Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Asia
Primary Menu
  • Beranda
  • Topik
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Figur
  • Opini
  • Komunitas
  • Muda
  • Dunia
  • SDGs
  • Event
  • Pelatihan
  • #LetterfromtheFounder
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Kota Bersiap Hadapi Gelombang Panas Ekstrem

Pada hari pertama Hari Aksi Suhu Panas sedunia yang jatuh pada 14 Juni, kota-kota di seluruh dunia menerima peringatan untuk bersiap menghadapi gelombang panas ekstrem.
Oleh Nazalea Kusuma
27 Juni 2022
es yang meleleh

Foto oleh Dan-Cristian Pădureț di Unsplash

Memang benar: dunia kita semakin panas. Bagi manusia, gelombang panas mungkin merupakan gejala perubahan iklim yang paling dapat dirasakan karena memengaruhi kita secara langsung. Pada hari pertama Hari Aksi Suhu Panas sedunia pada 14 Juni, kota-kota di seluruh dunia menerima peringatan untuk bersiap menghadapi gelombang panas ekstrem.

Panas menyengat

Saat ini ada kemungkinan 50% suhu global mencapai 1.5 °C di atas level pra-industri dalam lima tahun ke depan. Untuk diketahui, suhu dalam satu dekade terakhir ini (2011-2020) lebih tinggi daripada sebelumnya, menurut Laporan IPCC yang dirilis pada Agustus 2021.

Akibatnya, gelombang panas menjadi lebih sering terjadi, lebih lama, lebih panas, dan lebih mematikan, terutama di perkotaan. Suhu panas pada awal musim panas dan lonjakan suhu yang mengancam jiwa di AS, India, Pakistan, Asia Timur, dan Eropa selatan hanyalah permulaan.  

Gelombang panas dapat menyebabkan banyak penyakit yang berhubungan dengan panas dan bahkan kematian. Pekerja lapangan, mereka yang tidak memiliki tempat tinggal, orang lanjut usia, balita, orang dengan difabilitas, dan orang-orang dengan kondisi bawaan adalah yang paling terdampak.

Namun, bahaya tersebut dapat dicegah. 

“Gelombang panas adalah pembunuh senyap dari perubahan iklim, tetapi tidak semestinya begitu,” kata Francesco Rocca, Presiden Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Hari Aksi Suhu Panas

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit (IFRC) adalah jaringan humanitarian terbesar, beranggotakan 192 Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional dan hampir 15 juta relawan di seluruh dunia.

Pada 14 Juni, IFRC meluncurkan Hari Aksi Suhu Panas untuk meningkatkan kesadaran tentang pengurangan dampak buruk dari gelombang panas ekstrem.  Berdasarkan rilis pers, IFRC bermitra dengan C40 Cities “dalam rangka mengajak para pejabat kota, perencana kota, dan penduduk kota di setiap wilayah di dunia untuk bersiap menghadapi gelombang panas yang lebih berbahaya dan mematikan.”

“Sebagian besar gelombang panas diperkirakan berhari-hari atau berminggu-minggu sebelumnya, memberikan cukup waktu untuk bertindak lebih awal, dan menginformasikan serta melindungi kelompok paling rentan. Kabar baiknya, ada tindakan sederhana dan murah yang dapat dilakukan pihak berwenang untuk mencegah kematian yang tidak semestinya terjadi akibat suhu panas,” ujar Rocca.

Sumber Rujukan dan Kerangka

Di seluruh dunia, Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit dan Jaringan C40 Cool Cities mendukung kota-kota untuk bersiap menghadapi gelombang panas. Dukungan itu berupa rancangan aksi menghadapi suhu panas, kampanye kesadaran publik, layanan kesehatan, dan kajian terkait suhu panas.

Berikut adalah sumber rujukan bagi perencana kota dan pemerintah pejabat untuk diadopsi dan ditingkatkan:  ·        

  • Urban Cooling Toolbox dari C40 untuk menurunkan suhu perkotaan dan mengurangi dampak dari efek suhu panas perkotaan.·        
  • Heat Resilient Cities Benefit Tool dari C40 untuk membantu mengukur manfaat kesehatan, ekonomi, dan lingkungan dari tindakan adaptasi.
  • Heat Wave Guide for Cities dan Urban Action Kit dari IFRC untuk mengantisipasi dan merancang persiapan menghadapi gelombang panas ekstrem dan mengurangi risiko mematikan. 
  • Beating the Heat: A Sustainable Cooling Handbook for Cities dari UNEP dan Cool Coalition yang diluncurkan pada helatan COP26 dengan 80 studi kasus dan contoh pendukung.

Sayangnya, pada titik ini, gelombang panas tidak dapat dihindari. Namun, dengan lonjakan suhu yang lebih ekstrem di cakrawala, kota-kota mesti bersiap melindungi warganya dari risiko gelombang panas perkotaan yang sesungguhnya dapat dicegah.  

Penerjemah: Gayatri WM

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network | Website | + posts

Naz adalah Manajer Editorial di Green Network Asia.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mendorong Penggunaan Kemasan Berkelanjutan bagi Konsumen dan Perusahaan
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    5 Hal yang Dapat Dilakukan Pemerintah Kota untuk Penuhi Hak atas Udara Bersih bagi Warga
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Upaya Uzbekistan Berdayakan Perempuan dalam Masyarakat Hutan dengan Kebijakan yang Responsif Gender
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Taiwan Sediakan Produk Menstruasi Gratis di Sekolah dan Kampus

Continue Reading

Sebelumnya: Upaya Pengelolaan Limbah Elektronik di Singapura
Berikutnya: Hari Laut Sedunia 2022: Gotong Royong untuk Revitalisasi Laut

Artikel Terkait

Polusi udara tampak diproduksi dari aktivitas pabrik Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS

Oleh Maulina Ulfa
22 September 2023
ilustrasi sampul laporan pembangunan berkelanjutan global 2023 GSDR 2023: Pentingnya Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan Berkelanjutan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

GSDR 2023: Pentingnya Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Nazalea Kusuma
22 September 2023
sebuah tangan memegang poster bertuliskan ‘stop war’. Menjaga Perdamaian di Tengah Polikrisis dan Kemajuan Teknologi
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menjaga Perdamaian di Tengah Polikrisis dan Kemajuan Teknologi

Oleh Abul Muamar
21 September 2023
tangkapan layar Zoom Meeting yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga laki-laki Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia
  • Kabar
  • Unggulan

Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia

Oleh Kresentia Madina
21 September 2023
dua pria di tengah sungai dengan perahu kayu. Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat
  • Kabar
  • Unggulan

Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat

Oleh Abul Muamar
20 September 2023
foto aerial sebuah hutan dengan ilustrasi berbentuk daun dengan tulisan CO2 di tengahnya Asia Carbon Institute Dorong Akselerasi Pasar Karbon Sukarela di Asia
  • Kabar
  • Unggulan

Asia Carbon Institute Dorong Akselerasi Pasar Karbon Sukarela di Asia

Oleh Kresentia Madina
19 September 2023
Sidebar Insan Figur
Sidebar Bespoke Event
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • Polusi udara tampak diproduksi dari aktivitas pabrik Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS

  • ilustrasi sampul laporan pembangunan berkelanjutan global 2023 GSDR 2023: Pentingnya Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan Berkelanjutan
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    GSDR 2023: Pentingnya Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan Berkelanjutan

  • sebuah tangan memegang poster bertuliskan ‘stop war’. Menjaga Perdamaian di Tengah Polikrisis dan Kemajuan Teknologi
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    Menjaga Perdamaian di Tengah Polikrisis dan Kemajuan Teknologi

  • tangkapan layar Zoom Meeting yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga laki-laki Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia

  • dua pria di tengah sungai dengan perahu kayu. Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat
    • Kabar
    • Unggulan

    Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat

  • Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • seorang pria botak duduk di depan sebuah pohon besar di hutan. Dedikasi Alex Waisimon Menjaga Hutan Adat dan Satwa Endemik Papua
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Dedikasi Alex Waisimon Menjaga Hutan Adat dan Satwa Endemik Papua

  • seorang perempuan berpakaian merah rajutan berdiri di depan pintu dengan dedaunan di atasnya. Lian Gogali, Menghidupkan Kembali Harmoni di Poso Lewat Sekolah Perdamaian
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Lian Gogali, Menghidupkan Kembali Harmoni di Poso Lewat Sekolah Perdamaian

  • seorang perempuan berkaca mata sedang mengajar dengan memegang papan tulis dengan huruf-huruf alfabet. Butet Manurung, Memberikan Pendidikan yang Memerdekakan untuk Masyarakat Adat Orang Rimba
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Butet Manurung, Memberikan Pendidikan yang Memerdekakan untuk Masyarakat Adat Orang Rimba

  • seorang perempuan duduk di depan sebuah dinding dengan cermin di belakangnya. Indah Darmastuti, Mewujudkan Sastra yang Lebih Inklusif untuk Difabel Netra
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Indah Darmastuti, Mewujudkan Sastra yang Lebih Inklusif untuk Difabel Netra

  • seorang pria berkaus biru duduk di kursi roda dengan latar lukisan di dinding Agus Yusuf, Pelukis Difabel yang Bercita-cita Bangun Sekolah Seni Ramah Difabel
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Agus Yusuf, Pelukis Difabel yang Bercita-cita Bangun Sekolah Seni Ramah Difabel

Tentang Kami

  • Tentang
  • Tim
  • Jaringan Penasihat Senior
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor
  • Panduan Artikel Opini
  • Panduan Artikel Komunitas
  • Panduan Siaran Pers
  • Bekerja dengan Kami
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2023 Green Network Asia - Indonesia