Pakistan Bangkit dan Perkuat Kesiapsiagaan Bencana dengan Proyek Rehabilitasi Sindh

Foto: Assad Tanoli di Unsplash.
Perubahan iklim menghadirkan dampak buruk bagi dunia . Saat ini, negara-negara yang rawan bencana perlu memperkuat sistem peringatan dini dan berinvestasi dalam manajemen risiko yang komprehensif bagi masyarakat. Menyusul banjir dahsyat yang menghantam Pakistan, Proyek Rehabilitasi Sindh akan membangun kembali provinsi tersebut dan memperkuat kesiapsiagaan bencana Pakistan.
Banjir Pakistan 2022
Pada tahun 2022, Pakistan mengalami hujan monsun lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengakibatkan banjir besar yang menyebabkan sepertiga wilayah Pakistan terendam. Mencairnya gletser yang berbuntut gelombang panas memperparah dampak banjir. Menurut data PBB, lebih dari 33 juta orang terkena dampak, 8 juta mengungsi, 13.000 terluka, dan 1.700 meninggal dunia.
Sindh adalah salah satu provinsi yang terkena dampak terburuk. Provinsi ini menyumbang 27% PDB Pakistan dan berkontribusi pada ketahanan pangan negara itu melalui produksi ternak. Namun, lebih dari 37% dari 50,4 juta penduduk Sindh masih hidup di bawah garis kemiskinan. Banjir memperburuk kerentanan masyarakat dan kondisi layanan kesehatan yang tidak memadai, serta ketersediaan air dan sanitasi, sekolah, dan akses listrik yang terbatas.
Proyek Rehabilitasi Sindh
Pada Desember 2022, Bank Dunia menyetujui dana untuk proyek rehabilitasi provinsi Sindh di Pakistan. Dana $1,692 miliar dialokasikan untuk membiayai lima proyek pembangunan kembali provinsi tersebut dari kehancuran akibat banjir. Proyek-proyek tersebut adalah:
- Proyek Rehabilitasi Darurat Banjir Sindh untuk merehabilitasi infrastruktur yang rusak (termasuk irigasi penting dan perlindungan banjir, skema pasokan air, dan jalan), memberikan peluang mata pencaharian jangka pendek, dan memperkuat kapasitas pemerintah untuk menanggapi bencana.
- Proyek Rekonstruksi Perumahan Darurat Banjir Sindh untuk mendukung rekonstruksi perumahan agar menjadi tahan terhadap berbagai bahaya melalui hibah rekonstruksi dan restorasi. Proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air dan sanitasi dengan menambahkan sistem pemanenan air hujan dasar dan jamban dua lubang.
- Proyek Transformasi Air dan Pertanian Sindh untuk meningkatkan produktivitas air pertanian, meningkatkan pengelolaan sumber daya air terpadu, dan memulihkan produksi tanaman oleh petani yang terkena dampak banjir.
- Proyek Penguatan Sistem Perlindungan Sosial Sindh untuk mendukung kesehatan ibu dan anak dengan memberikan bantuan tunai bersyarat (BTB) kepada 1,3 juta ibu dan anak.
- Proyek Kesehatan dan Kependudukan Terpadu Sindh untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan layanan kesehatan dan gizi reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak, dan remaja yang esensial. Proyek ini juga bertujuan untuk membangun kembali infrastruktur kesehatan yang rusak.
Najy Benhassine, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Pakistan, memandang Proyek Rehabilitasi Sindh sebagai peluang untuk meningkatkan tanggap bencana Pakistan lebih dari sebelumnya. “Di luar rehabilitasi dan rekonstruksi rumah dan infrastruktur yang rusak, keterlibatan kami dalam upaya tanggap banjir merupakan peluang untuk memperkuat ketahanan, dan mereformasi kelembagaan dan struktur tata kelola,” katanya.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia. Dia meliput Global, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australasia.