Grab Nyatakan Komitmen pada Keberlanjutan, Luncurkan Laporan ESG dan Inisiatif Gerakan Hijau

Pengemudi Grab mengantarkan dokumen, | Foto: Grab
Grab Holdings Inc. adalah sebuah perusahaan multinasional yang berdiri pada tahun 2012. Saat ini, Grab merupakan perusahaan mobile technology terdepan yang aktif di delapan negara Asia Tenggara. Bisnis utama mereka bergerak di bidang Layan Antar, Mobilitas, dan Jasa Keuangan.
Pada Juni 2021, Grab meluncurkan Laporan ESG pertamanya. ESG adalah sebutan ringkas untuk Environment, Social, Governance—Lingkungan, Sosial, Tata Pemerintahan. Berpegang pada standar Global Reporting Initiative (GRI), laporan ini menampilkan Kerangka Kerja Keberlanjutan yang dijalankan oleh Grab melingkupi beberapa topik materi kunci.
Sorotan Utama Laporan
Berdasar laporan tersebut, 46% mitra pengemudi mereka sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Sorotan lain dari pencapaian Grab di tahun 2020 meliputi keberadaan lebih dari 1.100 mitra yang tuli atau memiliki kelainan fisik; pengurangan 380 juta limbah alat makan plastik sekali pakai; kemitraan dengan kementerian pertanian di Filipina, Indonesia, dan Thailand untuk membawa para petani lokal dan pelaku bisnis pertanian ke ranah daring; dan lebih dari $200 juta investasi untuk persewaan mobil listrik/hibrida.
Grab beroperasi dalam filosofi yang patut digarisbawahi, yaitu mereka percaya bahwa sebuah perusahaan dapat tetap memperoleh profit sekaligus menciptakan dampak berkelanjutan. Perusahaan ini bertujuan untuk mencari laba, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta melestarikan lingkungan.
Pada sebuah survei yang diadakan Maret 2021 lalu untuk para penggunanya di enam negara Asia Tenggara, 82% responden mengaku khawatir terhadap perubahan iklim dan ikut berupaya mengurangi jejak karbon mereka. Oleh karena itu, Grab mengumumkan sebuah inisiatif baru untuk mengurangi emisi dan jejak karbonnya di lingkungan.
Cheryl Goh, Group Head of Marketing & Sustainability, mengatakan, “Kita harus mengadopsi solusi yang praktis dan dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan batasan yang berlaku di tiap negara (di mana Grab berada).”
Pada 2022, perusahaan ini berencana mengumumkan target-target bebas karbon berbasis sains dan merancang pemetaan yang tepat untuk mencapainya.
Fitur Penyeimbangan Karbon (Carbon Offset)
Sebuah fitur khusus yang dapat membantu para pengguna untuk mengurangi jejak karbon saat berkendara dengan Grab juga telah diterapkan. Melalui fitur ini, pengguna dapat membeli penyeimbang karbon (carbon offset) minimum senilai 0,10 dolar Amerika atau sebesar 200 rupiah setiap berkendara. Nantinya mereka dapat menerima sebuah pohon khusus diatasnamakan mereka ketika jumlah perjalanan yang ditentukan telah tercapai.
Uang itu akan digunakan untuk penghijauan dan proyek konservasi di lahan yang dikhususkan untuk inisiatif hijau ini, yakni “Hutan GrabForGood”. Hutan GrabForGood saat ini berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam sebagai kolaborasi antara Grab dengan organisasi-organisasi masyarakat sipil (NGOs) lokal.
Sebagai tambahan, pengguna yang ada di Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga akan dapat menanam pohon melalui EcoMatcher dengan membelanjakan poin GrabRewards.
Kendaraan Listrik Grab x Hyundai
Grab dan Hyundai Motor Group telah mengembangkan kemitraan mereka dalam mengadopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara. Dimulai pada 2018, kemitraan ini baru saja mengumumkan rencana peluncuran program perdana di Singapura, Indonesia, dan Vietnam.
Program perdana ini akan berfokus pada masalah biaya kepemilikan kendaraan listrik. Program ini nantinya menjalankan uji coba model bisnis EV terbaru, termasuk mengenai sewa guna usaha dan pilihan pendanaan khusus untuk para pengemudi dan mitra layan antar Grab.
Grab dan Hyundai juga akan terus meneliti dan mengembangkan sebuah pemetaan untuk mempermudah kepemilikan kendaraan listrik dan penerapannya di Asia Tenggara.
Pengurangan Plastik
Kemasan plastik sekali pakai merupakan masalah terbesar dalam urusan limbah di Asia Tenggara. Grab berkomitmen untuk mengikuti ikrar Layanan Antar Makanan WWF–Singapore PACT (Plastic ACTion) dengan visi “Tidak Ada Plastik di Alam pada 2030”.
Sejauh ini, perusahaan ini telah menambahkan pilihan untuk meniadakan alat makan plastik dan menggunakan kemasan ramah lingkungan dengan biaya tambahan di beberapa negara. Sebagai langkah lanjutan, Grab berencana menerapkan peniadaan alat makan plastik ini sebagai pakem utama. Mereka juga secara aktif melibatkan mitra pengusahanya untuk menggunakan kemasan yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengajak para konsumen untuk menerapkan perilaku serupa.
Engagement dan Tanggung Jawab
Melalui transparansi dan pertanggungjawaban, Grab juga berupaya membangun rasa saling percaya dan dukungan tanpa henti dengan para kelompok pemangku kepentingan dalam bisnisnya. Dialog, pertukaran, dan tanggapan selalu terbuka antara perusahaan dengan para karyawan, pemilik usaha dengan mitra pengemudi, konsumen, hingga sektor publik. Grab berharap dapat menumbuhkan semangat pembangunan berkelanjutan bersama-sama melalui engagement ini.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Inez Kriya
Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Ia adalah seorang penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif berpengalaman dengan portofolio selama hampir satu dekade.