Mendorong Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kalangan Generasi Muda
Teknologi digital telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, dan generasi muda merupakan garda depan dalam perkembangan ini. Lantas, dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, bagaimana generasi muda dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua?
Generasi Muda dan Teknologi Digital
Teknologi dan data digital berkontribusi setidaknya 70% dari 169 target SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan). Digitalisasi telah meningkatkan pekerjaan di seluruh sektor ekonomi, sosial, lingkungan, dan banyak lagi.
Mayoritas generasi muda saat ini disebut sebagai ‘digital native’ untuk menggambarkan tingkat keterpaparan mereka dengan teknologi digital. Generasi muda umumnya terbiasa dalam mengoperasikan media sosial dan mengikuti perkembangan perangkat terbaru, menjadikan mereka penting dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Lalu, apa saja cara generasi muda dapat memanfaatkan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan?
Digitalisasi Mendukung Aktivisme dan Pemberdayaan
Dengan cepatnya informasi menyebar, dunia digital menawarkan lingkungan yang potensial untuk aktivisme. Kaum muda di seluruh dunia telah memanfaatkan ruang media sosial untuk menyoroti berbagai isu, memobilisasi donasi, dan membuat inisiatif terkait hal-hal penting, seperti krisis iklim dan kesenjangan.
Sebagai contoh, penggemar K-pop telah beberapa kali melakukan advokasi terkait isu lingkungan dan mengumpulkan donasi untuk mereka yang membutuhkan pada acara atau peristiwa tertentu. Para kreator digital yang berorientasi pada keberlanjutan juga muncul untuk menyebarkan kesadaran akan isu-isu terkait keberlanjutan dalam berbagai format kreatif.
Selain itu, keterampilan digital telah menimbulkan pengaruh signifikan dalam dunia kerja. Munculnya lapangan pekerjaan hijau dan terkait dengan teknologi menuntut generasi muda untuk selalu memiliki keterampilan yang dibutuhkan agar dapat bertahan di pasar kerja. Namun, pada tahun 2022, rata-rata 8% generasi muda berusia 15 hingga 19 tahun tidak mendapatkan pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan (NEET) di negara-negara OECD. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki akses ke fasilitas yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan keterampilan dan memberdayakan diri mereka.
Selain memberdayakan diri mereka sendiri, generasi muda juga dapat memanfaatkan digitalisasi untuk memberdayakan orang lain. Misalnya, seorang pemudi Vietnam bernama Thùy Anh Ngô mendirikan platform layanan kesehatan komprehensif bernama HASU, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bagi orang-orang berusia 50 tahun ke atas. Di Kenya, pemudi bernama Zeynab Miski Ahmed membantu membangun intelijen kolektif untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air sebagai pengelola data komunitas untuk Pemerintah Daerah Sungai Tana, yang berkontribusi dalam mengatasi kelangkaan air di negara tersebut.
Generasi Muda dalam Pembangunan Berkelanjutan
Pada akhirnya, generasi muda adalah aktor penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Wawasan dan pengalaman mereka tidak dapat diabaikan, baik berupa inovasi maupun dalam pengambilan keputusan, termasuk cara-cara kreatif mereka dalam menangani permasalahan melalui teknologi digital.
Oleh karena itu, kita harus memberikan ruang bagi generasi muda untuk memanfaatkan teknologi dengan bertanggung jawab. Memastikan akses terhadap perangkat digital bagi setiap generasi muda di seluruh dunia sangatlah penting mengingat kesenjangan dalam akses teknologi masih sering terjadi. Pada saat yang sama, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait harus menerapkan kerangka kebijakan yang diperlukan untuk memastikan penggunaan teknologi yang aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.