Dampak Krisis Air terhadap Anak-anak di Vietnam
Foto oleh Joshua Lanzarini di Unsplash
Air memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Fakta bahwa tubuh kita terdiri dari sekitar 60% air menjadi bukti betapa vitalnya peran air. Namun sayangnya, sebagian besar orang di berbagai belahan dunia masih berjuang untuk mendapatkan air bersih, termasuk Vietnam.
Dengan populasi sekitar 97,34 juta jiwa dan lebih dari 2.360 sungai, Vietnam menghadapi krisis air yang berkepanjangan yang membawa dampak serius terhadap semua orang, termasuk anak-anak.
Lemahnya Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kurun waktu dua dekade, Vietnam telah berkembang dari negara berpenghasilan rendah menjadi negara berpenghasilan menengah. Namun, perkembangan ini sangat bergantung pada pasokan air sehingga sumber daya air berisiko menipis. Laporan Bank Dunia tahun 2019 menunjukkan bahwa penurunan kualitas air dan distribusi air bersih yang tidak merata merupakan dua dari sekian banyak dampak dari pertumbuhan ekonomi di Vietnam.
Secara geografis, Vietnam merupakan negara yang sangat rentan terhadap bencana alam seperti banjir, topan, dan badai. Bencana-bencana ini menyebabkan polusi air dan menjadi penyebab 80% penyakit di negara tersebut.
Penyakit dan Kekurangan Gizi pada Anak-anak
Air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) merupakan kebutuhan dasar bagi keberlangsungan hidup dan perkembangan anak-anak. Sayangnya, kebutuhan tersebut masih sulit dijangkau oleh anak-anak pedesaan di Vietnam.
Menurut Badan Statistik Umum Vietnam dan UNICEF, hanya 43,6% penduduk di wilayah pedesaan yang memiliki akses ke layanan air yang dikelola dengan aman (39,9% untuk wilayah dataran tinggi tengah dan 5,7% untuk kalangan kelompok etnis minoritas). Kondisi ini membuat anak-anak lebih rentan terhadap penyakit seperti diare, pneumonia, serta infeksi parasit yang dapat berujung pada kematian akibat kurangnya air bersih dan sanitasi yang layak.
Sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih juga berkelindan dengan masalah kekurangan gizi. Data tahun 2017 menunjukkan bahwa 23,8% anak di bawah usia lima tahun di Vietnam mengalami stunting, lebih tinggi dibandingkan rata-rata angka stunting kawasan Asia, yaitu 21,8%.
Tata Kelola Air yang Lebih Baik
Pemerintah Vietnam telah mengajak seluruh pihak untuk turut serta dalam meningkatkan ketersediaan pasokan air. Selama Pekan Air Sedunia tahun lalu, UNICEF menyatakan bahwa Vietnam berada di jalur yang benar dalam menciptakan akses universal terhadap layanan air bersih dan sanitasi pada tahun 2030.
UNICEF mendorong Vietnam untuk memperkuat tata kelola air, mengadopsi solusi berbasis alam, serta mengintegrasikan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim ke dalam kebijakan nasional sebagai langkah strategis untuk mengatasi krisis air. Sementara itu, Bank Dunia merekomendasikan penciptaan insentif guna menekan tingkat polusi dan mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pendanaan proyek-proyek perbaikan sistem air dan sanitasi.
Krisis Air Adalah Masalah Serius
Manusia sering menganggap remeh suatu keadaan. Krisis air di Vietnam merupakan masalah serius yang berdampak terhadap banyak aspek kehidupan. Selain membahayakan kehidupan anak-anak, krisis air juga mengancam pertanian dan ketahanan pangan negara. Inilah saatnya untuk memprioritaskan penyediaan akses air bersih, sebab air adalah penopang kehidupan kita bersama.
Penerjemah: Kesya Arla
Editor: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks saat ini, membekali diri, tim, dan komunitas dengan wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bukan lagi pilihan — melainkan kebutuhan strategis untuk tetap terdepan dan relevan.
Join SekarangMadina is the Assistant Manager for Digital Publications at Green Network Asia. She graduated from Universitas Indonesia with a bachelor's degree in English Literature. She has three years of professional experience working on GNA international digital publications, programs, and partnerships particularly on social and cultural issues.

Meningkatnya Angka Pengangguran Sarjana dan Sinyal Putus Asa di Pasar Kerja Indonesia
Wawancara dengan May Tan-Mullins, CEO dan Rektor University of Reading Malaysia
Memperkuat Ketahanan Masyarakat di Tengah Meningkatnya Risiko Bencana
UU KUHAP 2025 dan Jalan Mundur Perlindungan Lingkungan
Wawancara dengan Eu Chin Fen, CEO Frasers Hospitality
Meningkatkan Akses terhadap Fasilitas Olahraga Publik di Tengah Tren Gaya Hidup Sedenter