Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Perkembangan teknologi AI yang begitu pesat harus didukung dengan regulasi AI untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence”

Foto: Markus Winkler di Unsplash.

Popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI) yang meroket telah menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan etika. Isu tentang etika penggunaan AI terus muncul seiring perkembangan teknologi, yang menekankan urgensi untuk mengembangkan regulasi AI untuk memastikan penggunaan AI yang aman dan efektif.

Implikasi Etis Pengembangan AI

Kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI) memiliki kemampuan untuk mensimulasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pikiran manusia, termasuk pembelajaran, pengambilan keputusan, dan kreativitas. Meningkatnya penelitian AI ditandai dengan dimulainya revolusi pembelajaran mendalam pada akhir tahun 2010-an. Hanya satu dekade setelahnya, kita telah memasuki era di mana model dasar AI, seperti GPT-4, Llama 2, dan Gemini, dirilis setiap beberapa bulan. Orang-orang bahkan telah meramalkan munculnya Agentic AI di masa depan dunia kerja, yang dapat bekerja, menganalisis, dan membuat keputusan tanpa campur tangan manusia atau perintah apa pun.

Perkembangan ini memunculkan perdebatan dan ambiguitas tentang implikasi etika penggunaan AI. Misalnya, muncul kekhawatiran atas kemungkinan pelanggaran privasi yang berasal dari integrasi AI di platform media sosial, tempat alat tersebut mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data pribadi pengguna. Alat AI juga mampu menghasilkan gambar atau video yang semakin realistis dari media sosial, yang juga memperburuk risiko kekerasan berbasis gender online, plagiarisme, penipuan, dan disinformasi.

Perkembangan Regulasi AI

Dengan batasan dan regulasi yang jelas, penggunaan AI dapat membantu mengefisienkan pekerjaan kita dan memberikan manfaat lainnya. Oleh karena itu, regulasi AI sangat penting dalam mendorong pengembangan dan penggunaan AI yang bertanggung jawab.

Data dari OECD menunjukkan bahwa 71 negara dan organisasi regional telah membuat beberapa kemajuan dalam merancang regulasi AI, mulai dari pedoman yang tidak mengikat hingga regulasi legislatif. Contohnya termasuk Uni Eropa dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat, yang telah mengambil inisiatif untuk memperkenalkan pedoman atau proposal regulasi tentang AI yang etis. Di Indonesia sendiri, beberapa institusi telah menerbitkan aturan terkait etika penggunaan AI, termasuk dalam bidang jurnalistik dan perbankan.

Dari sisi bisnis, raksasa teknologi seperti IBM, Microsoft, dan Google juga telah menerbitkan pedoman penggunaan AI secara etis. Pedoman-pedoman tersebut menekankan beberapa prinsip umum, yaitu transparansi dan kepercayaan, akuntabilitas, privasi, keadilan, dan penciptaan AI yang ramah lingkungan.

Sayangnya, masalah lingkungan dalam regulasi AI masih belum menjadi prioritas. Misalnya, Undang-Undang Dampak Lingkungan Kecerdasan Buatan Amerika Serikat tahun 2024 hanya mengatur sistem pelaporan sukarela untuk dampak lingkungan dari AI. Demikian pula, Undang-Undang AI Uni Eropa hanya mengatur dampak lingkungan dari AI melalui pemrograman hemat energi sebagai kode etik sukarela.

Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Seiring dengan semakin terintegrasinya teknologi AI ke dalam kehidupan, kita harus terus bersikap kritis dalam melihat bagaimana alat-alat tersebut dikembangkan dan digunakan. Menetapkan dan memperluas regulasi AI untuk mengatasi isu keamanan, etika, dan keberlanjutan lingkungan menjadi hal yang penting.

Pemerintah, bisnis yang menggunakan dan mengembangkan perangkat AI, dan masyarakat sipil harus bekerja sama dalam mengatasi tantangan-tantangan ini. Selain itu, kerja sama internasional juga diperlukan untuk membandingkan standar-standar AI global dengan kebijakan-kebijakan lokal. Mengatasi masalah ini dapat mendorong penggunaan AI yang lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa menimbulkan kerugian bagi manusia dan Bumi.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Continue Reading

Sebelumnya: Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
Berikutnya: GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025
sekelompok siswa sd mengenakan seragam merah putih sedang berbaris sambil mengepalkan tangan ke atas Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas

Oleh Seftyana Khairunisa
17 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.