Teknologi ‘Super Grid’ untuk Transmisi Listrik Terbarukan Lintas-Provinsi

Foto oleh Michal Matlon di Unsplash.
Menggunakan energi terbarukan merupakan salah satu cara untuk meminimalisir emisi karbon. Agar benar-benar efektif, transisi menuju energi terbarukan harus dapat dijangkau oleh semua orang.
Menyadari hal itu, Sun Cable dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Sama (MoU) pada 11 November 2022 untuk mengembangkan potensi pembangkit dan transmisi energi terbarukan di Indonesia.
Peluang Pengembangan Energi Terbarukan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang dianugerahi dengan kekayaan sumber daya alam, tenaga kerja, dan lokasi yang strategis beserta tantangannya. Untuk mencapai komitmen nol emisi karbon pada tahun 2060, Indonesia perlu membuka jalan bagi pengembangan energi terbarukan yang dapat didistribusikan secara merata di seluruh penjuru negeri.
Sun Cable memiliki misi untuk mendistribusikan listrik terbarukan dari daerah yang memiliki sumber energi yang melimpah ke pusat-pusat konsumsi listrik yang tinggi. Selain penandatanganan MoU, Sun Cable dan ESDM juga merilis studi pendahuluan tentang pentingnya membangun infrastruktur energi terbarukan di Indonesia. Studi tersebut mengidentifikasi lima industri utama yang memiliki potensi pertumbuhan hijau:
- Pertambangan dan pemrosesan mineral (contohnya produksi nikel hijau)
- Energi dan bahan bakar (contohnya hidrogen hijau)
- Manufaktur transportasi (contohnya kendaraan listrik)
- Pengolahan makanan dan pertanian (contohnya pupuk hijau)
- Infrastruktur TI (contohnya pusat data hijau).
Menjembatani dengan Infrastruktur
Lebih lanjut, studi tersebut mengungkap perlunya jembatan yang menghubungkan sumber energi terbarukan dengan daerah-daerah yang memiliki kebutuhan listrik yang tinggi. Saat ini, permintaan listrik tertinggi terkonsentrasi di Pulau Jawa di mana sumber energi terbarukan lebih kecil. Jawa hanya menyumbang 19% dari potensi energi terbarukan.
Oleh karenanya, perlu pendekatan baru bagi pengembangan energi terbarukan. Kabel tegangan tinggi arus searah (HVDC), khususnya kabel bawah laut, disebut-sebut sebagai teknologi utama yang akan menjembatani ketimpangan antara pusat-pusat permintaan dengan lokasi-lokasi pembangkit terbarukan. Kabel ini akan memungkinkan Indonesia membangun ‘super grid’ dengan transmisi listrik lintas-provinsi.
“Infrastruktur energi sangat penting untuk menghubungkan pusat-pusat penghasil energi besar dengan pusat-pusat konsumsi energi tinggi. Untuk itu, Indonesia berencana membangun super grid untuk mengatasi ketidaksesuaian antara sumber energi terbarukan dengan lokasi daerah kebutuhan listrik yang tinggi, serta menjaga stabilitas dan keamanan sistem ketenagalistrikan,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif. .
ESDM dan Sun Cable telah memulai studi bersama untuk mengevaluasi dan menilai lebih lanjut perkembangan koridor transmisi, pasokan dan permintaan regional, dan sumber energi terbarukan. Studi ini diharapkan selesai pada awal 2023 dan akan memberi gambaran perencanaan energi masa depan.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Asisten Manajer Program di Green Network Asia. Dia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia dengan dua tahun pengalaman profesional dalam editorial, penelitian, dan penciptaan konten kreatif.