Memperkuat Suara Generasi Muda Afrika melalui Forum Konsultatif
Masa depan ada di tangan generasi muda. Namun sayangnya, generasi muda menghadapi berbagai tantangan dalam mengakses kebutuhan dasar, yang pada gilirannya berdampak pada upaya mereka dalam mempersiapkan masa depan, mulai dari masalah ekonomi, keamanan, hingga perubahan iklim. Oleh karena itu, tantangan ini perlu dilihat melalui kacamata mereka, termasuk dengan menciptakan ruang bagi mereka untuk menyuarakan pendapat dan mengajukan ide-ide untuk mengatasi permasalahan dan mencari solusi. Di Addis Ababa, para pemuda Afrika berkumpul untuk memperkuat suara mereka dalam mengatasi tantangan terbesar Afrika untuk mengarahkan KTT PBB di masa depan.
Tantangan yang Dihadapi Generasi Muda Afrika
Afrika, benua terbesar kedua di dunia, mengalami peningkatan populasi generasi muda yang signifikan. Dengan sekitar 60% penduduknya berusia di bawah 25 tahun, Afrika diperkirakan akan menjadi negara dengan populasi termuda di dunia pada tahun 2100. Meski memiliki keunggulan demografis, generasi muda Afrika masih menghadapi banyak tantangan, mulai dari pendidikan yang tidak memadai hingga tingkat pengangguran yang tinggi.
Pada tahun 2023, rata-rata tingkat pengangguran generasi muda di Afrika melampaui 20%, dua kali lipat rata-rata angka global. Angka ini bervariasi di setiap negara, dengan beberapa negara melebihi 40–50%, dan tak kunjung membaik sejak tahun 2021.
Selain itu, lebih dari 72 juta anak muda Afrika tidak mendapatkan pendidikan, pekerjaan, ataupun pelatihan, dan dua pertiganya merupakan perempuan. Afrika Sub-Sahara mencatat tingkat eksklusi pendidikan tertinggi di negara berkembang, dengan hampir 60% generasi muda berusia 15 hingga 17 tahun tidak bersekolah.
Forum Konsultatif Pemuda Afrika
Forum Konsultatif Pemuda Afrika untuk KTT Masa Depan merupakan bagian penting dari acara sampingan UNDP, yang diadakan bersamaan dengan Forum Regional Afrika tentang Pembangunan Berkelanjutan (ARFSD) 2024.
Diselenggarakan di Addis Ababa, Ethiopia, pada 26-27 April 2024, forum ini memiliki tiga tujuan utama, yakni menyediakan wadah untuk keterlibatan antargenerasi, memperkuat suara para pemimpin muda dalam perumusan kebijakan, dan mendiskusikan realisasi isu-isu spesifik pemuda yang diuraikan dalam draf awal Pakta untuk Masa Depan di Afrika.
Forum ini mengeksplorasi lima bidang utama: pembangunan berkelanjutan dan pembiayaan; perdamaian dan keamanan; sains, teknologi, inovasi, dan kerja sama digital; generasi muda dan masa depan; dan transformasi tata kelola global.
Selain pemuda Afrika, para ahli dari berbagai bidang turut serta dalam forum tersebut. Para peserta terlibat dalam presentasi, percakapan, dan diskusi antargenerasi, yang mengarah pada pembuatan makalah posisi Pemuda Afrika di akhir forum.
Kerja Sama Multilateral untuk Masa Depan
Mengatasi tantangan global dan mendukung generasi muda memerlukan kerja sama multilateral yang kuat. Hal penting lainnya adalah menciptakan ruang yang aman bagi keterlibatan pemuda dengan menyoroti peran penting sistem dan kerja sama multilateral yang kuat dalam melindungi hak asasi manusia dan mendorong inklusivitas.
“Kami membutuhkan suara Anda dalam proses ini lebih dari sebelumnya; kami membutuhkan suara Anda untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah sehingga posisi yang diambil pemerintah dalam KTT Masa Depan ini mewakili suara generasi muda di tingkat negara,” kata Felipe Paullier, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Pemuda.
Berfokus pada reformasi kelembagaan, melindungi kebebasan berpendapat, dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi merupakan tindakan yang bijaksana di tengah penurunan demokrasi dalam urusan global. Langkah-langkah ini diperlukan untuk mendorong keterlibatan masyarakat dan secara efektif mengatasi permasalahan kompleks yang dihadapi di Afrika dan dunia.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Dia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis tentang konsumsi berkelanjutan, isu keberagaman, dan pemberdayaan generasi muda.