Tingkatkan Daya Saing Pariwisata Nasional, Indonesia Luncurkan Holding BUMN Pariwisata “InJourney”

Candi Prambanan | Foto: Pixabay
Presiden Republik Indonesia Joko (Jokowi) Widodo secara resmi meluncurkan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung bernama Injourney di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, NTB, pada Kamis (13/1/2022). Induk perusahaan BUMN Pariwisata ini diharapkan dapat menunjang integrasi sektor pariwisata, mulai dari bisnis penerbangan, pelayanan bandara, konten promosi, event, atraksi, akomodasi, manajemen kawasan destinasi wisata, hingga retail suvenir.
Menurut Jokowi, penataan BUMN Pariwisata ini adalah sebuah keharusan mengingat selama ini, anak-cucu perusahaan BUMN berjalan sendiri-sendiri dan tidak terkonsolidasi sehingga pengelolaan pariwisata di Indonesia menjadi sangat lemah. Masalah ini kemudian berkelindan dengan manajemen yang buruk. Kondisi ini sangat disesalkan mengingat Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar.
“Pengelolaan dan manajemen kita kalah jauh, kalah jauh sekali dengan perusahaan-perusahaan swasta. Padahal asetnya bagus-bagus, dengan lokasi-lokasi strategis yang premium tapi tidak dikelola dengan manajemen yang baik,” kata Jokowi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa InJourney akan berupaya menyatukan infrastruktur sektor pariwisata. Dari integrasi anak-anak perusahaan BUMN sektor pariwisata ini, kata Erick, akan muncul aset senilai Rp 260 triliun.
Berangkat dari pernyataan Menteri BUMN, Jokowi ingin agar potensi wisata yang ada di Indonesia dapat dimaksimalkan dan dikelola dengan baik. Sebagai contoh, Jokowi ingin ajang MotoGP 2022 di Mandalika dan Presidensi G20 dapat dijadikan momentum emas dalam mempersiapkan destinasi pariwisata dan menunjukkan kepada dunia pengelolaan destinasi yang bersih, rapi, dan profesional.
“Saya juga ingin mengingatkan bahwa holding-isasi ini harus membuat Holding BUMN Pariwisata menjadi gesit dan lincah serta profesional, karena kunci ini. Membuat tata kelola menjadi lebih efisien dan lebih simpel dan sederhana. Jangan sampai justru muncul keribetan-keribetan baru, atau memindahkan persoalan-persoalan lama ke bentuk persoalan-persoalan baru,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan agar upaya pengembangan pariwisata ini dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar, terutama dalam hal ekonomi serta penciptaan lapangan pekerjaan, sesuai dengan Goal 8 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) tentang pariwisata berkelanjutan. Oleh karena itu, masyarakat setempat di mana pariwisata itu dikembangkan harus mendapat peran dan dilibatkan.
Sebelum pandemi COVID-19, sektor pariwisata menjadi kontributor devisa terbesar kedua dengan pendapatan domestik bruto (PDB) mencapai 10 miliar dolar AS dan menyediakan 13 juta lapangan kerja.
“Berikan ruang dan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi bagian, ini penting sekali, menjadi bagian dari kemajuan pariwisata yang ada di daerahnya, menjadi bagian dari kemajuan negara kita, Indonesia,” imbuh Jokowi.
Untuk diketahui, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung dipimpin oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Anggotanya terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Dengan adanya pandemi COVID-19, momentum ini sekaligus menjadi harapan untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Pengembangan pariwisata berkelanjutan membutuhkan komitmen kepemimpinan yang kuat (political will) dan partisipasi semua pemangku kepentingan untuk memperbaiki tata kelola pariwisata yang baik untuk ekonomi, masyarakat, dan lingkungan.
Editor: Marlis Afridah
Sumber: Transkrip Peluncuran InJourney
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network Asia.