Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Sungai Watch Mencapai “Milestone” Instalasi Alat Penghalang Sampah Sungai Ke-100

Sungai yang bersih akan bermuara menjadi laut yang bersih. Dalam perjuangan melawan polusi, Sungai Watch telah memasang 100 alat penghalang sampah untuk melindungi sungai-sungai di Bali, Indonesia.
Oleh Nazalea Kusuma
2 September 2021
Tim Sungai Watch membersihkan sungai.

Tim Sungai Watch membersihkan enceng gondok yang memenuhi salah satu sungai di Bali.

Beberapa waktu belakangan, sebuah artikel penelitian menunjukkan bahwa 80% dari polusi plastik lautan global dibawa melalui lebih dari 1000 sungai. Pada 20 Agustus 2021, Sungai Watch akhirnya memasang alat penghalang sampah yang ke-100 di Bali, Indonesia.

Sungai Watch adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam pembersihan sungai dengan misi menjaga perairan. Organisasi ini merupakan bagian dari Make A Change World, sebuah kanal media dan organisasi lingkungan yang berfokus pada polusi plastik. Make A Change World bermula sebagai Make A Change Bali pada 2009, didirikan oleh para remaja bernama Sam Bencheghib, Gary Bencheghib, dan Kelly Bencheghib.

Mereka menggunakan alat yang disebut TrashBarriers untuk menyusur sungai, mencegah sampah terbawa ke lautan. Ada tiga tipe TrashBarriers yang dapat digunakan dengan materi berbeda dan disesuaikan dengan berbagai ukuran sungai: Mini Floater, Floater, dan Walker. Alat penghalang terbesar sejauh ini berada di sungai Yeh Sungi, sungai paling terpolusi kedua di Bali dengan lebar 37 meter.

Struktur dan pemasangan TrashBarriers yang sangat cermat memungkinkan hewan-hewan yang hidup di air untuk dapat melewatinya dengan aman. Alat-alat itu disusun oleh Sungai Watch sendiri. Hingga hari ini, Sungai Watch terus berupaya membuat model penghalang sampah yang lebih baik dan lebih tahan lama.

Alat TrashBarriers “menjaring” sampah plastik yang terapung di sungai.

Para relawan—disebut River Warriors (Pejuang Sungai)—dan para pekerja secara rutin membersihkan sungai setiap minggu. Mereka mengumpulkan sampah yang tersaring oleh alat penghalang ke Stasiun Riset Sungai Watch untuk dicuci, dipilah, dan diambil datanya. Data-data ini diproses dan dianalisis untuk Laporan Plastik Sungai.

Kelompok pegiat lingkungan ini percaya bahwa data menjadi unsur penting untuk membuka ruang diskusi bersama para pemangku kepentingan. Laporan Plastik Sungai yang pertama memuat data dari 9 pembersihan di 8 lokasi wilayah Bali Selatan sejak Agustus hingga September 2020. Dari 450.000 kg sampah, kantong plastik menempati 18,5% di antaranya.

Sungai Watch memiliki sebuah tim yang tengah mengembangkan solusi yang terjangkau dan dapat diterapkan ulang untuk memperluas gerakannya secara masif. Sementara itu, mereka juga percaya bahwa lokalisasi manajemen sampah adalah salah satu bentuk aksi yang terbaik. Beraban adalah desa pertama yang melaksanakan sistem ini, menangani sampah dari 30 sungai di Tabanan.

Selain aktivitas rutin mereka, Sungai Watch kerap mengadakan pembersihan darurat. Baru-baru ini, tim pekerja dan para relawan membersihkan sebuah pembuangan sampah ilegal. Mereka membersihkan 75 ton sampah plastik dari 22 hektar hutan bakau Juwet Sari pada bulan Juni.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Sungai Watch (@sungaiwatch)

Saat ini, telah terpasang 100 penghalang untuk menjaga 92 sungai di 28 desa di Bali, dengan 3 Stasiun Riset, sebuah tim yang terdiri dari 50 staf, dan ratusan relawan. Sungai Watch kini sedang meneliti dan mengembangkan cara-cara untuk menciptakan nilai baru dari sampah, seperti membuat batu bata dari limbah plastik.

Setelah pencapaian berupa pemasangan alat penghalang yang ke-100, Sungai Watch kini berencana untuk menambah 1.000 sungai lagi dalam perlindungan mereka dan memperluas gerakan mereka hingga ke luar Bali. Mereka juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi untuk menjajaki potensi ekspansi ke Jawa.

Ikuti perjalanan Sungai Watch dalam melindungi perairan Indonesia melalui Instagram.

Penerjemah: Inez Kriya

Versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris dapat dibaca di sini.

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok

Continue Reading

Sebelumnya: Lena Dominelli, Tentang Keadilan Lingkungan dan “Green Social Work”
Berikutnya: Beli Produk Lokal, Dukung Produsen Lokal, dan Konsumsi Secara Kritis

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia