Kolaborasi Eiger dan Lazada Dukung Belanja Online Berkelanjutan

Konferensi pers kolaborasi EIGER Adventure dan Lazada Indonesia. | Foto oleh Lazada.
Berbelanja saat ini semakin mudah. Tak hanya datang ke toko, sekarang kita dapat melakukan belanja online (secara daring) seiring dengan perkembangan e-commerce.
Namun, aktivitas belanja online juga menimbulkan persoalan lingkungan, salah satunya sampah plastik kemasan yang digunakan untuk mengemas dan mengirimkan barang. Selain kantong plastik, penggunaan isolasi dan bubble wrap juga menyumbang peningkatan sampah plastik.
Berangkat dari permasalahan itu, Eiger Adventure dan Lazada berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan sampah kemasan dengan menggunakan pembungkus berbahan kertas. Kerja sama ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung aktivitas belanja online yang lebih ramah lingkungan.
Langkah Eiger dan Lazada
Eiger dan Lazada berkomitmen untuk mewujudkan rantai pasok yang lebih ramah lingkungan, di antaranya dengan menggunakan material kardus bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC). Sertifikasi FSC memastikan produk yang dihasilkan tidak merusak hutan dan pohon dan memastikan rantai pengolahan hasil hutan lebih ramah lingkungan.
Selain itu, Eiger dan Lazada juga mengganti bubble wrap berbahan plastik menjadi honeycomb paper wrap hasil daur ulang pada proses pengiriman. Pada kemasan juga akan disertai QR Code yang bisa dipindai agar pelanggan dapat membaca inisiatif keberlanjutan kedua perusahaan.
“Kami berharap inisiatif yang dijalankan bersama Eiger ini bisa memberikan pengalaman berbelanja online yang lebih ‘hijau’ bagi para pelanggan Lazada dan mendorong brand lainnya di Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan,” ujar Adiputra Wiharja, SVP Logistics Lazada Indonesia.
Harimula Muharam, General Manager Product & Sustainability Project Leader Eiger Adventure menjelaskan, Eiger telah mengukuhkan komitmennya untuk dapat menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan sejak 2021. Inisiatif ini diambil untuk memastikan operasional bisnis yang berkelanjutan.
“Melihat perkembangan bisnis digital Eiger Adventure yang meningkat pesat khususnya melalui platform Lazada, kami menyadari adanya dampak yang dihasilkan terutama sampah plastik dari pengiriman barang kepada konsumen. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab kami untuk dapat memberikan pengalaman berbelanja yang berkelanjutan kepada seluruh konsumen,” ujar Harimula.
Tak hanya kemasan, Eiger juga memperkenalkan Eiger Green Project melalui rangkaian produk Upcycling Collection vol.1. Perusahaan yang berbasis di Bandung ini memperkenalkan gerakan koleksi produk daur ulang pada industri mode yang ramah lingkungan. Produk upcycling ini diciptakan dari pemanfaatan produk yang tidak memenuhi standar kualitas atau tidak layak jual dengan tujuan untuk mengurangi limbah mode.
“Melalui proses upcycling, kami memberikan kesempatan kedua kepada produk-produk yang awalnya tidak layak jual, lalu kami desain dan olah kembali menjadi produk baru dengan memberikan nilai tambah kepada produk tersebut, sehingga dapat diterima konsumen,” imbuh Harimula.
Perlu Regulasi Terkait Kemasan Belanja Online
Untuk mendorong bisnis online yang lebih berkelanjutan, perlu adanya kebijakan pemerintah yang relevan, misalnya melalui regulasi terkait kemasan (packaging) belanja online. Sebagai contoh, beberapa negara telah mengeluarkan peraturan yang menyaratkan penerapan pengemasan keberlanjutan.
Misalnya, menurut riset McKinsey, 16 negara bagian Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan peraturan seputar limbah pengemasan. Peraturan ini menargetkan pelarangan plastik sekali pakai, tas belanja, dan meningkatkan target daur ulang. Kanada juga memiliki kebijakan tentang Canada-wide Strategy for Sustainable Packaging. Di Asia, Thailand mengumumkan larangan nasional terhadap penggunaan kantong plastik sekali pakai di toko-toko besar mulai 1 Januari 2020.
Selain itu, beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris meluncurkan peraturan Extended Producer Responsibilities (EPRs). Negara-negara ini menerapkan denda terhadap non-recyclable packaging dan mendorong kemasan daur ulang. Pemerintah Indonesia dapat mendorong pelaku bisnis e-commerce dengan menetapkan kebijakan sejenis. Selain itu, bisnis online yang berkelanjutan juga memerlukan komitmen dan kerja sama seluruh pihak untuk memastikan penerapannya berjalan secara kohesif.
Editor: Abul Muamar & Marlis Afridah
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Maulina adalah Editor & Peneliti untuk Green Network ID. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.