Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menjaga Ketahanan Air dengan Mengarusutamakan Daur Ulang Air

Pertumbuhan populasi yang pesat dan perubahan iklim mengancam ketahanan air di Asia. Daur ulang air muncul sebagai solusi potensial untuk menjaga ketahanan air.
Oleh Dinda Rahmania
5 Desember 2024
air limbah keluar dari pipa

Foto: Danilo Pinzon di Flickr.

Setiap hari, kita membutuhkan pasokan air yang stabil dan bersih dalam semua aspek, mulai dari minum hingga untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, memastikan ketahanan air sangat penting demi keberlangsungan hidup. Namun, pesatnya pertumbuhan penduduk ditambah perubahan iklim menyebabkan penyusutan sumber daya air dan membuat air semakin langka, termasuk di Asia. Di tengah keadaan ini, daur ulang air muncul sebagai solusi potensial.

Penawaran dan Permintaan

Benua Asia adalah rumah bagi hampir 60% populasi dunia. Pada tahun 2024, ada lebih dari 4,8 miliar orang yang hidup di benua Asia, menjadikannya wilayah terpadat di muka Bumi. Meski tingkat pertumbuhan diperkirakan melambat dan terdapat risiko penurunan populasi pada tahun-tahun mendatang, jumlah penduduk tetap akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa. 

Hal ini mengisyaratkan bahwa kebutuhan air bersih dan sumber daya lainnya tetap akan terus meningkat. Beberapa kawasan di Asia, khususnya Asia Selatan dan Asia Tenggara, sudah menghadapi kerawanan air yang signifikan. Pada tahun 2023, lebih dari 347 juta anak di Asia Selatan mengalami kelangkaan air yang tinggi yang disebabkan oleh buruknya kualitas, kurangnya pasokan, dan salah urus. Di Indonesia dan Filipina, jutaan orang masih kekurangan akses terhadap sanitasi dan kekurangan air karena sumber air yang jauh dan terkontaminasi, serta ketidakmampuan untuk membeli air. Situasi ini berdampak pada kesejahteraan mereka dan mereka rentan terhadap penyakit, kerawanan pangan, dan ancaman pertumbuhan ekonomi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sumber air sungai-sungai besar di Asia, Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, yang dikenal sebagai “Menara Air Asia”, berisiko mengalami penurunan air bersih secara signifikan pada tahun 2060. Hal ini disebabkan oleh gletser yang mencair lebih cepat di wilayah tersebut dan dapat mengurangi cadangan air tawar dan mengganggu kestabilan aliran sungai. Sungai-sungai besar lainnya di kawasan ini, seperti Sungai Mekong, Gangga, dan Indus, juga mengalami degradasi akibat penggunaan yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan pencemaran air dan diperburuk oleh peristiwa ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim seperti kekeringan dan banjir.

Lebih lanjut, proyeksi ke depan menunjukkan kesenjangan antara permintaan dan pasokan air bersih akan mencapai 40% pada tahun 2030. Menurut OECD, sebagian besar permintaan ini berasal dari sektor industri yang diproyeksikan meningkat sebesar 250%. 

Daur Ulang Air 

Ketika kebutuhan akan air bersih terus meningkat, krisis air global akan semakin memburuk jika pengelolaan air tidak beradaptasi dengan tantangan yang ada. Salah satu pilihan yang mungkin diterapkan untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan mendaur ulang air. 

Daur ulang air dilakukan dengan pemurnian air limbah untuk mengubahnya menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan industri dan pertanian. Langkah ini, juga dikenal sebagai reklamasi air, berfokus pada pengurangan ketergantungan pada sumber daya air alami yang terbatas dan meminimalkan jumlah air terkontaminasi yang dilepaskan ke lingkungan. 

Beberapa negara di dunia telah berhasil menerapkan daur ulang air untuk mengatasi kelangkaan air. Misalnya, Namibia menjadi negara pertama yang memanfaatkan reklamasi air dengan mendirikan Pabrik Reklamasi Air Goreangab (GWRP) pada tahun 1968. Untuk mengatasi kekurangan air yang parah dan meningkatnya tekanan pada air tanah karena pertumbuhan populasi pada saat itu, Namibia menerapkan direct potable reuse (DPR), yang memurnikan air limbah melalui proses seperti ozonasi, penyerapan karbon, dan filtrasi membran. Hal ini memastikan air aman digunakan dan menjamin pasokan air.

Contoh lainnya adalah NEWater di Singapura. Setelah melakukan penelitian intensif, Singapura meluncurkan pabrik reklamasi NEWater pada tahun 2003. Pabrik tersebut mengolah air limbah melalui tiga tahap: mikrofiltrasi/ultrafiltrasi, Reverse Osmosis (RO), dan desinfeksi ultraviolet. Uji mikrobiologi, kimia, dan fisik menunjukkan bahwa kualitas air mereka melampaui standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Solusi Potensial

Pertumbuhan populasi yang tinggi, urbanisasi, dan perubahan iklim mempengaruhi pasokan air di Asia, dan karenanya perlu solusi segera. Selama ini, negara-negara di Asia masih sangat bergantung pada air tanah, sehingga menyebabkan penurunan permukaan tanah akibat ekstraksi berlebihan. Akibatnya, kota-kota seperti Jakarta, Pekalongan, Manila, dan Hanoi berisiko tenggelam. Oleh karena itu, kota-kota besar di Asia dapat mulai menerapkan daur ulang air berskala besar, sementara daerah pedesaan dapat menerapkan sistem reklamasi air yang terdesentralisasi. 

Meski infrastruktur daur ulang air memerlukan sumber daya yang besar, manfaat jangka panjangnya dapat memberikan pilihan yang lebih hemat biaya. Penggunaan air yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan risiko kesehatan yang dapat menimbulkan biaya jangka panjang yang tinggi. Selain itu, daur ulang air juga dapat mengurangi kebutuhan untuk mengangkut air dari sumber yang jauh karena air limbah lokal digunakan kembali. Hal ini akan menghemat biaya transportasi dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk pengolahan air, sehingga menjadikannya solusi yang lebih berkelanjutan. 

Namun, konteks ekonomi dan geografis yang beragam di Asia memerlukan pendekatan yang disesuaikan. Jika diadaptasi secara efektif, reklamasi air dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan air secara signifikan di seluruh Asia.

Praktik Berkelanjutan untuk Ketahanan Air

Penting diingat bahwa air membutuhkan waktu untuk terisi kembali secara alami dan layak untuk dikonsumsi, sehingga persediaannya terbatas. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyadari hubungan penting antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan sumber daya alam, khususnya pasokan air bersih. Mengadopsi daur ulang air dan praktik berkelanjutan lainnya dapat membantu memastikan ketersediaan air dan mencegah kelangkaan air. 

Selain itu, sektor-sektor dengan penggunaan air yang besar harus menerapkan praktik-praktik yang lebih berkelanjutan untuk mengurangi konsumsi air berlebihan. Hal ini termasuk menerapkan metode pertanian berkelanjutan dan membangun lingkungan binaan yang ramah lingkungan dan menggunakan air secara lebih efisien. 

Pengelolaan air yang berkelanjutan tidak hanya sekadar memastikan pasokan air yang cukup, tetapi juga distribusi yang merata untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan air untuk semua. Oleh karena itu, pemberdayaan pemuda dan perempuan, penguatan tata kelola air lintas batas, dan pembangunan kembali infrastruktur untuk mendukung akses air sangat penting untuk mencapai jangkauan dan kontribusi yang inklusif. Pendanaan, penelitian, dan kebijakan yang selaras dengan tujuan keberlanjutan sangat penting untuk mencapai ketahanan air. 

Editor: Nazalea Kusuma & Kresentia Madina

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Singapura Luncurkan Alat Pelaporan ESG Otomatis
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    PUA-DEM: Model Komputer yang Lebih Akurat untuk Prediksi Longsor
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Memahami Prinsip Bisnis dan HAM (BHR) untuk Keseimbangan HAM dan Keuntungan

Continue Reading

Sebelumnya: Mewujudkan Bangunan yang Lebih Tahan Gempa dengan Konsep Confined Masonry
Berikutnya: Memberdayakan Buruh Gendong di Pasar Tradisional Yogyakarta

Artikel Terkait

balok-balok kayu dengan simbol ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan

Oleh Kresentia Madina
9 Juli 2025
sepasang kaki bayi berbalut kain putih Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup

Oleh Abul Muamar
8 Juli 2025
Seorang remaja laki-laki duduk sendirian di ruangan temaram, tampak tertekan sambil memegang telepon genggamnya Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda

Oleh Sukma Prasanthi
8 Juli 2025
infografik kemiskinan anak Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Infografik
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Irhan Prabasukma
7 Juli 2025
beberapa orang mendayung perahu di permukiman saat banjir. Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia

Oleh Andi Batara
7 Juli 2025
sayur selada di pipa hidroponik Upaya UEA Capai Kemandirian Pangan melalui Plant the Emirates
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya UEA Capai Kemandirian Pangan melalui Plant the Emirates

Oleh Attiatul Noor
7 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.