Mengolah Sisa Makanan untuk Pakan Babi sebagai Solusi Ramah Lingkungan

Foto oleh Jean Beaufort di Needpix
Makanan adalah aspek penting dalam masyarakat karena kita semua butuh makan untuk bertahan hidup. Sayangnya, cara kita memproduksi dan mengkonsumsi makanan seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Seiring meningkatnya kekhawatiran akan perubahan iklim, sangat penting untuk mencari solusi yang tidak hanya mampu memenuhi permintaan pangan global tetapi juga mengurangi limbah yang dihasilkan. Terkait hal ini, penggunaan sisa makanan sebagai pakan babi dapat menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengurangi jejak ekologis.
Sisa Makanan untuk Pakan Babi
Studi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan hewan ternak lainnya, babi mampu mencerna berbagai jenis produk sampingan makanan dan sisa makanan manusia. Pada awalnya, babi peliharaan yang merupakan keturunan babi hutan, mencari makanan di sekitar permukiman manusia. Seiring berjalannya waktu, babi banyak dipelihara untuk membantu mendaur ulang limbah rumah tangga.
Saat ini, daging babi adalah salah satu daging yang paling banyak dikonsumsi secara global, menyumbang 34% dari total konsumsi daging di seluruh dunia pada tahun 2022. Permintaan ini dipenuhi dengan produksi daging babi global yang meningkat sebesar 140% dari tahun 1961 hingga 2021.
Oleh karena itu, memberikan sisa makanan kepada babi dapat menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak lingkungan dari pemberian pakan konvensional, seperti kedelai dan jagung. Praktik ini juga berkontribusi dalam mengurangi limbah makanan, yang merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di TPA dan emisi gas rumah kaca.
Secara ekonomi, langkah ini juga dapat mengurangi biaya pakan bagi peternak, mengingat pakan babi komersial cukup mahal. Peternak bisa memanfaatkan alternatif yang lebih ramah lingkungan sekaligus lebih hemat biaya dengan memanfaatkan sisa makanan yang biasanya dibuang begitu saja. Studi menunjukkan bahwa mengganti 10% pakan konvensional dengan sisa makanan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 15% dan mengurangi kerusakan habitat hingga 30%.
Biosekuriti dan Kontrol Kualitas
Sebuah studi yang dilakukan di Swiss menemukan bahwa memberi makan babi dengan sisa makanan, seperti coklat, pasta, dan sereal sarapan tidak memberikan dampak negatif terhadap kualitas daging yang dihasilkan.
Namun, pengelolaan keamanannya tetap harus diperhatikan. Banyak negara menerapkan aturan ketat untuk mencegah penularan penyakit melalui pakan ternak. Contohnya, di Selandia Baru dan Australia dilarang memberikan sisa makanan yang mengandung atau telah bersentuhan dengan daging karena berisiko menyebarkan penyakit seperti Demam Babi Afrika dan Penyakit Mulut dan Kuku. Risiko penularan ini menegaskan pentingnya protokol biosekuriti dan kontrol kualitas yang ketat demi menjamin keamanan hewan serta konsumen.
Selain itu, peternak perlu mempertimbangkan variasi jenis sisa makanan untuk menyusun pola makan yang konsisten dan seimbang bagi babi. Prosedur yang ketat juga harus diterapkan untuk mencegah kontaminasi serta memastikan bahwa sisa makanan tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau patogen. Sistem penyimpanan, pemrosesan, dan pengolahan yang baik berperan penting dalam meminimalkan risiko yang dapat terjadi.
Langkah untuk Mendukung Pelestarian Lingkungan
Memberikan sisa makanan kepada babi berpotensi besar untuk menciptakan sistem pangan yang lebih baik. Namun, diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat serta edukasi bagi para peternak agar praktik ini dapat diterapkan dengan aman dan efektif.
Dengan investasi infrastruktur yang signifikan dan penerapan protokol yang tepat, sisa makanan dapat diolah kembali menjadi sumber daya yang berharga. Tindakan ini membantu mengatasi masalah ketahanan pangan sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.
Penerjemah: Kesya Arla
Editor: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Terima kasih telah membaca!
Berlangganan Green Network Asia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia. Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional dengan pembaruan seputar kebijakan publik & regulasi, ringkasan hasil temuan riset & laporan yang mudah dipahami, dan cerita dampak dari berbagai organisasi di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil.