Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Membuka Jalan Menuju Penerbangan Berkelanjutan di Pakistan

Di tengah titik kritis saat ini, membuka jalan menuju penerbangan berkelanjutan di Pakistan bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan.
Oleh Sajal Shahid
29 Agustus 2025
pesawat di atas landasan pacu

Ilustrasi: Irhan Prabasukma.

Industri penerbangan semakin mendapat sorotan karena kontribusinya yang besar terhadap perubahan iklim. Hal ini berlaku secara global, termasuk di Pakistan yang sektor penerbangannya terus berkembang. Industri penerbangan di Pakistan berada di titik kritis di mana penyelarasan antara pertumbuhan dengan praktik berkelanjutan bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan. Membuka jalan menuju penerbangan berkelanjutan di Pakistan kini semakin mendesak.

Industri Penerbangan Pakistan yang Sedang Berkembang

Industri penerbangan mungkin hanya menyumbang 2,5% dari emisi global, tetapi dampaknya sangat tinggi. Emisi penerbangan terjadi di ketinggian, di mana gas seperti nitrogen oksida (NOₓ) dan jejak kondensasi secara aktif berkontribusi terhadap pemaksaan radiatif. Fenomena ini secara efektif memerangkap panas, sehingga menghasilkan kontribusi yang lebih besar terhadap pemanasan global dibandingkan sekadar CO2.

Dengan perjalanan udara global yang terus bertumbuh, emisi penerbangan diproyeksikan akan berlipat dua kali atau bahkan tiga kali lipat pada tahun 2050 dalam skenario business-as-usual. Prospek ini merupakan pertanda buruk dalam lintasan iklim saat ini, dan intervensi yang tepat waktu sangatlah penting.

Kenyataannya, perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional terhadap mereka yang paling sedikit berkontribusi terhadap emisi global. Pakistan, misalnya, berkontribusi kurang dari 1% dan secara konsisten berada di peringkat 10 besar negara paling rentan terhadap perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, sektor penerbangan Pakistan merupakan industri yang sedang berkembang—begitu pula dengan jejak karbonnya. Tingkat emisi karbon tahunannya sekitar 1,94 juta ton dari penerbangan komersial domestik saja. Ditambah dengan lalu lintas udara internasional, menciptakan jalan menuju penerbangan berkelanjutan di Pakistan sangat relevan bagi masa depan dan pembangunan negara.

Kerangka Kebijakan yang Luas dan Dukungan Industri

Pemerintah Pakistan mengambil langkah konstruktif menuju arah ini dengan Kebijakan Perubahan Iklim Nasional (NCCP) 2021. NCCP mengakui dampak industri penerbangan terhadap pemanasan global dengan menguraikan tiga area perhatian yang jelas. Pertama, mendorong maskapai nasional untuk mempertimbangkan peningkatan armada yang irit bahan bakar. Kedua, mendukung inisiatif pengurangan emisi karbon Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), yang membangun kapasitas di negara-negara berkembang melalui berbagai proyek. Terakhir, Pakistan perlu mempertahankan peran aktifnya dalam pengembangan kebijakan mitigasi internasional.

Langkah ini telah didukung oleh beberapa maskapai penerbangan, seperti Pakistan International Airlines (PIA) yang memperbarui armadanya yang sudah tua dengan pesawat Airbus 320 yang lebih irit bahan bakar. Contoh lain adalah Airblue yang memperkenalkan pesawat A31neo yang dilengkapi dengan mesin LEAP-1A, yang diprediksi dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 20%.

Lebih lanjut, langkah-langkah ini juga didukung dengan rencana lain untuk mewujudkan penerbangan berkelanjutan. Salah satunya adalah sertifikasi ISO-14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan di bandara-bandara besar. Pakistan juga sedang mengambil langkah untuk mengembangkan fasilitas Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) pertamanya di Sheikhupura, dengan pendanaan bersama oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) dan International Finance Corporation (IFC). Pengembangan SAF, khususnya, merupakan upaya yang berharga bagi negara seperti Pakistan yang saat ini bergantung pada impor untuk memenuhi 40% kebutuhan energinya.

Area Kunci yang Terlewat

Meskipun semua ini merupakan langkah yang menggembirakan menuju penerbangan berkelanjutan di Pakistan, masih terdapat kesenjangan kritis. Meskipun NCCP merupakan kebijakan yang cukup berwawasan ke depan untuk kemajuan berkelanjutan, masih terdapat beberapa area kunci yang terlewat.

Sejauh ini, NCCP belum membahas penerbangan komersial swasta dan kedirgantaraan militer, meskipun kontribusinya terhadap emisi karbon terbilang signifikan. Misalnya, informasi publik tentang emisi penerbangan militer sama sekali tidak tersedia, ditambah dengan kurangnya permintaan akan transparansi dan akuntabilitasnya yang telah berlangsung lama.

Kesenjangan data ini, di antara data penerbangan lainnya, membuat proses identifikasi area prioritas menjadi jauh lebih rumit. Hal ini juga menghambat pengembangan sistem perencanaan bahan bakar nasional yang terintegrasi untuk mengkoordinasikan dan memenuhi kebutuhan yang diproyeksikan, sehingga semakin mengurangi efisiensi bahan bakar. Selain itu, tindakan konkret seperti penetapan target yang terukur dan berjangka waktu, mekanisme penegakan hukum, dan kerangka kerja penilaian dampak, juga masih alpa.

Menuju Penerbangan Berkelanjutan di Pakistan

ICAO telah mendeklarasikan target global nol emisi bersih untuk penerbangan internasional pada tahun 2050. Untuk mencapai target tersebut dan mengimbangi pemain regional seperti China dan India, yang aktif bergerak menuju praktik penerbangan berkelanjutan, Pakistan harus secara sadar mengevaluasi langkah-langkah ke depan.

Membangun kerangka kerja jangka panjang yang mempromosikan tanggung jawab lingkungan melalui pelaporan emisi akan memberikan manfaat jangka panjang yang substansial meski memakan waktu dan rumit. Bagi negara seperti Pakistan, yang telah memiliki kerangka kerja kebijakan yang luas seperti NCCP, tantangan utamanya terletak pada penerapan langkah-langkah yang jelas, terukur, dan dapat ditindaklanjuti yang membantu dalam upaya mencapai keberlanjutan.

Selain itu, menjajaki sumber pendanaan tambahan juga penting, antara lain dengan melibatkan organisasi pembangunan internasional dan kemitraan publik-swasta. Pada saat yang sama, Pakistan harus mendukung dan memberdayakan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta inisiatif lokalnya melalui investasi finansial, teknis, dan strategis. Meningkatkan penelitian dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk di lembaga-lembaga yang berfokus pada penerbangan seperti National Aerospace and Technology Park (NASTP), juga merupakan kunci. Pada akhirnya, perkembangan yang stabil, konsisten, dan kolaboratif akan menghasilkan perubahan positif yang penting dan bertahan lama.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Terbitkan thought leadership dan wawasan berharga Anda bersama Green Network Asia, pelajari Panduan Artikel Opini GNA.

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Sajal Shahid
+ postsBio

Sajal adalah Asisten Riset di Centre for Aerospace & Security Studies (CASS), Islamabad, Pakistan. Ia mengerjakan riset di bidang kedirgantaraan dan teknologi yang tengah berkembang, dengan fokus pada tantangan keamanan non-tradisional, termasuk keamanan lingkungan dan risiko strategis regional.

    This author does not have any more posts.

Continue Reading

Sebelumnya: Harapan akan Perbaikan Sistem Transportasi Umum di Kota Serang
Berikutnya: Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia