China Tingkatkan Konservasi Lahan Basah melalui Perlindungan Hukum dan Komitmen Global

Foto oleh gabriel xu di Unsplash.
Kehidupan di planet ini bergantung pada ekosistem. Lahan basah adalah salah satu kawasan ekosistem utama di Bumi, yang menyusut di berbagai belahan dunia. Di China, berbagai upaya telah dilakukan untuk mempercepat upaya konservasi kawasan lahan basah dalam beberapa tahun terakhir melalui undang-undang perlindungan dan komitmen global.
Kawasan lahan basah China
Lahan basah merupakan ekosistem kompleks yang terbentuk melalui interaksi antara daratan dan badan air. Danau, rawa, lahan gambut, dan sungai termasuk dalam kategori ini. Kawasan ini merupakan salah satu kunci keseimbangan ekosistem karena perannya dalam menyediakan air, mencegah banjir, menaungi berbagai keanekaragaman hayati, dan memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat.
China memiliki lahan basah terbesar keempat di dunia, yang luasnya mencapai 53,42 juta hektare. Lahan basah China merupakan rumah bagi lebih dari 4.000 spesies tumbuhan dan hewan, dan memiliki kapasitas penyerap karbon sebesar 1,71 juta metrik ton per tahun. Sayangnya, dalam rentang tahun 1950 hingga 2010, lebih dari 50% lahan basah China mengalami penyusutan. Perubahan iklim, aktivitas manusia, dan kurangnya peraturan perlindungan berkontribusi terhadap penurunan kawasan penting ini.
Hukum Perlindungan Lahan Basah China
Menyadari pentingnya lahan basah, China turut menandatangani Konvensi Ramsar pada tahun 1992. Perjanjian tersebut menyuguhkan kerangka kerja terkait konservasi dan penggunaan lahan basah. Sejak saat itu, berbagai tindakan telah dilakukan untuk melestarikan lahan basah China, termasuk menerapkan Rencana Aksi Konservasi Lahan Basah Nasional pada tahun 2000. Tahun 2022, China mengadopsi Undang-Undang Perlindungan Lahan Basah dan menjadi tuan rumah Konferensi ke-14 Para Pihak Penanda Tangan Konvensi Ramsar tentang Lahan basah.
Undang-undang Perlindungan Lahan Basah diadopsi pada Desember 2021 dan diterapkan mulai 1 Juni 2022. Menurut Yang Zhaoxia dari Universitas Kehutanan Beijing (Beijing Forestry University), undang-undang tersebut bertujuan untuk mendorong penggunaan lahan basah yang bertanggung jawab dan memastikan ekosistem lahan basah yang sehat dan berkembang, yang pada gilirannya meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan China. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perlindungan lahan basah China menjadi 55% pada tahun 2025 dan memulihkan lebih dari 66.000 hektare lahan basah.
China meningkatkan komitmen konservasinya dengan menjadi tuan rumah Konferensi ke-14 Para Pihak Penanda Tangan Konvensi Lahan Basah pada November 2022, di mana resolusi diadopsi untuk mempercepat upaya konservasi lahan basah global. Langkah ini menunjukkan bagaimana negara tersebut telah mengambil kepemimpinan dalam upaya konservasi lahan basah, yang dapat menjadi contoh bagi negara lain untuk meningkatkan peran mereka dalam melindungi ekosistem penting.
“Penting bagi kita untuk meningkatkan upaya global dalam konservasi lahan basah, melipatgandakan upaya untuk melestarikan, memasukkan lahan basah yang lebih penting dalam cagar alam, meningkatkan mekanisme dan platform kerja sama, dan meningkatkan cakupan lahan basah yang penting secara internasional,” kata Xi Jinping, Presiden China, dalam pidatonya.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia. Dia meliput Global, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australasia.