Skip to content
  • Tentang
  • GNA Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan GNA
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Dunia
  • ESG
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Perempuan Lokal di Uganda Produksi Arang Alternatif untuk Tekan Laju Deforestasi

Untuk menekan laju deforestasi, perempuan lokal di Uganda memproduksi arang alternatif dari sisa makanan.
Oleh Prayul Sartika
27 Maret 2024
Arang dibakar di pemanggang

Foto: Sarah Claude di Pexels.

Hutan Uganda kaya akan keanekaragaman hayati dan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Namun, Uganda telah kehilangan lebih dari satu juta hektare tutupan pohon dalam 20 tahun terakhir. Hal tersebut sebagian disebabkan oleh tingginya kebutuhan arang sebagai bahan bakar yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari komunitas sekitar hutan. Untuk mengatasi masalah ini, para pemimpin perempuan telah mengembangkan briket arang alternatif dari sampah organik, terutama sisa makanan, untuk membantu menekan laju deforestasi di Uganda.

Deforestasi di Uganda

Uganda, negara yang dijuluki ‘Mutiara Afrika’, berada di Afrika Timur. Sekitar 10% wilayah daratan Uganda saat ini ditutupi oleh hutan, yang merupakan rumah bagi setidaknya 7,8% spesies mamalia yang dikenal di dunia dan 11% spesies burung, menurut Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Namun, tutupan hutan Uganda berada di bawah ancaman deforestasi. Salah satu penyebab deforestasi di Uganda adalah banyaknya pemanfaatan hasil hutan sebagai kayu bakar (arang) oleh komunitas lokal. Permintaan arang di negara tersebut sangat tinggi dan diperkirakan akan meningkat sebesar 6% setiap tahunnya karena pertumbuhan penduduk dan migrasi dari pedesaan ke perkotaan.

Untuk memenuhi permintaan ini, produsen arang dan penebang kayu dari luar Uganda mulai menebang secara paksa kawasan hutan lindung. Praktik ini mengakibatkan hilangnya habitat penting bagi satwa liar dan sumber makanan berkelanjutan bagi komunitas lokal, seperti pohon buah-buahan.

“Tidak seperti negara tetangga, Kenya dan Tanzania, yang memiliki undang-undang konservasi yang lebih ketat, Uganda adalah pasar terbuka sehingga orang-orang bisa melakukan apa saja, bisa berdagang apa saja,” kata Businge, pemimpin program Women’s Earth Alliance (WEA) Uganda dan salah satu pendiri dari Uganda Women’s Water Initiative (UWWI).

Mengembangkan Arang Alternatif

Melalui kegiatan pelatihan yang difasilitasi oleh Woman Earth Alliance (WEA) dan Women’s Water Initiative (UWWI), perempuan Uganda belajar cara membuat arang alternatif untuk meminimalkan penggunaan arang kayu dari hutan. Arang dibuat dari sampah organik, terutama sisa makanan yang tidak dimakan, sebagai pengganti kayu untuk membuat briket arang.

Briket arang alternatif menawarkan banyak manfaat bagi perempuan di Uganda. Pertama, bahan bakunya gratis, ramah lingkungan, dan lebih tahan lama sebagai bahan bakar untuk memasak. Kedua, menghemat waktu karena mereka tidak perlu pergi jauh ke hutan untuk mencari kayu sebagai bahan bakar. Ketiga, perempuan setempat dapat menjual limbah briket tersebut sebagai sumber pendapatan.

“(Dengan cara ini), mereka mempertahankan mata pencaharian mereka, namun mereka tidak perlu menebang pohon,” kata Hajra Mukasa, Direktur Regional WEA Afrika Timur sekaligus pemimpin serta pendidik di UWWI.

Perlu Diadopsi

Pembuatan briket arang alternatif dari bahan organik merupakan praktik baik yang juga telah dimanfaatkan dan diteliti di komunitas lain di dunia, seperti Indonesia, Arab Saudi, dan Thailand.

Cara untuk membantu menghentikan deforestasi ini dapat ditingkatkan dan diadopsi di seluruh dunia, namun diperlukan upaya kolaboratif. Penelitian, kebijakan, dukungan, pembiayaan, dan partisipasi aktif dari pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal, semuanya penting dalam mengembangkan solusi atas deforestasi yang melestarikan alam, menghormati komunitas lokal dan masyarakat adat, serta melindungi penghidupan mereka.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Prayul Sartika
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Prayul adalah Reporter di Green Network Asia. Lulusan program Biologi Universitas Adi Buana ini memiliki passion yang kuat dalam menulis tentang keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan isu-isu lain terkait SDGs.

  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Meningkatkan Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Dukung Layanan Kesehatan
  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Meningkatkan Sistem Pertanian dengan Teknologi Drone
  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Aruba Akui Hak-Hak Alam Lewat Amandemen Konstitusi
  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Solusi Berbasis Alam untuk Pengelolaan Air Pertanian

Continue Reading

Sebelumnya: Program BASAMO: Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan untuk Anak dan Masyarakat Riau
Berikutnya: Pentingnya Tanggung Jawab dan Peran Produsen dalam Pengurangan Sampah

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

sebuah papan pengumuman bertuliskan ‘we are hiring’ tergantu di depan pintu SE Menaker untuk Hapus Diskriminasi dalam Rekrutmen Tenaga Kerja
  • Kabar
  • Unggulan

SE Menaker untuk Hapus Diskriminasi dalam Rekrutmen Tenaga Kerja

Oleh Abul Muamar
31 Juli 2025
model 3d rumah dengan panel surya dan kincir angin Urgensi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Peluang Energi Terbarukan Global
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Urgensi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Peluang Energi Terbarukan Global

Oleh Kresentia Madina
31 Juli 2025
seorang guru mengajari anak-anak Mengulik Dampak Pendidikan Profesi Guru dalam Meningkatkan Kualitas Calon Guru
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mengulik Dampak Pendidikan Profesi Guru dalam Meningkatkan Kualitas Calon Guru

Oleh Andi Batara
30 Juli 2025
Orang-orang melihat dan berjalan-jalan di sekitar hutan bambu Bagaimana Tosepan Titataniske Memimpin Upaya Komunitas untuk Pariwisata Berkelanjutan di Meksiko
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Tosepan Titataniske Memimpin Upaya Komunitas untuk Pariwisata Berkelanjutan di Meksiko

Oleh Attiatul Noor
30 Juli 2025
ruang kelas yang kosong dengan barisan rapi kursi dan meja dan tembok hijau Memutus Jerat Korupsi di Sektor Pendidikan
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Memutus Jerat Korupsi di Sektor Pendidikan

Oleh Seftyana Khairunisa
29 Juli 2025
beberapa orang yang beragam melakukan aktivitas fisik di taman kota yang dikelilingi pepohonan di Penang, Malaysia. Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua

Oleh Nazalea Kusuma
29 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Ahli GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.