Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Perubahan iklim dan aktivitas pertambangan mengancam sumber air di Mongolia. Terkait hal ini, Ongi River Movement berupaya melindungi alam dan mata pencaharian masyarakat.
Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai

Foto: Fadhil Abhimantra di Unsplash.

Air adalah sumber kehidupan yang diandalkan semua makhluk hidup di Bumi untuk bertahan hidup dan berkembang. Sungai merupakan salah satu sumber air yang sangat penting di Mongolia, negara semi-kering dengan curah hujan rendah. Namun, peristiwa cuaca ekstrem dan aktivitas pertambangan mengancam keberadaan sungai-sungai di negara tersebut. Terkait hal ini, Ongi River Movement yang berakar di akar rumput, berupaya mengatasi isu ini.

Ancaman terhadap Air Adalah Ancaman terhadap Mata Pencaharian

Mongolia adalah negara yang terkurung daratan dengan cuaca kering dan curah hujan yang relatif rendah. Sayangnya, perubahan iklim dan penggurunan (desertifikasi) semakin mengancam sumber daya air negara tersebut. UNDP melaporkan bahwa penggurunan memengaruhi lebih dari 77% lahan Mongolia. Situasi ini sangat memprihatinkan, mengingat lebih dari 82% total penggunaan air bersumber dari air tanah, yang menjadi pemasok air bagi kegiatan ekonomi dan konsumsi masyarakat Mongolia.

Tantangan-tantangan ini khususnya dirasakan di daerah pedesaan dimana rumah tangga penggembala berada. Sepertiga rumah tangga di Mongolia adalah penggembala; mereka bergantung pada sumber air untuk beternak dan bertani. Selain itu, rumah tangga pedesaan di negara tersebut sangat rentan terhadap risiko iklim. Peristiwa cuaca ekstrem seperti kekeringan dan dzud — badai musim dingin yang parah — menjadi semakin parah akibat perubahan iklim. Peristiwa semacam itu dapat menyebabkan kematian massal hewan ternak, yang merugikan sumber makanan dan pendapatan mereka.

Selain itu, sumber air seperti sungai terancam oleh aktivitas pertambangan di sepanjang hulu sungai. Misalnya, arsenik dan logam berat, seperti nikel dan aluminium, ditemukan mencemari perairan sungai, membahayakan penduduk lokal dan keanekaragaman hayati di sekitarnya.

Ongi River Movement

Ancaman-ancaman ini telah mendorong lahirnya inisiatif dalam komunitas penggembala di Mongolia. Salah satunya adalah Ongi River Movement.

Ongi River Movement adalah kelompok advokasi berbasis komunitas yang menentang aktivitas penambangan emas di sepanjang DAS Ongi. Lahir pada tahun 2001, gerakan ini bermula ketika para penggembala setempat menyadari bahwa sungai yang mereka kenal jernih telah berubah menjadi keruh dan kering. Dari situ, penduduk desa lantas bersatu untuk mengadakan pertemuan, kampanye publik, dan protes guna menuntut akuntabilitas dan penghentian aktivitas penambangan. Gerakan ini kemudian menyebar ke kelompok-kelompok sipil yang lebih luas seperti pengacara, ilmuwan, dan lainnya. Alhasil, lima tahun berselang, 35 dari 36 aktivitas penambangan di dekat DAS Ongi telah berhenti beroperasi.

Tak lama setelah kelahirannya, Ongi River Movement membentuk delapan dewan lokal di tiga provinsi dekat DAS Ongi dan merekrut 4.000 anggota pendukung. Kegiatan mereka meliputi peningkatan kesadaran lokal melalui seminar, pertemuan balai kota, dan pawai. Mereka berupaya menyebarkan urgensi untuk menjaga sumber daya alam dan mengkampanyekan perlindungan lingkungan.

Advokasi mereka meluas ke seluruh penjuru negara ketika para aktivis mulai menuntut undang-undang yang melarang eksplorasi dan operasi pertambangan di sungai, kawasan lindung, dan hutan. Berkat kampanye dan tuntutan mereka yang berkesinambungan, Parlemen Mongolia akhirnya mengesahkan undang-undang tersebut pada tahun 2009. Ongi River Movement telah membuktikan bahwa ketika masyarakat bersatu, menjaga alam menjadi suatu hal yang mungkin.

Kelindan Alam dan Mata Pencaharian

Sumber daya alam telah menjadi sandaran masyarakat selama berabad-abad; dan karena jelas, alam dan mata pencaharian saling berkelindan. Kasus di Mongolia adalah salah satu contohnya: ketika sungai tercemar atau kering, para penggembala kehilangan ternak sementara penduduk kehilangan sumber air. Oleh karena itu, melindungi alam atau mata pencaharian seharusnya bukan dilema—keduanya dapat berjalan beriringan dan merupakan prioritas yang saling terkait dan bergerak ke arah yang sama.

Meskipun terdapat undang-undang yang melindungi alam di Mongolia dan sekitarnya, pemantauan dan penegakan hukum yang lebih kuat tetap diperlukan agar tidak ada celah bagi pelanggaran yang dapat merugikan masyarakat lokal, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Salah satunya, pemerintah harus meningkatkan transparansi dalam proses perizinan pertambangan untuk mencegah korupsi.

Lebih lanjut, seperti yang ditunjukkan oleh Ongi River Movement, masyarakat dapat berperan aktif dalam mengawasi, mengadvokasi, dan meminta pertanggungjawaban institusi yang bersangkutan serta menagih janji mereka. Pada akhirnya, perlindungan alam berdampak pada manusia dan planet Bumi, baik sekarang maupun di masa depan.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
Berikutnya: Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Lihat Konten GNA Lainnya

Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia