Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Kampung Berkah: Pemberantasan Kemiskinan di Yogyakarta melalui Pemanfaatan Zakat

Baznas DIY meluncurkan program Kampung Berkah sebagai upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan di Yogyakarta melalui pemanfaatan zakat.
Oleh Abul Muamar
31 Oktober 2023
seorang perempuan berkain duduk di lantai dan menumbuk biji melinjo.

Warga di Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY, menjual emping melinjo sebagai mata pencaharian. | Foto: Abul Muamar.

Boleh dikatakan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah di Indonesia yang paling menarik. Di provinsi ini, suara kemiskinan terdengar sayup-sayup di antara riuh orang-orang yang datang untuk berwisata atau bersekolah. Industri pariwisata dan pendidikan bermunculan di hampir setiap sudut kota, seperti hotel-hotel, sekolah “elite”, dan bisnis kuliner, persis di tengah-tengah pusaran ketimpangan yang meleburkan “si Kaya” dan “si Miskin”. Kemiskinan di Yogyakarta, yang diperparah dengan tingkat ketimpangan yang tinggi, telah menjadi ironi yang banyak disorot, namun tak kunjung teratasi.

Sebagai upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan di Yogyakarta, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DIY, bekerja sama dengan Pemerintah DIY, meluncurkan program Kampung Berkah di beberapa kelurahan di wilayah DIY.

Kemiskinan di Yogyakarta

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di DIY per Maret 2023 sebanyak 448,47 ribu orang, dengan Garis Kemiskinan sebesar Rp573.022 per kapita per bulan. Berdasarkan persentase, jumlah penduduk miskin di DIY adalah 11,04%, tertinggi di antara semua provinsi di Pulau Jawa.

Kemiskinan di Yogyakarta menjadi kian ironis dengan fakta ketimpangan yang tinggi. BPS mencatat bahwa angka Gini Ratio di DIY per Maret 2023 adalah 0,449, jauh lebih tinggi dibanding Gini Ratio rata-rata nasional. Banyaknya pendatang dengan kemampuan ekonomi di atas rata-rata serta rendahnya upah minimum daerah setempat disebut-sebut sebagai dua penyebab utama tingginya kemiskinan dan ketimpangan di daerah istimewa tersebut.

Kampung Berkah

Kampung Berkah merupakan program Baznas DIY untuk mengoptimalkan penyaluran dana zakat kepada masyarakat, terutama di bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Program ini bertujuan untuk mengelola dana zakat dengan lebih tepat untuk mendukung program pengentasan kemiskinan di DIY.

Beberapa hal yang dilakukan melalui Kampung Berkah antara lain pemenuhan gizi untuk mendukung pencegahan stunting, bantuan sosial tunai dan non-tunai bagi lansia dan difabel, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi penduduk pelaku UMKM, dan penyediaan sanitasi yang layak. Di samping itu, program ini juga mencakup sosialisasi mitigasi bencana dan konservasi alam.

Hingga Oktober 2023, telah ada delapan Kampung Berkah yang diluncurkan di empat kabupaten di DIY. Rencananya, jumlahnya akan ditambah di seluruh kelurahan yang menjadi kantong kemiskinan di DIY. Delapan Kampung Berkah yang sudah berjalan berada di:

  • Kabupaten Sleman: Kelurahan  Pondokrejo (Kecamatan Tempel) dan Kelurahan Wukirharjo (Kecamatan Prambanan).
  • Kabupaten Bantul: Kelurahan Wukirsari dan Kelurahan Selopamioro (Kecamatan Imogiri).
  • Kabupaten Gunungkidul: Kelurahan Bejiharjo (Kecamatan Karangmojo) dan Kelurahan Planjan (Kecamatan Saptosari).
  • Kabupaten Kulonprogo: Kelurahan Sendangsari (Kecamatan Pengasih) dan Kelurahan Sidoharjo (Kecamatan Samigaluh).

“Kemiskinan di DIY masih menjadi persoalan serius yang perlu ditangani. Perlu pendekatan yang sistematis, terpadu, dan menyeluruh, salah satunya dengan memanfaatkan peran zakat,” ujar Ketua Baznas DIY, Puji Astuti. “Zakat merupakan instrumen pembangunan yang dapat mengoptimalkan kesejahteraan umat bagi muzakki maupun mustahiq yang berhubungan langsung dengan sektor ekonomi dan berdampak sosial bagi masyarakat.”

Zakat sebagai Ritual Sosial

Kemiskinan dan ketimpangan adalah masalah pelik yang membutuhkan berbagai pendekatan dan peran semua pihak untuk mengatasinya. Segala upaya pemberantasan kemiskinan dan penghapusan ketimpangan mesti mencakup seluruh masyarakat dari semua latar belakang tanpa meninggalkan siapa pun. 

“Dalam konteks ini tepat kiranya memikirkan prospek pembangunan umat berbasis zakat sebagai mekanisme pemberantasan kemiskinan. Prospek yang dimaksud adalah bagaimana mewujudkan kemandirian umat melalui mekanisme zakat,” kata Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, saat peluncuran Kampung Berkah di Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.

“Zakat harus dipahami bukan semata-mata sebagai kewajiban transendensi saja, namun juga merupakan manifestasi relasi horizontal antarumat, sebagai wujud ketakwaan menciptakan keadilan dan menjadi rahmat bagi seluruh kehidupan,” ia menambahkan.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Tekad Indonesia untuk Eliminasi Kusta pada 2030
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Pendekatan Sistemik untuk Hapus Kekerasan Seksual di Fasilitas Kesehatan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Continue Reading

Sebelumnya: Perkebunan Karet Sebabkan Deforestasi Signifikan di Asia Tenggara
Berikutnya: Menengok Penerapan Pariwisata Berkelanjutan di Kepulauan Batanes, Filipina

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia