Pengasuhan Anak di Masa Krisis Kemanusiaan
Foto oleh Larm Rmah di Unsplash
Masa kecil memengaruhi hidup kita lebih dari yang kita sadari. Orang-orang dengan perkembangan masa kecil yang positif memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk menyelesaikan pendidikan mereka, memperoleh pendapatan lebih banyak, memiliki pekerjaan dengan keterampilan tinggi, dan terbebas dari kemiskinan. Sayangnya, banyak anak di dunia hari ini yang terancam tidak dapat merasakan hal-hal tersebut karena dunia sedang menghadapi tantangan perubahan iklim, pandemi global, dan krisis kemanusiaan.
Anak-anak di Tengah Krisis Kemanusiaan
Krisis kemanusiaan adalah situasi yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan banyak orang. Penyebabnya bisa berbagai hal, seperti perang, persekusi etnis, bencana, atau kombinasi dari semuanya. Krisis kemanusiaan membuat semua orang yang terdampak mengalami masa-masa sulit, termasuk sekitar 59 juta anak di seluruh dunia saat ini.
Orang tua, wali, dan pengasuh utama lainnya tidak banyak berdaya dalam menghadapi krisis kemanusiaan. Akibatnya, anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami kekerasan, pelecehan, dan penelantaran, yang berbahaya bagi perkembangan fisik, mental, kognitif, dan sosioemosional mereka. Untungnya, risiko tersebut dapat dicegah.
Anak-anak berhak mendapatkan ruang dan kesempatan untuk bermain, belajar, dan membangun hubungan bahkan dalam masa krisis. Komitmen Inti UNICEF untuk Anak dalam Aksi Kemanusiaan mencakup akses ke layanan, dukungan untuk orang tua dan pengasuh, dan pengembangan kapasitas. Program pengasuhan anak merupakan hal yang sangat mungkin mereka butuhkan.
Pengasuhan Anak dalam Keadaan Darurat Akut
Pengasuhan anak meliputi perawatan untuk anak-anak – sejak lahir hingga masuk sekolah formal – sementara pengasuh utama mereka bekerja atau melakukan hal lain. Pengasuhan anak juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain, belajar, tumbuh, dan berkembang melalui interaksi dengan teman sebaya dan pengasuh.
Sementara itu, keadaan darurat akut mengacu pada krisis kemanusiaan dengan sedikit atau tanpa peringatan. Sejauh ini, dalam situasi ini, penekanannya terletak pada perlindungan dan pengasuhan anak tanpa pendamping. Namun, program pengasuhan anak yang komprehensif mungkin merupakan cara paling efektif untuk mendukung anak-anak dan keluarga.
Keluarga dalam krisis kemanusiaan sulit memperoleh pengasuhan anak yang terjangkau, mudah diakses, dan berkualitas karena layanan yang tidak mudah, dan belum ada program semacam itu sampai sekarang. Menurut Nurturing Care Framework, pengasuhan anak berkualitas baik mencakup lima aspek penting untuk perkembangan holistik anak-anak: kesehatan, nutrisi, keamanan dan keselamatan, pengasuhan yang responsif, dan kesempatan untuk belajar sejak dini.
Berangkat dari hal itu, laporan Childcare in Humanitarian Crises UNICEF merekomendasikan untuk memasukkan lima aspek tersebut ke dalam keadaan darurat akut dan berkepanjangan:
- Pelatihan dan pendampingan untuk penyedia layanan pengasuhan anak
- Perawatan berdasarkan informasi trauma
- Ruang dan kurikulum untuk bermain, pembelajaran awal, dan pengembangan sosial-emosional
- Upaya gizi terpadu, WASH (sanitasi dan kesehatan air), kesehatan, dan perlindungan sosial
- Dukungan pengasuh utama dan inisiatif pemberdayaan.
Program dan Pertimbangan
Laporan tersebut menawarkan tiga model pengasuhan anak yang dapat diadopsi dan dikembangkan:
- Tempat penitipan anak keliling – Tempat penitipan anak keliling di India, Burkina Faso, dan Rwanda bersifat fleksibel, tidak baku dalam hal infrastruktur fisik, dan berhasil menyediakan tempat penitipan anak yang baik bagi pekerja migran. Kebanyakan berada di luar ruangan di tempat kerja mereka.
- Pusat pengasuhan anak – Model hub Blue Dot menawarkan panduan untuk pengasuhan anak melalui hub dalam krisis migrasi. Setelah kita mengetahui rute migrasi, semua pihak dapat berkolaborasi untuk membangun ruang yang aman dan ramah anak ini dengan cepat.
- Dukungan perawatan berbasis rumah – Mirip dengan konsep babysitting, model ini dapat disesuaikan selama krisis onset akut. Misalnya, adaptasi ini dapat membangun kembali & memperbaiki rumah, meningkatkan akses ke rumah lain, dan melatih pengasuh dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung anak-anak selama krisis.
Model-model ini membutuhkan pengembangan dan penyesuaian lebih lanjut agar relevan dengan setiap kasus kedaruratan onset akut. Secara umum, ada empat bidang utama yang perlu dipertimbangkan: tingkat dan jenis keadaan darurat, tingkat pendapatan negara atau negara yang terkena dampak, kekuatan layanan dan infrastruktur pengasuhan anak yang ada, dan infrastruktur bantuan yang ada di wilayah tersebut.
Pengembangan Lebih Lanjut
Terakhir, laporan Childcare in Humanitarian Crises juga membahas langkah-langkah potensial selanjutnya untuk mendukung implementasi model yang direkomendasikan, yaitu:
- Cari dan sertakan umpan balik dari mitra
- Kembangkan panduan implementasi yang mendalam untuk setiap model
- Tetapkan indikator dan kerangka pemantauan untuk setiap model
- Bangun kemitraan dengan pihak regional dan lapangan serta pemerintah nasional
- Integrasikan model-model ini ke dalam perencanaan respons kemanusiaan
Saat ini, krisis kemanusiaan terjadi di seluruh dunia. Isu anak-anak menjadi sorotan, karena mereka adalah masa depan kita. Sekarang adalah waktu yang sangat tepat untuk berinvestasi dan lebih fokus dalam program anak usia dini dan pengasuhan anak dalam krisis kemanusiaan.
Baca laporan lengkapnya di sini.
Editor & Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli tulisan ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Asia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network Asia dan Reviewer untuk Green Network ID.