Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Meningkatkan Wawasan dan Praktik Keberlanjutan di Kalangan Pelaku UMKM

UMKM merupakan salah satu sektor utama penopang perekonomian nasional dan penyedia lapangan pekerjaan. Namun, wawasan dan praktik keberlanjutan masih belum menjadi arus utama di kalangan para pelaku UMKM di Indonesia.
Oleh Andi Batara
11 Juni 2025
Seorang pedagang sedang memegang pembungkus nasi dan menuangkan lauk makanan.

Foto: Adismara Putri Pradiri di Unsplash.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu penopang utama perekonomian Indonesia, dengan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, di tengah peran strategis tersebut, wawasan dan penerapan praktik keberlanjutan (sustainability) di kalangan pelaku UMKM masih relatif rendah. Banyak pelaku UMKM yang belum memahami dan menyadari pentingnya praktik bisnis berkelanjutan, baik dari segi pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, maupun efisiensi sumber daya. Hal ini menjadi tantangan dalam mendorong UMKM agar tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga mampu berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

UMKM di Indonesia dan Tantangan yang Dihadapi

Pada tahun 2025, jumlah UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai 64 juta unit usaha. Meskipun jumlahnya  sempat menurun akibat Pandemi COVID-19, UMKM di Indonesia kembali bangkit dan tumbuh sejak tahun 2021. Pertumbuhan ini turut dipicu oleh peningkatan minat masyarakat terhadap wirausaha dan keterbatasan lapangan pekerjaan.

Secara keseluruhan, jumlah usaha skala mikro mencapai 99,9 persen, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 92 persen atau sekitar 117 juta orang. Kondisi tersebut menunjukkan besarnya kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi sekaligus penyerapan tenaga kerja.

Namun di tengah pertumbuhannya yang pesat, UMKM masih menghadapi berbagai tantangan mendasar, mulai dari akses pembiayaan hingga perizinan. Dari 65 juta UMKM, sekitar 44 juta di antaranya belum dapat menerima pembiayaan formal karena tidak memenuhi persyaratan administratif. Selain itu, pelaku UMKM juga cukup terbatas dalam pengetahuan terkait riset pasar, inovasi, hingga adaptasi perkembangan teknologi. Pada saat yang sama, kesulitan dalam memanfaatkan teknologi digital juga menjadi hambatan signifikan, dengan sekitar 70,2 persen UMKM terkendala saat memanfaatkan teknologi digital karena sumber daya dan pengetahuan yang terbatas.

Rendahnya Wawasan dan Praktik Keberlanjutan

Selain tantangan-tantangan yang disebutkan di atas, para pelaku UMKM secara umum juga masih memiliki pengetahuan yang terbatas tentang keberlanjutan, sehingga keberlanjutan belum menjadi arus utama dalam praktik usaha mereka. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut bahwa 69 persen pelaku UMKM tidak memahami konsep praktik ekonomi keberlanjutan, dan sekitar 78 persen UMKM mengalami kerugian akibat tidak dapat memenuhi persyaratan kepatuhan lingkungan dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Studi pada tahun 2024 di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, misalnya, menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM di sektor makanan dan minuman masih membuang limbah langsung ke lingkungan, yang berkontribusi terhadap pencemaran air, udara, dan timbulnya kasus penyakit terkait pernapasan. Kondisi serupa juga terjadi di Cilacap, di mana limbah organik padat dan cair dibuang ke lingkungan tanpa proses pengolahan.

Dukungan Regulasi dan Kebijakan

Keterlibatan UMKM dalam penerapan praktik keberlanjutan membutuhkan ekosistem pendukung, terutama melalui regulasi dan kebijakan. Pelaku UMKM memerlukan kemudahan akses terhadap pelatihan praktik keberlanjutan, berbagai program pengembangan kapasitas, pendampingan teknis, serta kebijakan pemberian insentif. Pemerintah juga perlu menetapkan peraturan yang menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aspek keberlanjutan dalam bisnis tanpa membebani pelaku UMKM, sektor swasta dapat membuka peluang kemitraan yang berbasis rantai pasok yang adil, dan organisasi masyarakat sipil dapat membantu menjembatani peningkatan pengetahuan pelaku UMKM mengenai praktik keberlanjutan dengan program-program pendidikan dan pelatihan yang relevan.

Editor: Abul Muamar

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Continue Reading

Sebelumnya: Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan
Berikutnya: Benarkah Menghapus Email dapat Membantu Selamatkan Bumi?

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia