Persiapan Rumah Tangga Tanpa KDRT Bersama Nikah Institute
Terhitung sejak November 2018 sampai Desember 2020, Nikah Institute sudah mendampingi 4.414 peserta pendidikan pranikah, yang terdiri atas 1.047 peserta laki-laki dan 3.367 peserta perempuan, dalam berbagai jenis programnya, baik program pendidikan pranikah intensif maupun insidental.
Dengan mengusung jargon “Pahami Sebelum Sesali”, Nikah Institute berupaya mengedukasi para calon pengantin, tentang segala hal yang perlu dipersiapkan sebelum menikah. Harapannya, pasangan calon pengantin memahami betul hak dan kewajibannya untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan berkeadilan. Proses ini juga bertujuan meminimalkan berbagai potensi ketimpangan, ketidakadilan, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Sepanjang Januari sampai Juli 2021 saja, menurut catatan Komnas Perempuan telah terjadi 2.500 kasus kekerasan terhadap perempuan. Angka ini melampaui 2.400 kasus yang tercatat di tahun 2020. Kasus KDRT semacam ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor budaya, ekonomi, atau karakter masing-masing pasangan. Adapun faktor utama adalah ketidaksiapan atau ketidakmatangan dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Sebagai solusi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), menyatakan perlunya kerjasama semua pihak untuk mendukung program keluarga tangguh, meningkatkan pendidikan, pengetahuan, dan mengubah pola pikir pasangan yang akan menikah tentang konsep keluarga harmonis. Maka melalui program-programnya, Nikah Institute turut andil mengedukasi masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut.
“Kehidupan keluarga itu dinamis, kadang baik-baik saja, kadang banyak konflik. Maka pengetahuan tentang persiapan pernikahan sangat esensial untuk dipelajari. Mulai dari pemahaman akan diri sendiri, hubungan yang sehat, manajemen emosi, juga keilmuan agama sebagai penopangnya pun tidak hanya terbatas sebagai bekal, namun juga sebagai panduan sepanjang hayat,” tutur Nurul Hidayati, pendiri dan direktur Nikah Institute.
Program Nikah Institute juga lahir dari keresahan atas maraknya gerakan kampanye nikah muda di media sosial.
Ada kekhawatiran terhadap banyaknya anak muda yang terdorong untuk menikah padahal belum punya cukup bekal ilmu untuk menghadapi dunia pernikahan, yang tentu saja bisa memicu resiko konflik, ketidakadilan, hingga kekerasan fisik maupun psikis dalam rumah tangga.
Ada tiga program utama yang ditawarkan Nikah Institute, yakni program Kelas Intensif Satu Bulan, program Kelas Terapan, dan program Seminar. Semuanya dirancang dengan pendekatan interdisipliner ilmu—penggabungan antara keilmuan agama dengan keilmuan modern yang relevan dan tepat guna antara lain ilmu kesehatan, psikologi, sosiologi, bahkan budaya, yang dilangsungkan secara daring melalui grup WhatsApp sepenuhnya.
Dalam program Kelas Intensif Satu Bulan, peserta akan didampingi untuk belajar bersama tentang psikologi hubungan pria dan wanita, tata aturan agama dalam pernikahan, perencanaan keuangan, hingga belajar parenting dari para ahli di bidang-bidang tersebut. Tidak sekadar penyampaian materi-materi pembelajaran, Nikah Institute juga memfasilitasi konsultasi rumah tangga serta mediasi dan pengupayaan resolusi konflik yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga peserta program.
Langkah edukatif yang dilakukan Nikah Institute tidak hanya menjadi upaya mewujudkan hubungan yang sehat antara dua orang, tetapi juga langkah strategis untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan di tengah masyarakat. Tentu saja langkah ini harus dimulai dari lingkup yang terkecil, yakni keluarga.
Editor: Inez Kriya
Program-program Nikah Institute bisa diikuti di Instagram atau di situs resmi Nikah Institute.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Zia adalah penulis kontributor untuk Green Network ID. Saat ini aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).