Pentingnya Intervensi Kesehatan Mata dan Akses Kacamata untuk Semua
Kemampuan melihat merupakan salah satu anugerah terbesar dalam hidup kita. Penglihatan yang jelas akan sangat membantu kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari, mulai dari belajar hingga bekerja. Oleh karena itu, intervensi terkait kesehatan mata, termasuk menyediakan akses kacamata untuk semua, merupakan hal krusial dalam pembangunan berkelanjutan.
Gangguan Penglihatan Secara Global
Gangguan penglihatan terjadi ketika kondisi mata mempengaruhi kemampuan melihat dengan jelas serta mempengaruhi sistem dan fungsi penglihatan secara keseluruhan. Kelainan refraksi (rabun jauh, rabun dekat), katarak, dan glaukoma merupakan beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Secara global, sekitar 2,2 miliar orang mengalami gangguan penglihatan jarak dekat atau jarak jauh. Menurut penelitian Lancet Glob Health, kondisi ini empat kali lebih umum terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan negara-negara kaya. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa setidaknya 1 miliar kasus dapat dicegah. Hal ini menekankan pentingnya pengobatan dan perawatan kesehatan mata yang tepat, termas akses kacamata untuk semua.
Dampak Seumur Hidup
Gangguan penglihatan dapat menimbulkan dampak serius bagi banyak orang. Bagi anak-anak, gangguan penglihatan dapat membatasi motivasi belajar dan mengganggu keseluruhan proses pendidikan di sekolah.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia di 21 negara menemukan bahwa anak-anak penyandang disabilitas penglihatan memiliki kemungkinan lima hingga tujuh persen lebih kecil untuk memasuki dan menyelesaikan pendidikan dasar dibandingkan anak-anak non-disabilitas. Mereka cenderung tidak bisa membaca dan menulis. Lebih lanjut, studi tersebut menemukan bahwa di 10 negara Afrika yang berbahasa Perancis, siswa sekolah dasar dengan gangguan penglihatan memiliki prestasi lebih rendah dibandingkan anak-anak lain dalam tes membaca dan matematika.
Gangguan penglihatan juga mengganggu produktivitas orang dewasa dalam bekerja. Seiring bertambahnya usia, seseorang cenderung mengalami presbiopi, atau ketidakmampuan melihat benda dekat. Kondisi ini dapat mulai berkembang sejak usia 40 tahun, yang umumnya masih dianggap sebagai “usia prima” bagi pekerja. Tanpa pengobatan atau akses terhadap kacamata, presbiopi akan menghambat produktivitas pekerja dan bahkan menyebabkan pensiun dini.
Intervensi Kesehatan Mata dan Akses Kacamata untuk Semua
Penelitian menemukan bahwa akses kacamata merupakan intervensi penting untuk membantu mengatasi gangguan penglihatan. Guru dan pengurus sekolah dapat mengintegrasikan program kesehatan mata di sekolah, antara lain dengan pemeriksaan kesehatan mata dan memberikan kacamata korektif kepada siswa yang membutuhkan. Penelitian Bank Dunia lebih lanjut mengungkapkan bahwa program-program ini relatif lebih murah untuk diterapkan namun dapat meningkatkan pembelajaran siswa secara signifikan.
Orang dewasa juga memerlukan intervensi serupa. Penelitian yang dilakukan di Bangladesh menemukan bahwa menyediakan akses kacamata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan memungkinkan mereka kembali bekerja. Pada akhirnya, hal ini memerlukan kontribusi yang signifikan dari pemerintah untuk mengalokasikan dana dan merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk isu-isu terkait kesehatan mata.
Sementara itu, peneliti, organisasi, pengusaha, dan guru juga harus bekerja sama untuk meningkatkan ketersediaan data dan menerapkan program yang dapat membantu siswa dan pekerja berkembang. Secara keseluruhan, visi yang jelas adalah awal dari jalan yang jelas menuju kehidupan yang lebih baik bagi semua.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.