Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Meningkatkan Dukungan untuk Kesehatan Mental Remaja

Meningkatkan dukungan bagi kesehatan mental remaja, pemuda, dan anak-anak adalah hal yang krusial untuk mewujudkan generasi Indonesia yang tangguh.
Oleh Abul Muamar
10 Oktober 2023
seorang remaja berjins biru dan berkaos hijau duduk di lantai di dekat kursi kelas dengan menekuk lutut dan membenamkan wajah di tangannya yang terlipat.

Foto: Freepik.

Kesehatan mental remaja telah menjadi masalah serius di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Peristiwa yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental remaja kerap muncul dalam pemberitaan media dari berbagai penjuru. Sayangnya, dukungan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Indonesia masih kurang. Untuk mewujudkan generasi Indonesia yang tangguh, meningkatkan dukungan bagi kesehatan mental remaja, pemuda, dan anak-anak adalah hal yang krusial.

Kesehatan Mental Remaja di Indonesia

Menurut WHO, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera secara mental yang memungkinkan seseorang untuk mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi bagi masyarakat. Penelitian Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 mengungkap bahwa satu dari tiga remaja (34,9% atau 15,5 juta jiwa) berusia 10-17 tahun di Indonesia mengalami masalah mental.

Menurut penelitian tersebut, kecemasan menjadi masalah kesehatan mental yang paling banyak dialami oleh remaja di Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, dengan angka 26,7 persen. Remaja perempuan memiliki prevalensi depresi yang lebih tinggi dibanding remaja laki-laki, sedangkan remaja laki-laki memiliki prevalensi masalah perilaku dan masalah terkait pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding remaja perempuan.

Meningkatnya beban dan tanggung jawab dalam hidup seiring menuju dewasa, serta buramnya gambaran masa depan terutama menyangkut pekerjaan dan cita-cita, merupakan beberapa faktor utama pemicu kecemasan yang dialami oleh remaja dan pemuda. Sayangnya, meski isu kesehatan mental meningkat, hanya sedikit remaja yang mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh tim Divisi Psikiatri Anak dan Remaja Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia menemukan bahwa banyak remaja memilih mengatasi kecemasan mereka dengan menyakiti diri mereka sendiri (51,4%) hingga ingin mengakhiri hidup (57,8%). Hal ini mesti menjadi perhatian semua pihak mengingat hampir seperempat dari total penduduk Indonesia merupakan kelompok remaja dan pemuda, yang memiliki peran penting bagi perkembangan Indonesia, terutama untuk meraih bonus demografi dan mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

“Hanya 2,6 persen dari remaja yang memiliki masalah kesehatan mental menggunakan fasilitas kesehatan mental atau konseling untuk membantu mereka mengatasi masalah emosi dan perilaku mereka dalam 12 bulan terakhir. Angka tersebut masih sangat kecil dibandingkan jumlah remaja yang sebenarnya membutuhkan bantuan dalam mengatasi permasalahan mental mereka,” kata Profesor Siswanto Agus Wilopo, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang merupakan peneliti utama I-NAMHS.

Meningkatkan Dukungan

Masalah kesehatan mental remaja menjadi semakin mendesak di tengah berbagai krisis yang melanda dunia, termasuk pandemi dan krisis kemanusiaan. Laporan UNICEF mengungkap bahwa kegagalan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental dari 25,8 juta anak-anak dan remaja yang terkena dampak krisis kemanusiaan dan hidup dengan kondisi kesehatan mental akan mengakibatkan hilangnya pendapatan sebesar US$151 miliar sepanjang hidup mereka. Untuk itu, intervensi dukungan kesehatan mental dan psikososial di lingkungan pendidikan dapat menjadi salah satu solusi yang berarti.

Sekolah dan lingkungan pendidikan merupakan tempat di mana masalah kesehatan mental remaja sering mencuat. Beberapa kasus kekerasan yang melibatkan murid di sekolah menunjukkan bahwa isu kesehatan mental di lingkungan pendidikan memerlukan penanganan serius.

Penelitian I-NAMHS memberikan sejumlah rekomendasi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental remaja di Indonesia.

  • Mengutamakan upaya-upaya yang mendukung pengelolaan gangguan kesehatan mental (utamanya kecemasan) pada remaja, termasuk edukasi untuk remaja dan keluarganya terkait kapan dan bagaimana cara mencari pertolongan profesional untuk gejala gangguan mental.
  • Mengimplementasikan penapisan dan strategi manajemen yang spesifik disertai dengan integrasi jalur rujukan kesehatan mental ke dalam sistem sekolah.
  • Menerapkan program literasi kesehatan mental dengan sasaran pengasuh utama harus berfokus untuk memastikan agar mereka merasa lebih siap untuk menangani kecemasan yang ditunjukkan oleh remaja.
  • Memberikan pelatihan kesehatan mental kepada para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental serta penanganannya di dalam lingkup kerja layanan kesehatan yang ada. Sumber daya juga harus dikhususkan untuk task-shifting dan usaha peningkatan kapasitas kesehatan mental di kalangan tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil.

Kesehatan Mental Adalah Hak Asasi Manusia Universal

Di berbagai tempat, banyak orang dengan gangguan kesehatan mental mengalami berbagai pelanggaran hak asasi manusia. Banyak dari mereka yang dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat, mengalami berbagai bentuk diskriminasi, hingga kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan mental yang mereka butuhkan. Semua itu perlu segera kita akhiri bersama-sama, termasuk dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental setiap orang.

Pada peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023, PBB menyerukan bahwa kesehatan mental merupakan hak asasi manusia universal. Beberapa pesan utama yang ditekankan adalah:

  • Kesehatan mental yang baik merupakan bagian integral dari kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
  • Gangguan kesehatan mental merupakan ancaman signifikan terhadap kesejahteraan generasi muda.
  • Layanan dan dukungan kesehatan mental masyarakat yang berkualitas sangat penting untuk masa depan kita semua.
  • Kita mesti melawan stigma dan diskriminasi terkait kesehatan mental.
  • Setiap orang berhak mengakses layanan kesehatan mental yang berkualitas.
  • Setiap orang memiliki pikiran yang gemilang, kompleks, dan berbeda-beda. Namun hak kita sama.
  • Setiap orang mempunyai hak untuk hidup mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat.

“Memiliki kondisi kesehatan mental tidak boleh menjadi alasan untuk menghilangkan hak asasi seseorang atau mengecualikan mereka dari pengambilan keputusan mengenai kesehatan mereka sendiri,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pesannya untuk Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Tantangan Pembiayaan Hijau untuk UMKM di Indonesia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Menciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah Ibu Menyusui
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Halmahera Wildlife Photography: Ikhtiar Pelestarian Satwa Liar di Maluku Utara Lewat Fotografi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    SE Menaker untuk Hapus Diskriminasi dalam Rekrutmen Tenaga Kerja

Continue Reading

Sebelumnya: Ahli Ingatkan Bahaya Memprioritaskan Pasar Karbon di Atas Konservasi Ekosistem
Berikutnya: Menengok Perkembangan Transisi Energi Malaysia

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia