pohon kemenyan Bayang-Bayang Deforestasi di Tengah Ambisi Hilirisasi Kemenyan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bayang-Bayang Deforestasi di Tengah Ambisi Hilirisasi Kemenyan

Oleh Seftyana Khairunisa
22 Juli 2025
sekelompok orang sedang piknik di taman Mempromosikan Koneksi Sosial sebagai Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mempromosikan Koneksi Sosial sebagai Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan

Oleh Kresentia Madina
21 Juli 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia