Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Bumi Langit Institute: Bersahabat dengan Alam

Oleh Zia Ul Haq
23 November 2021

Salah satu sudut lahan Bumi Langit Institute. | Sumber: Bumi Langit Institute

“Sebagai manusia, selama ini kita hanya mengambil dari alam tanpa memberi, sehingga cenderung merusak. Dengan memburuknya kondisi alam saat ini, sudah saatnya kampanye kesadaran untuk saling bersinergi dengan alam dan memberikan timbal balik pada bumi, terus digalakkan.” Demikian kiranya misi yang diusung oleh Bumi Langit Institute, sebuah ruang belajar publik di Yogyakarta yang bertujuan untuk memahami hubungan antara manusia dengan lingkungan secara holistik.

Iskandar Waworuntu, pendiri Bumi Langit Institute, mulai menggarap lahan tandus di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada tahun 2006. Di lahan seluas kurang lebih tiga hektar ini, Iskandar bersama segenap ‘keluarga besar’ Bumi Langit mempraktikkan teknik pertanian berkelanjutan atau permakultur (permanent agriculture), sebuah pendekatan holistik kepada lingkungan yang dicetuskan oleh Bill Mollison. Teknik ini mengandalkan sistem kerja tanah dan lingkungan secara alami dan berkelanjutan.

Setelah menyiapkan tanah di tahun-tahun pertama, ia berhasil menyulap wilayah tandus nan kering itu menjadi lahan pertanian yang sangat produktif. Bumi Langit memanfaatkan petak-petak lahan untuk membudidayakan lebih dari satu jenis tanaman pangan. Mereka menanam berbagai jenis sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

Mereka juga beternak ayam, kambing, kelinci, ikan, dan sapi, yang sekaligus menghasilkan pupuk secara mandiri. Ada pula instalasi panel surya dan biogas untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Bumi Langit. Maka praktis, penghuni Bumi Langit yang berjumlah tujuh keluarga berhasil mewujudkan kedaulatan pangan dan energi bagi lingkungan mereka.

“Apa yang saya lakukan di sini, melalui permakultur, adalah mencoba mempraktikkan konsep khalifah Tuhan di muka bumi yang saya imani. Yaitu bagaimana memposisikan manusia sebagai pemelihara alam semesta yang tidak hanya mengambil, tetapi juga memberi kepada lingkungan sekitarnya. Mencoba mematuhi kodrat alam dengan menjaga kesinambungan manfaatnya,” ujar Iskandar Waworuntu.

Hasil bumi yang dipanen dari lahan Bumi Langit kemudian diolah menjadi berbagai produk. Seperti kefir, yogurt, keju, selai, roti, kue, dan sebagainya. Selain untuk konsumsi di lingkungan sendiri, semua produk itu juga dijual di Warung Bumi, sebuah restoran yang menyajikan menu-menu sehat, dimasak langsung dari kebun Bumi Langit. Selain makan dan menikmati pemandangan yang betul-betul memukau dari atas bukit, para pengunjung Warung Bumi juga bisa melakukan tur singkat di lahan dan peternakan Bumi Langit.

Bumi Langit juga merajut jejaring dengan para petani organik dari berbagai daerah, misalnya untuk menyuplai beras pecah kulit. Setiap hari Minggu, mereka menggelar Pasar Organik untuk menjual produk-produk para petani organik tersebut. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk kampanye kedaulatan pangan sehat dan berkelanjutan.

Sebagai media edukasi publik tentang praktik pertanian ramah lingkungan, Bumi Langit menggelar pelatihan desain permakultur atau Permaculture Design Course (PDC) setiap tahun. Dalam waktu dua minggu penuh, peserta PDC akan belajar konsep manajemen kesuburan tanah, energi terbarukan, strategi penanaman, pengolahan bahan pangan, hingga mendesain praktik permakultur di lingkungan masing-masing.

Bumi Langit Institute berupaya mewujudkan kehidupan yang harmonis dengan alam, sambil terus aktif mengedukasi masyarakat tentang fitrah persahabatan bersama alam sekitarnya. Mereka berharap, kelak manusia bisa kembali hidup serasi dengan alam secara berkelanjutan, tidak semata-mata mencari keuntungan darinya dan merusaknya perlahan-lahan.

Editor: Inez Kriya

Sumber: Bumi Langit Institute

Kegiatan Bumi Langit Institute bisa diikuti melalui akun Instagram.

 

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Anak-anak Bangkit dari Pandemi: Menangani Hal-hal yang Terabaikan dalam Pembukaan Sekolah Kembali
Berikutnya: Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Upaya Dorong Kebijakan untuk Lindungi Korban

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia