#TarusJagaRumah: Kampanye Digital Pemuda Ambon untuk Dukung Pelestarian Lingkungan
Isu lingkungan dan krisis iklim terus menjadi perhatian banyak kelompok pemuda di Indonesia. Berbagai pendekatan dan aksi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya menjaga lingkungan. Di Ambon, sekelompok pemuda menginisiasi kampanye digital pelestarian lingkungan bertajuk #TarusJagaRumah di media sosial. Inisiatif ini berangkat dari permasalahan lingkungan di Ambon yang berlarut-larut, terutama menyangkut sampah.
Persoalan Sampah di Kota Ambon
Sebagai ibukota Provinsi Maluku, kepadatan penduduk Kota Ambon terbilang cukup tinggi yakni 1.163 jiwa per km2. Aktivitas industri, perkantoran, dan rumah tangga di Kota Ambon menghasilkan 220 ton sampah per hari. Sementara itu, kapasitas daya angkut sampah hanya mencapai 160 ton per hari.
Dengan wilayah yang didominasi oleh garis pantai dan perbukitan, Kota Ambon memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaan sampah. Ketika musim penghujan tiba, sampah yang dibuang ke sungai ikut mengendap bersama material tambang galian C. Hal ini menyebabkan beberapa titik di Kota Ambon terendam banjir tahunan dikarenakan beberapa sungainya meluap.
Sampah yang mengalir bersama aliran sungai dari perbukitan sebagian besar akan berakhir di Teluk Ambon. Tak ayal Teluk Ambon menjadi wilayah dengan tingkat polusi sampah terbesar di antara titik lainnya di Pulau Ambon. Pengelolaan sampah di wilayah pesisir yang tidak optimal menjadi penyebab utamanya.
Kampanye Digital #TarusJagaRumah
Bermula dari kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah, dua anak muda, yakni Engel Laisina dan Markus Matulessy, menginisasi kampanye digital bertajuk #TarusJagaRumah sejak 2021. Kampanye digital ini disebarkan melalui laman media sosial seperti instagram dengan menggunakan tagar #TarusJagaRumah. Sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran pemuda di Ambon, media sosial dinilai dapat menjadi medium yang tepat. Di era digital ini, media sosial dapat memainkan peran yang luas, mulai dari menyebarkan gagasan sampai pada panggilan aksi nyata, dan pemuda punya kekuatan dan potensi yang besar dalam hal ini.
“#TarusJagaRumah bermakna sebagai sebuah upaya untuk menjaga lingkungan selayaknya rumah. Dampak krisis iklim yang nyata seperti kenaikan permukaan air laut dapat menyapu rumah kita yang sebagian besar terletak di wilayah pesisir,” kata Engel kepada Green Network Asia.
Dua tahun berjalan, #TarusJagaRumah tidak hanya berhenti pada kampanye digital. Beberapa kali mereka mengajak pemuda di Kota Ambon dan sekitarnya untuk melakukan aksi nyata seperti pembersihan pantai dan pengangkutan sampah. Berbagai kegiatan dan inisiatif #TarusJagaRumah telah mendorong kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, kelompok mahasiswa, dan lembaga nonprofit.
#TarusJagaRumah kini juga memulai kampanye dan inisiatif aksi mereka secara intens di Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Di Hulaliu, #TarusJagaRumah berkolaborasi dengan Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (GPM) untuk mendorong kesadaran pemuda dalam menghasilkan penyelesaian masalah mengenai kelestarian ekosistem pesisir dan lautan, utamanya terumbu karang.
Kolaborasi untuk Jaga Lingkungan
Kampanye digital pelestarian lingkungan #TarusJagaRumah di berbagai saluran media sosial bertujuan untuk mengajak kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak untuk mengatasi dampak krisis iklim. Kompleksitas krisis iklim mencakup begitu banyak persoalan, baik dalam aspek lingkungan, ekonomi, sampai sosial-politik. Mengatasi dampak krisis iklim dan upaya mitigasinya membutuhkan kolaborasi antarpemangku kepentingan lintas-sektoral dan lintas-generasi dengan berbagai pendekatan. Selain itu, diperlukan juga kerangka kerja yang tangguh dan inklusif serta pembiayaan dari berbagai pihak untuk menghasilkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkeadilan.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Fahmi adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia - Indonesia.