Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Meningkatkan Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Dukung Layanan Kesehatan

Tanaman obat telah dimanfaatkan sejak dulu di seluruh dunia untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.
Oleh Prayul Sartika
25 Juni 2024
tanaman mint di dalam pot berbentuk cerek

Foto: Congerdesign di Pixabay.

Sampai saat ini, masih banyak orang di seluruh dunia kekurangan akses terhadap kebutuhan mendasar, termasuk layanan kesehatan. Untuk mengakalinya, banyak orang memanfaatkan tanaman obat sebagai alternatif, khususnya di Asia. Namun, di era modern, pemanfaatan tanaman obat telah jarang dilakukan. Sebagai dampaknya, informasi  dan pengetahuan berharga mengenai pengobatan dari zaman dulu bisa lenyap.

Jenis Tanaman Obat

Yang dimaksud tumbuhan obat adalah tumbuhan apa pun yang mengandung senyawa kimia yang memiliki nilai medis atau merupakan prekursor untuk sintesis obat yang bermanfaat. Tidak hanya dalam pengobatan tradisional, tanaman obat juga digunakan dalam sistem pengobatan modern.

Ada banyak jenis tanaman obat berdasarkan penggunaannya, seperti:

  1. Tanaman obat untuk pengobatan sinergis: Banyak senyawa yang ditemukan di setiap tanaman memiliki kemampuan untuk berinteraksi satu sama lain secara bersamaan, baik meningkatkan atau mengurangi fungsi satu sama lain atau menangkal potensi dampak buruk. Misalnya: Peony Cina dan kemangi dapat bekerja sama untuk menetralisir racun akibat interaksi obat. 
  2. Tanaman obat untuk mendukung pengobatan resmi: Kandungan tumbuhan dapat dikombinasikan dengan bahan kimia untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Misalnya obat berbahan dasar Paclitaxel dari pohon yew dan Camptothecin dari pohon bahagia selama ini digunakan untuk terapi kanker. 
  3. Tanaman obat untuk pengobatan preventif: Beberapa komponen tanaman obat terbukti efektif mencegah atau mengurangi risiko penyakit tertentu. Misalnya, komponen kimia dari Coneflower (Echinacea) yang dapat digunakan untuk memperkuat sistem imun tubuh. Tanaman ini juga dianggap bermanfaat untuk mencegah pilek dan flu.

Berbagai Pemanfaatan Tanaman Obat di Asia

Asia adalah rumah bagi lebih dari 38.660 spesies tanaman obat, dan merupakan salah satu pusat sumber daya hayati terbesar di dunia. Praktik pengobatan tradisional di Asia telah ada sejak dahulu kala. Contohnya di India, ada Ayurveda, yakni sistem medis yang mencakup yoga, akupunktur, pengobatan herbal, terapi pijat, dan perubahan pola makan. 

Di Indonesia ada jamu, minuman herbal yang telah ada sejak abad kedelapan. Jamu dengan beragam ramuan dapat menyembuhkan berbagai penyakit sesuai komposisinya.

Ada pula Pengobatan Tradisional China/TCM, yang mengatasi masalah kesehatan dengan berbagai pengobatan psikologis, fisik, dan/atau botani (seperti tai chi dan akupunktur). 

Sementara di Thailand, ada metode penyembuhan dan peningkatan vitalitas dengan menggunakan tumbuhan sebagai makanan dan obat. Pengobatan Thailand mendasarkan diagnosisnya pada keyakinan bahwa tubuh manusia terdiri dari tanah, air, udara, dan api. 

Selain yang telah disebutkan, tentu masih banyak contoh pengobatan tradisional yang menggunakan tumbuhan obat di berbagai belahan dunia. 

Pemanfaatan yang Aman & Berkelanjutan

Penggunaan tanaman obat akan tetap relevan dalam mendukung layanan kesehatan meskipun trennya menurun. Oleh karena itu, menjaga kelestarian tanaman obat  dan memastikan keselamatan manusia adalah hal yang sangat penting. 

Hal penting lain yang dibutuhkan adalah intervensi penelitian dan kebijakan terkait produksi dan komersialisasi tanaman obat serta kontribusinya terhadap perekonomian. Hal ini memerlukan kejelasan lebih lanjut untuk mengatasi pengetahuan yang sangat terfragmentasi mengenai sistem produksi tanaman obat dan metode pemanfaatannya, terutama menyangkut potensi (produksi, pemanfaatan, dan komersialisasi), tatanan kelembagaan (formal dan informal), dan keberlanjutan tanaman obat sebagai keanekaragaman hayati.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Continue Reading

Sebelumnya: Upaya Sumba Sustainable Solutions Tingkatkan Akses Listrik di Pedalaman Sumba
Berikutnya: Pemanfaatan AI Munculkan Potensi Budaya Baru dalam Dunia Kerja

Artikel Terkait

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
bendera tuvalu Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Oleh Kresentia Madina
2 Juli 2025
seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.