Penghapusan Jeepney dan Perlunya Modernisasi Kendaraan yang Inklusif
Jika Anda merasa mengalami jam sibuk yang sangat parah, itu tandanya Anda belum pernah ke Manila. Sebagai kota paling padat di dunia, jalan-jalan di Manila dipenuhi oleh kendaraan yang bergegas dan saling ingin mendahului. Salah satu penyebab kemacetan di kota ini adalah Jeepney. Namun, Jeepney dan para sopirnya kini berada di bawah ancaman penghapusan.
Sejarah Jeepney di Filipina
Jeepney di Filipina menguasai jalanan, membawa penumpangnya melintasi 685 rute. Selama beberapa dekade, moda transportasi nyentrik ini telah menyebabkan polusi, melepaskan 94% partikulat jelaga di Manila.
Jeepney awalnya merupakan pemanfaatan kendaraan lawas bekas kolonialisme Amerika. Setelah Perang Dunia II, Amerika meninggalkan jip-jip mereka di Filipina. Ketimbang membiarkannya berkarat, orang-orang Filipina lantas mengubah jip-jip tersebut menjadi jeepney, moda transportasi umum yang terjangkau. Jip-jip tersebut “bereinkarnasi” menjadi simbol budaya, inovasi, dan perlawanan Filipina.
Namun, jeepney kini akan dibersihkan dari jalanan.
Penghapusan Jeepney Lukai Masyarakat Miskin
Pemerintah Filipina sepertinya telah melupakan sejarah kuat jeepney. Pada tahun 2017, Badan Pengatur dan Waralaba Transportasi Darat (LTFRB) meluncurkan Program Modernisasi Kendaraan Utilitas Umum (PUVMP), yang biasa disebut Jeepney Phaseout (Penghapusan Jeepney), untuk menerapkan moda transportasi ramah lingkungan.
Meskipun niatnya baik, penerapannya menyedihkan. Program ini memandatkan pengemudi jeepney untuk membeli e-Jeepney yang harganya lebih dari 2 juta peso atau setara 43.000 dolar AS. LTFRB hanya mensubsidi 10% pinjaman, yang berarti bahwa pengemudi jeepney, yang bergantung pada gaji sebesar 2.000 peso, harus mendapatkan penghasilan dua kali lipat untuk membayar pinjaman dan menghidupi 118.000 keluarga yang bergantung pada pendapatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa program Penghapusan Jeepney merupakan sebuah skema yang bertujuan untuk memodernisasi kendaraan dengan membebani masyarakat miskin.
Untuk memberikan kredit kepada pemerintah, LTFRB mewajibkan pengemudi jeepney untuk membentuk koperasi guna mengurangi biaya individu, mendapatkan tunjangan pemerintah, dan menstandarisasi kondisi kerja. Namun, pengemudi jeepney harus membeli lebih dari satu e-Jeepney untuk dapat membentuk koperasi, sementara biaya untuk membeli satu e-Jeepney saja sudah mengganggu kestabilan pendapatan mereka.
Alih-alih membantu para pengemudi jeepney, koperasi tersebut justru menjadi cara bagi perusahaan-perusahaan besar untuk mengendalikan industri dan karyawan mereka. Pengemudi Jeepney khawatir kalau mereka bergabung dengan koperasi, mereka akan kehilangan gaji dan mata pencaharian yang didapat dari mengoperasikan jeepney mereka.
Penolakan Pengemudi Jeepney
Membawa budaya, inovasi, dan perlawanan yang melahirkan jeepney, para pengemudi jeepney di Manila dan sekitarnya menuntut bantuan keuangan yang lebih baik dalam program Penghapusan Jeepney. Federasi buruh seperti PISTON, MANIBELA, dan Tanggol Pasada Network telah mengorganisir pemogokan di seluruh Filipina dan menekan LTFRB untuk menunda batas waktu penghentian hingga 30 April.
LTFRB menunda tenggat waktu namun tetap menolak mengubah mandatnya. Akibatnya, puluhan ribu pengemudi jeepney yang diwakili oleh federasi buruh terus melakukan perlawanan. Sebab, jika bukan mereka yang melakukan advokasi untuk diri mereka sendiri, siapa lagi?
Namun jangan salah. Saya dan pengemudi jeepney bukannya menentang kendaraan ramah lingkungan dan transformasi menuju sistem transportasi yang lebih berkelanjutan. Kami hanya menentang hilangnya identitas budaya dan otonomi ekonomi akibat mandat yang tidak didanai dengan baik.
Pemerintah Filipina mendorong modernisasi dengan kedok “masa depan yang lebih hijau” sambil mengesampingkan faktor-faktor pendorong perbaikan lainnya, yaitu pengemudi jeepney. Kita tidak bisa mengatasi masalah kemacetan dan polusi di Manila tanpa memastikan bahwa pekerja berpenghasilan rendah diikutsertakan dalam visi kita bersama untuk Filipina yang lebih berkelanjutan. Penghapusan Jeepney merupakan sebuah mikrokosmos dari apa yang terjadi secara global: pengecualian terhadap suara-suara yang terpinggirkan dari kebijakan-kebijakan yang berdampak terhadap kehidupan mereka. Mengakhiri hal ini membutuhkan tindakan kolektif kita, baik dekat maupun jauh.
Perlunya Modernisasi yang Inklusif
Pada Desember 2023, PISTON mengajukan petisi yang meminta Mahkamah Agung untuk mengeluarkan perintah penangguhan sementara untuk menghentikan program Penghapusan Jeepney yang inkonstitusional. Mahkamah Agung tidak mengambil keputusan, sehingga memaksa PISTON melancarkan mogok kerja selama tiga hari untuk menghentikan tenggat waktu.
Setelah masa tenggang 15 hari, LTFRB berencana menghukum para pengemudi jeepney ini dengan menyita kendaraan mereka, menangguhkan lisensi mereka, dan melarang mereka menggunakan rute e-jeepney. LTFRB mengeluarkan pernyataan bahwa Filipina memiliki surplus jeepney, sehingga mereka yakin bahwa unjuk rasa itu hanya akan berdampak kecil pada modernisasi. LTFRB mengonfirmasi bahwa motif tersembunyi Penghapusan Jeepney adalah penghapusan pekerja yang dianggap dapat disingkirkan: pengemudi jeepney.
Sebagai orang Filipina-Amerika, saya tidak tahu kalau Jeepney Phaseout yang terkenal itu sebelum saya menemukan Sakay Na!, sebuah pasar di California tempat vendor Filipina-Amerika menggalang dana untuk pengemudi jeepney yang diwakili oleh Tanggol Pasada Network. Dari isu yang secara fisik berjarak sangat jauh, Jeepney Phaseout kini bergema di tanah imigrasi saya: Amerika. Pelestarian identitas Filipina saya sejalan dengan pembelaan saya terhadap pengemudi jeepney, dan bahwa suara kami penting dalam membentuk Filipina yang lebih baik.
Peralihan menuju transportasi yang berkelanjutan masih bisa diwujudkan selama peralihan ini mendukung penghidupan para pengemudi jeepney. Cara paling sederhana bagi pemerintah Filipina untuk mendorong modernisasi ini adalah dengan memberikan subsidi tunai yang lebih besar kepada pengemudi jeepney. Dengan berinvestasi pada sumber daya manusia dibandingkan pada kendaraan, mengubah skema program Jeepney Phaseout dapat mengatasi permasalahan sosio-ekonomi dengan lebih baik, sehingga mengarah pada modernisasi yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga berkeadilan.
Dengan tenggat waktu yang telah lewat dan respons LTFRB yang kejam, kita masih punya kekuatan kolektif untuk mendukung para pengemudi jeepney. Tanda tangani petisi PISTON, bergabunglah dalam aksi mogok di kota Anda, atau ikuti perangkat Pinay Collection dari Pinoy dimana kita dapat mendukung nasib pengemudi jeepney dari jauh. Orang-orang Filipina di masa lalu telah menciptakan jeepney dari sisa-sisa logam dan imperialisme, maka kita, orang Filipina dari Manila dan dari daerah lainnya, dapat mendorong program yang membawa modernisasi yang benar-benar memperjuangkan pekerjaan, kehidupan, dan pendapatan para pengemudi jeepney.
Editor: Nazalea Kusuma & Kresentia Madina
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Publikasikan thought leadership dan wawasan Anda bersama Green Network Asia, pelajari Panduan Artikel Opini kami
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Tara Lago adalah mahasiswa Columbia University, jurusan Ilmu Saraf dan Perilaku. Ia merupakan sejarawan Liga Filipina, kelompok Columbia University yang berbasis di Filipina, tempat ia mengadvokasi budaya, komunitas, dan aktivisme Pinoy. Di luar Liga Filipina, Tara menulis untuk Bwog dan melakukan penelitian di Pusat Kesehatan Columbia University.