Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Konten Sponsor
  • Dukung Misi Kami
  • Panduan Menulis Siaran Pers
  • Panduan Menulis Opini
  • Asia
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Dunia
  • Muda
  • SDGs
  • Topik
  • #LetterfromtheFounder
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pengasuhan Anak di Masa Krisis Kemanusiaan

Anak-anak berhak mendapatkan ruang dan kesempatan untuk bermain, belajar, dan membangun hubungan bahkan dalam masa krisis. Laporan Childcare in Humanitarian Crises UNICEF mengulik bagaimana hal-hal tersebut dapat diwujudkan dalam keadaan darurat akut.
Oleh Nazalea Kusuma
16 Agustus 2022
Lima anak tersenyum ke arah kamera

Foto oleh Larm Rmah di Unsplash

Masa kecil memengaruhi hidup kita lebih dari yang kita sadari. Orang-orang dengan perkembangan masa kecil yang positif memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menyelesaikan pendidikan mereka, memperoleh pendapatan lebih banyak, memiliki pekerjaan dengan keterampilan tinggi, dan terbebas dari kemiskinan. Sayangnya, banyak anak di dunia hari ini yang terancam tidak dapat merasakan hal-hal tersebut karena dunia sedang menghadapi tantangan perubahan iklim, pandemi global, dan krisis kemanusiaan.

Anak-anak di Tengah Krisis Kemanusiaan

Krisis kemanusiaan adalah situasi yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan banyak orang. Penyebabnya bisa berbagai hal, seperti perang, persekusi etnis, bencana, atau kombinasi dari semuanya. Krisis kemanusiaan membuat semua orang yang terdampak mengalami masa-masa sulit, termasuk sekitar 59 juta anak di seluruh dunia saat ini.

Orang tua, wali, dan pengasuh utama lainnya tidak banyak berdaya dalam menghadapi krisis kemanusiaan. Akibatnya, anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami kekerasan, pelecehan, dan penelantaran, yang berbahaya bagi perkembangan fisik, mental, kognitif, dan sosioemosional mereka. Untungnya, risiko tersebut dapat dicegah.

Anak-anak berhak mendapatkan ruang dan kesempatan untuk bermain, belajar, dan membangun hubungan bahkan dalam masa krisis. Komitmen Inti UNICEF untuk Anak dalam Aksi Kemanusiaan mencakup akses ke layanan, dukungan untuk orang tua dan pengasuh, dan pengembangan kapasitas. Program pengasuhan anak merupakan hal yang sangat mungkin mereka butuhkan.

Pengasuhan Anak dalam Keadaan Darurat Akut

Pengasuhan anak meliputi perawatan untuk anak-anak – sejak lahir hingga masuk sekolah formal – sementara pengasuh utama mereka bekerja atau melakukan hal lain. Pengasuhan anak juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain, belajar, tumbuh, dan berkembang melalui interaksi dengan teman sebaya dan pengasuh.

Sementara itu, keadaan darurat akut mengacu pada krisis kemanusiaan dengan sedikit atau tanpa peringatan. Sejauh ini, dalam situasi ini, penekanannya terletak pada perlindungan dan pengasuhan anak tanpa pendamping. Namun, program pengasuhan anak yang komprehensif mungkin merupakan cara paling efektif untuk mendukung anak-anak dan keluarga.

Keluarga dalam krisis kemanusiaan sulit memperoleh pengasuhan anak yang terjangkau, mudah diakses, dan berkualitas karena layanan yang tidak mudah, dan belum ada program semacam itu sampai sekarang. Menurut Nurturing Care Framework, pengasuhan anak berkualitas baik mencakup lima aspek penting untuk perkembangan holistik anak-anak: kesehatan, nutrisi, keamanan dan keselamatan, pengasuhan yang responsif, dan kesempatan untuk belajar sejak dini.

Berangkat dari hal itu, laporan Childcare in Humanitarian Crises UNICEF merekomendasikan untuk memasukkan lima aspek tersebut ke dalam keadaan darurat akut dan berkepanjangan:

  1. Pelatihan dan pendampingan untuk penyedia layanan pengasuhan anak
  2. Perawatan berdasarkan informasi trauma
  3. Ruang dan kurikulum untuk bermain, pembelajaran awal, dan pengembangan sosial-emosional
  4. Upaya gizi terpadu, WASH (sanitasi dan kesehatan air), kesehatan, dan perlindungan sosial
  5. Dukungan pengasuh utama dan inisiatif pemberdayaan.

Program dan Pertimbangan

anak-anak mengantri di mobile creche di india
Mobile Crèche di India. | Foto oleh Atul Loke ©ODI di Flickr

Laporan tersebut menawarkan tiga model pengasuhan anak yang dapat diadopsi dan dikembangkan:

  • Tempat penitipan anak keliling – Tempat penitipan anak keliling di India, Burkina Faso, dan Rwanda bersifat fleksibel, tidak baku dalam hal infrastruktur fisik, dan berhasil menyediakan tempat penitipan anak yang baik bagi pekerja migran. Kebanyakan berada di luar ruangan di tempat kerja mereka.
  • Pusat pengasuhan anak – Model hub Blue Dot menawarkan panduan untuk pengasuhan anak melalui hub dalam krisis migrasi. Setelah kita mengetahui rute migrasi, semua pihak dapat berkolaborasi untuk membangun ruang yang aman dan ramah anak ini dengan cepat.
  • Dukungan perawatan berbasis rumah – Mirip dengan konsep babysitting, model ini dapat disesuaikan selama krisis onset akut. Misalnya, adaptasi ini dapat membangun kembali & memperbaiki rumah, meningkatkan akses ke rumah lain, dan melatih pengasuh dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung anak-anak selama krisis.

Model-model ini membutuhkan pengembangan dan penyesuaian lebih lanjut agar relevan dengan setiap kasus kedaruratan onset akut. Secara umum, ada empat bidang utama yang perlu dipertimbangkan: tingkat dan jenis keadaan darurat, tingkat pendapatan negara atau negara yang terkena dampak, kekuatan layanan dan infrastruktur pengasuhan anak yang ada, dan infrastruktur bantuan yang ada di wilayah tersebut.

Pengembangan Lebih Lanjut

Terakhir, laporan Childcare in Humanitarian Crises juga membahas langkah-langkah potensial selanjutnya untuk mendukung implementasi model yang direkomendasikan, yaitu:

  1. Cari dan sertakan umpan balik dari mitra
  2. Kembangkan panduan implementasi yang mendalam untuk setiap model
  3. Tetapkan indikator dan kerangka pemantauan untuk setiap model
  4. Bangun kemitraan dengan pihak regional dan lapangan serta pemerintah nasional
  5. Integrasikan model-model ini ke dalam perencanaan respons kemanusiaan

Saat ini, krisis kemanusiaan terjadi di seluruh dunia. Isu anak-anak menjadi sorotan, karena mereka adalah masa depan kita. Sekarang adalah waktu yang sangat tepat untuk berinvestasi dan lebih fokus dalam program anak usia dini dan pengasuhan anak dalam krisis kemanusiaan.

Baca laporan lengkapnya di sini.

Editor & Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli tulisan ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network | Website | + posts

Naz adalah Manajer Editorial Asia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network Asia dan Reviewer untuk Green Network ID.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Tiga Tips Memberi Kado yang Lebih Berkelanjutan
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pendidikan Keberlanjutan di Sekolah dan Harapan untuk Perubahan
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menyeimbangkan Pemenuhan HAM dan Aksi Iklim
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pemijahan Karang di Pulau Fitzroy: Harapan bagi Great Barrier Reef

Continue Reading

Sebelumnya: Rumah Baca Komunitas: Menyemai Pendidikan Ekoliterasi dan Kesadaran Lingkungan
Berikutnya: INFF dan Green Economy Index: Upaya Bappenas Percepat Capaian SDGs dan Ekonomi Hijau

Artikel Terkait

lima perempuan mengenakan pakaian adat suku baduy berjalan beriringan. 5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan

Oleh Abul Muamar
30 Desember 2022
seorang perempuan berkaca mata dengan kamera yang menggantung di badannya duduk di atas sampah sambil merentangkan tangan. 8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

Oleh Abul Muamar
29 Desember 2022
empat perempuan saling menyatukan tangan membentuk tanda cinta di tengah hamparan sawah. Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput
  • Kabar
  • Unggulan

Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput

Oleh Abul Muamar
28 Desember 2022
sampah plastik yang terdiri dari tutup botol, sikat gigi bekas, korek api, dan lainnya disusun berdasarkan kesamaan warna. 4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai
  • Kabar
  • Unggulan

4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai

Oleh Abul Muamar
27 Desember 2022
Seni Tani menerima kunjungan anak-anak sekolah untuk belajar berkebun. Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan
  • Unggulan
  • Wawancara

Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan

Oleh Abul Muamar
26 Desember 2022
tangan seseorang memegang buah kopi berwarna merah yang tergantung di tangkai pohonnya. Resilient Coffee: Mendukung Petani Kopi Indonesia di Tengah Perubahan Iklim
  • Kabar
  • Unggulan

Resilient Coffee: Mendukung Petani Kopi Indonesia di Tengah Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
23 Desember 2022
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • lima perempuan mengenakan pakaian adat suku baduy berjalan beriringan. 5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan
    • Kabar
    • Unggulan

    5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan

  • seorang perempuan berkaca mata dengan kamera yang menggantung di badannya duduk di atas sampah sambil merentangkan tangan. 8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
    • Kabar
    • Unggulan

    8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

  • empat perempuan saling menyatukan tangan membentuk tanda cinta di tengah hamparan sawah. Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput
    • Kabar
    • Unggulan

    Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput

  • sampah plastik yang terdiri dari tutup botol, sikat gigi bekas, korek api, dan lainnya disusun berdasarkan kesamaan warna. 4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai
    • Kabar
    • Unggulan

    4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai

  • Seni Tani menerima kunjungan anak-anak sekolah untuk belajar berkebun. Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan
    • Unggulan
    • Wawancara

    Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan

  • Pulau Semakau | Foto: NEA Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Rempah-Rempah | Foto: Shantanu Pal dari Pexels Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • SDG-tracker UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao mengajar anak-anak | Foto: Situs Beena Rao Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • kontainer besar berwarna hijau, gedung berwarna biru, dan tabung besar di lokasi proyek Hamparan Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan

  • tari kecak ditampilkan oleh warga Bali pada malam hari Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat

  • TEPI Talks #4 dengan tema “Melibatkan Media dalam Aksi Berkelanjutan”. WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput

  • Ilustrasi Harm Reduction dengan tujuan mendasar yakni menjunjung keselamatan dan martabat semua orang. Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)

  • Sejumlah peserta hadir saat sesi dikusi panel acara Lestari Market Day di Park 23 Creative Hub, Bali. INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali

Tentang Kami

  • Tentang
  • Anggota Tim
  • Bermitra dengan Kami
  • Konten Sponsor
  • Bekerja dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Dukung Misi Kami
  • Panduan Menulis Opini
  • Panduan Menulis Siaran Pers
  • Pedoman Media Siber
  • Jaringan Penasihat
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor Nasional
  • Jaringan Penulis
  • FAQ
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2022 Green Network ID