Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Mengenang Muhammad Arif Tasrif

Obituari ini terutama didedikasikan untuk Ghazan dan Shanum, putra dan putri almarhum. Semoga mereka belajar warisan ilmu dan kebijaksanaan ayahnya.
Oleh Marlis Afridah
3 Juli 2021

Arif (memakai batik) bersama Kepala Bappeda NTB dalam acara Bimbingan Teknis Penanggulangan Kemiskinan, Mataram, 30 Oktober 2018 | Foto: Muhammad Arif Tasrif

Saya menghormati dan akan selamanya mengingat seorang teman, mentor, dan penasihat yang luar biasa, Muhammad Arif Tasrif, yang meninggal dunia pada usia 47 tahun di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta, pada hari Senin, 28 Juni 2021, pukul 05.51 WIB. 

Memiliki akar etnis Bugis-Makassar, Arif lahir dan dibesarkan di lembah Gunung Tambora, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 03 Oktober 1973. Masyarakat setempat lazim memanggilnya Dae Arif. Mereka membanggakan Almarhum sebagai salah satu putra terbaik Dompu. 

Selama lebih dari 10 tahun terakhir, Arif telah bekerja dengan penuh semangat dalam kebijakan dan program pengentasan kemiskinan nasional. Almarhum menjabat sebagai Kepala Unit Advokasi Kebijakan Daerah, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia (Setwapres RI) dari awal berdirinya lembaga tersebut hingga akhir hayatnya.

Dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin unit advokasi daerah, Arif aktif melakukan perjalanan ke berbagai provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia. Almarhum memiliki semangat yang besar dalam membantu dan memfasilitasi pemerintah daerah untuk belajar, meningkatkan keahlian, dan maju menuju percepatan upaya pengentasan kemiskinan di wilayahnya masing-masing.

“Kerja advokasi membutuhkan passion yang kuat untuk melayani, apalagi menghadapi beragam karakter. Pengetahuan saja tidak cukup, kita harus passionate dan suportif” kata Almarhum sebagaimana yang saya ingat dari percakapan awal kami pada 29 Oktober 2018. 

“Yang saya maksud dengan suportif itu bukan semata soal sinergi teknis pekerjaan, tapi kesamaan komitmen untuk melayani orang-orang di daerah, for the sake of a new great Indonesia! Itu prinsip yang saya tanamkan pada tim saya, bekerja dengan hati dan otak sekaligus,” tambahnya. 

Pikiran Arif selalu bersama masyarakat miskin dan rentan. Almarhum meyakini kekuatan pemerintah daerah, khususnya dengan anggarannya, sebagai kunci pengentasan kemiskinan yang efektif dan efisien. Almarhum juga menyempatkan menulis wawasannya yang kaya di berbagai media nasional, tentang bagaimana pemerintah daerah dapat memaksimalkan penanggulangan kemiskinan sembari melayani mereka secara langsung dengan bantuan teknis di TNP2K.

Profesional yang Penuh Dedikasi

Muhammad Arif Tasrif di kantor Kepala Bappeda NTB, 30 November 2018 | Foto: Marlis Afridah

Saya ingat dengan jelas betapa Arif sangat bangga dengan lembaga, tim, dan pekerjaannya. Sepanjang saya mengenalnya, tidak pernah sekalipun saya mendengar Almarhum mengeluh tentang lembaga dan timnya. Almarhum adalah salah satu profesional paling berdedikasi yang pernah saya lihat, yang juga sangat peduli dengan keberlanjutan lembaga yang dilayaninya. 

“Secara obyektif, kehadiran TNP2K sangat dibutuhkan dan relevan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan nasional. Namun, keberlanjutannya akan tergantung pada niat baik (political will) dari kepemimpinan wakil presiden yang akan datang. Saya berharap wakil presiden terpilih akan bisa mempertahankan lembaga ini,” kata Almarhum secara jernih dan objektif dalam percakapan seputar Pilpres 2019 lalu.

“Aset teknokratik TNP2K yang berharga seperti data dan analisis serta jaringan institusi perencana di daerah harus diselamatkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penanggulangan kemiskinan nasional,” tambahnya.

Pemain Tim yang Hebat

Muhammad Arif Tasrif makan siang di restoran Ayam Taliwang favoritnya di kota Mataram, 30 November 2018 | Foto: Marlis Afridah

Arif juga seorang pemimpin visioner dan progresif, yang percaya pada kekuatan passion sebagai motor kesuksesan timnya. “Kesamaan visi itu kunci sukses sebuah teamwork, dan cara termudah untuk membangun kesamaan visi adalah dari kesamaan passion. Belasan tahun karir saya membuktikan itu,” ujarnya.

Almarhum memupuk budaya kemandirian dan ketangkasan di antara timnya. Mereka melakukan perjalanan ke berbagai daerah di wilayah Indonesia yang sangat luas untuk kerja advokasi penanggulangan kemiskinan dengan hanya beberapa anggota tim saja (catatan: rutin dilakukan sebelum pandemi Covid-19).

“Semua harus mandiri dan sigap. Nawaitu (niat) harus selalu dijaga. Gak boleh pakai cara-cara birokrasi lama. Gak boleh minta dilayani fasilitas apapun, termasuk minta antar-jemput dan oleh-oleh. Intinya harus jaga nama baik tim dan lembaga,” kata Almarhum tentang budaya kerja advokasi mereka di daerah.

Mentor yang Rendah Hati, Peduli, dan Mengayomi

Arif bersama saya di Islamic Center Mataram selepas shalat jumat, 30 November 2018 | Foto: Marlis Afridah

Saya merasa diberkati dan privileged mendapat kesempatan bertemu Arif dalam 3 tahun terakhir perjalanan pribadi dan profesional saya. Meskipun 3 tahun adalah waktu yang sangat singkat, mengingat kepergian Almarhum yang begitu cepat. 

Almarhum memiliki kemampuan membaca orang lain dan mengidentifikasi potensi mereka. Hal ini membuatnya percaya pada generasi millennial, yang tidak jarang mengalami ageisme. Kepercayaan itu membuatnya murah hati berbagi peluang dan kesempatan untuk bertumbuh, yang sangat penting bagi generasi muda. Saya ingat betul ketika Almarhum berkata “visi dan kreativitas anak muda Indonesia adalah jawaban tunggal untuk Indonesia baru.”

Di masa hidupnya, Arif adalah figur yang berpikiran terbuka, rendah hati, dan menghormati keragaman pendapat, budaya, bahkan afiliasi politik. “Saya biasa ngobrol dengan banyak teman dari semua komunitas. Hidup saya sehari-hari begitu,” katanya.

Bicara tentang kemungkinan beralih karir, Almarhum menyarankan generasi muda untuk tidak takut beralih karir jika mereka tidak mencintai apa yang mereka lakukan. Bahkan Arif sendiri juga pernah beralih karir, dari industri pertambangan ke dunia pembangunan, khususnya penanggulangan kemiskinan, di mana akhirnya Almarhum menemukan passion dan kebahagiaannya.

“Kita hanya perlu menjaga niat baik dan kesungguhan. Rezeki dari Allah swt. Itu sekaligus pengingat untuk diri saya sendiri,” ujar Almarhum mengomentari ketidakpastian hari depan, khususnya perihal karir dan pekerjaan.

Di luar kehidupan profesional, Arif Tasrif adalah penyuka puisi dan penikmat kopi. Almarhum menyukai puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohamad, dan tentu saja karyanya sendiri. Almarhum juga senang berlatih beberapa jenis olahraga, seperti tenis, sepak bola, bulu tangkis, joging, dan bersepeda.

Tim Green Network Asia dan saya pribadi menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga dan siapa pun yang berduka atas kepergian Arif di masa yang sulit ini. Saya yakin, banyak yang berduka atas kepergian sosok baik hati seperti Almarhum, yang kehadirannya telah menyentuh hidup banyak orang.

Semoga kita melanjutkan warisannya dalam mencintai masyarakat miskin dan rentan. Membantu mereka secara pribadi, profesional, kelembagaan, dan dengan cara apa pun yang kita bisa, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang menjadikan kemajuan upaya penanggulangan kemiskinan selama bertahun-tahun mundur ke belakang. 

Kami mendorong Anda untuk berbagi kenangan dan pemikiran tentang Almarhum.

Arif menyempatkan mengunjungi makam kedua orang tuanya di Mataram sebelum menuju bandara untuk kembali ke Jakarta, 30 November 2018 | Foto: Marlis Afridah

Editor: Agung Taufiqurrakhman

Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Marlis Afridah
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Marlis adalah Founder & CEO Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Ilmu Kebijakan Publik dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Ia seorang peneliti Kebijakan Publik dengan pendekatan interdisipliner dan praktisi Public Affairs dengan fokus terpadu pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional mendukung berbagai organisasi di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil melalui riset & advokasi kebijakan, government relations, dan stakeholder engagement di Asia.

  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Penciptaan Dampak untuk Pembangunan Berkelanjutan
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Wawancara dengan Tanah Sullivan, Head of Sustainability di GoTo
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Laporan Khusus Leaders in Sustainability 2023
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Insan Kebudayaan Penggerak Perubahan Sosial dan Lingkungan

Continue Reading

Sebelumnya: Rayakan Kelahiran Anak Perempuan, Desa Piplantri Tanam 111 Pohon
Berikutnya: Mengharap APBD Lawan Kemiskinan

Artikel Terkait

seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025
seorang anak berdiri di sebuah rumah kayu Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Abul Muamar
25 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.