Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Pembudidaya ikan skala kecil di Sidoarjo, Jawa Timur. | Foto: Ivu Fajar Samsumar di Wikimedia Commons.
Ikan telah menjadi bagian penting dari pola makan manusia. Manusia juga memanfaatkan ikan sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan lain, seperti pakaian, perhiasan, dan obat-obatan. Selain penangkapan ikan yang telah menjadi praktik umum untuk memenuhi berbagai keperluan tersebut, ada juga budidaya ikan—yang sering disebut akuakultur. Secara spesifik, pembudidaya ikan skala kecil memainkan peran penting namun seringkali terabaikan dalam perekonomian global dan ketahanan pangan.
Akuakultur Skala Kecil
Di banyak wilayah berkembang, akuakultur menyediakan sumber protein dan mikronutrien esensial yang terjangkau. Lebih spesifiknya, di wilayah-wilayah di mana protein hewani lainnya kurang mudah diakses atau terjangkau, akuakultur menjadi sektor penting dengan peran signifikan dari operasi skala kecil.
Pembudidaya ikan skala kecil menyumbang sekitar 40% dari total tangkapan dunia. Produksi akuakultur global mencapai 223,2 juta ton pada tahun 2022, senilai US$472 miliar, dengan Asia menyumbang hampir 90% dari total output. Negara-negara seperti China, Indonesia, India, Vietnam, dan Bangladesh memimpin produksi, dengan sekitar 70–80% tambaknya berskala kecil dan dikelola oleh keluarga.
Diperkirakan, 61,8 juta orang bekerja di sektor produksi perikanan primer, sebagian besar dalam operasi skala kecil. Perempuan merupakan hampir separuh dari angkatan kerja dalam kegiatan pengolahan, perdagangan, dan pascapanen.
Sayangnya, sektor ini rentan terhadap perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan fluktuasi pasar. Pembudidaya ikan skala kecil, khususnya, memiliki akses terbatas terhadap sumber daya, pasar, dan teknologi untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.
Mendukung Pembudidaya Ikan Skala Kecil
Di berbagai belahan dunia, berbagai program kolaboratif muncul untuk membangun ketahanan dalam akuakultur. Salah satu contohnya adalah AquaLivelihood Project. Proyek ini merupakan kemitraan antara South Asian Association for Regional Cooperation Development Fund (SDF) dan Indian Council for Agricultural Research-Central Institute of Freshwater Aquaculture (ICAR-CIFA). Inisiatif regional yang berlangsung tiga tahun ini, yang dimulai pada tahun 2025, meliputi pelatihan teknis, peningkatan akses pasar, dan kolaborasi regional. Beroperasi di Bangladesh, Bhutan, India, Nepal, dan Sri Lanka, proyek ini bertujuan untuk memberdayakan lebih dari 12.000 pembudidaya ikan skala kecil, dengan target setidaknya 30% peserta perempuan.
Selain itu, ada pula Small-Scale Fisheries (SSF) Hub, yang berfungsi sebagai platform digital yang mendukung implementasi Pedoman Sukarela untuk Menjamin Perikanan Skala Kecil yang Berkelanjutan (Voluntary Guidelines for Securing Sustainable Small-Scale Fisheries/VGSSF). Platform ini menghubungkan nelayan, peneliti, pembuat kebijakan, dan organisasi masyarakat sipil untuk berbagi pengetahuan, praktik baik, dan perangkat kebijakan. Dengan mendorong dialog dan kolaborasi, SSF Hub akan membantu menjembatani inisiatif berbasis komunitas dengan kerangka kerja keberlanjutan global.
Membangun Masa Depan Akuakultur yang Tangguh dan Inklusif
Membangun industri akuakultur yang berkelanjutan membutuhkan strategi komprehensif yang menghubungkan pengetahuan lokal, inovasi, inklusivitas, dan kerangka kebijakan yang suportif. Selain itu, investasi dalam penelitian, solusi berbasis alam, dan pendekatan berbasis komunitas sangat penting bagi ketahanan lingkungan dan industri.
Secara khusus, mendukung perikanan skala kecil dapat menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ekologi dan ketahanan pangan di tengah meningkatnya permintaan global. Kebijakan inklusif yang meningkatkan akses terhadap keuangan, teknologi, dan pengembangan kapasitas dapat membantu produsen skala kecil beradaptasi dan berkembang. Pendeknya, pembudidaya ikan skala kecil merupakan salah satu aktor kunci dalam pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Jadi Member Sekarang